KARYA SASTRA VS KARYA POPULER

Sri Al Hidayati

"Hari gini ngomongin Sastra?"

Banyak penulis yang berkonsentrasi menulis sastra dan ada pula menulis dengan gaya populer. Ini seakan menjadi jurang pemisah yang cukup jauh dan antara idealisme dan pasar. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh para kritikus sastra. Padahal saat ini kita tengah berada di zaman Antara (hybrid) yang ada begitu banyak kreativitas.

Saat membaca buku Catatan Mahasiswa Galau Negeri 5 Bahlul ciptaan Hendra Veejay dan R. Santika, tidak ayal kita dapat merenung dalam sebuah perjalanan panjang. Ceritanya absurd, gaya bahasanya ringan, namun kita bisa mendapatkan banyak hal selain suspen yang memikat tentunya.

Dalam materi Irfan Hidayatullah yaitu "Selamat tinggal Sastra", bahwa sekarang ini banyak yang menulis karya sastra dengan baru—namun tetap tersirat makna di dalamnya--, namun 'orang-orang lama' meragukan. Setiap tulisan pada akhirnya memiliki pembacanya sendiri.

Kembali kepada cerita di dalam novel Negeri 5 Bahlul, kita seringkali menghadirkan tokoh berada dalam angan-angan yang tidak benar-benar hidup yang berputar-putar di pikiran saja.

Seperti tokoh John, Mali, Charles, itu hanya rekayasa di pikiran Milad. Dasar bahlul! Gundul! Tokoh yang akhirnya membuka pikiran Milad. Milad yang harus segera sadar antara dua imajinasi dan realitas. Dan penghubungnya adalah Nunik, ibunya sendiri.

Novel cerdas yang membuat kita tersadar: jangan-jangan kita  terjebak antara dua dunia yakni imajinasi dan dunia realitas.


Bandung, 16 Maret 2012

2 comments

  1. Belum baca bukunya euy...
    Setiap karya memang akan menemukan pembacanya sendiri ya... :)

    ReplyDelete