REVIEW EVENT: SPIRITUAL FINANCIAL PLANNING OLEH ISTI KHAIRANI


Teh Isti memberikan materi Spiritual Financial Planning
Sudahkah rutin mencatat pengeluaran bulanan keluarga Anda?
Apa yang disebut sebagai Spiritual Financial Planning?

Selasa lalu (28/6) di Jalan Cisitu Indah VI No. 188 dibahas tuntas mengenai neraca keuangan para ibu-ibu yang hadir dalam acara Spiritual Financial Planning. Ini adalah kali kedua acara setelah sebelumnya, Kamis (23/6) diadakan acara yang sama di tempat yang berbeda yakni Galenia Mom and Kids.

Bumi Inspirasi Learning bergerak dalam bidang edukasi dengan perencanaan keuangan dan ramah lingkungan. Founder Bumi Inspirasi, yaitu Isti Khairani atau yang disapa Teh Isti, kelahiran 1980, alumni Teknik Industri ITB angkatan 98, juga sekaligus merupakan founder Bank Sampah Bumi Inspirasi.

Teh Isti, pasangan dari Aryo Wityasmoro telah dikarunia dua putri ini mengisahkan bahwa titik perubahannya berawal sejak pulang haji di tahun 2012. Saat itu, Teh Isti masih berusia 32 tahun, dan masih bekerja di sebuah bank konvensional di Bandung.


Saat pulang haji, beliau mengaku galau dan akhirnya semakin mantap dengan jalannya untuk keluar dari Bank Konvensional tersebut. Hal yang membuat hatinya semakin mantap yakni saat membaca terjemahan Al Quran.


"Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju, maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS An Nisa, 4: 100)

Dalam tiga tahun terakhir, Teh Isti mengungkapkan bahwa orientasinya kini bukan hanya untuk dirinya pribadi dan keluarga, namun untuk lingkungan masyarakat juga.

Teh Isti telah banyak mengisi training dan menjadi narasumber terkait financial planning dari mulai edukasi financial untuk mahasiswa, narasumber untuk financial education for kids, narasumber perencanaan keuangan keluarga, sampai training for trainer untuk pekerja migran Hongkong.

Setiap keluarga tentu menginginkan kebahagiaan di dunia dan mendapat surga di akhirat kelak. Tentunya kebahagiaan di dunia tak lepas dari memiliki harta yang bukan banyak menjadi ukuran, namun berkah. Harta yang Allah Swt. titipkan mesti kita manfaatkan dan kita yakini bahwa harta adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan.

Sebagai seorang Muslim, penting untuk membersihkan harta yang kita punyai. Selain selalu mengutamakan menjaga kehalalan dari harta, membersihkan harta merupakan hak Allah Swt. yang harus kita tunaikan. Sementara kehalalan harta membuat hidup kita semakin berkah.

Spiritual financial planning meliputi:
  1. Sacrifice (Kurban) yang bertujuan membebaskan manusia dari belenggu harta maupun kekikiran.
  2. Pilgrimage (Haji) yang   merupakan salah satu rukun islam, untuk lebih mengetahui makna hidup, makna syukur, sabar dan istiqamah beribadah.
  3. Alms (Zakat) berfungsi membersihkan harta.
  4. Charity (Infaq/ shadaqah) melipatgandakan harta. Prioritas dapat diberikan kepada orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan dalam perjalanan.
  5. Endowment (wakaf) yang merupakan harta abadi yang terus bermanfaat. Amalan yang terus mengalir setelah manusia meninggal.
“Dan orang-orang yang apabila dalam membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian itu.” (QS Al Furqan, 25: 67)

Sudahkah kita membelanjakan harta secara baik atau tidak berlebih-lebihan?
Robert T. Kiyosaki menyatakan bahwa berapa banyak yang kita simpan itu lebih penting daripada berapa yang kita peroleh. So, sudah “saving’ kah kita?

Setiap orang membutuhkan perencanaan keuangan seumur hidup. Kita mesti merencanakan:
  1. Dana pendidikan anak
  2. Dana pensiun
  3. Beli rumah
  4. Dana haji
  5. Dana darurat
  6. Membangun masjid
  7. Dsb

Pada saat seminar, Teh Isti meminta peserta yang hadir untuk mencatat pencapaian lima tahun mendatang, meliputi impian diri sendiriimpian keluargaimpian masyarakat, dan impian ibadah.

Kala itu saya mencatat ingin sekali bisa membuat novel sebelum usia 30 tahun. Selain itu ingin melatih soft skill lebih dari hal memasak dan mengajar. Terutama diaplikasikan untuk anak sendiri agar mencintai iqra dan Al Quran sejak kecil.

Impian keluarga Alhamdulillah sudah memiliki rumah, dan kalau impian keluarga ingin sekali punya target liburan ke luar kota atau ke luar negeri.

Impian masyarakat ingin punya TK/TPA. Aamiin ya Allah. Dan impian ibadah ingin bisa berangkat haji sekeluarga dan kalau ada rezeki dulu untuk umrah sangat ingiiin sekali. Semoga Allah Swt. mampukan. Aamiin.

Teh Isti juga menjelaskan bahwa karena kursi porsi haji bisa didaftarkan sekarang, dan menunggu keberangkatannya bisa 5-8 tahun, maka sebaiknya membuka pintu keberkahan dengan membuka rekening haji terlebih dahulu. Bangun impian dengan action.
Peserta antusias mendengar pemaparan Teh Isti

Setelah menetapkan impian, susun action, tentukan ukuran, dan evaluasi. Insya Allah impian terwujud. Yang terdekat misalnya biaya sekolah anak ketika usia 5 tahun, lalu biaya kuliah anak 600.000 per bulan untuk satu orang anak. Untuk haji misalnya kita memposkan anggaran 1 juta per bulan, dst.

Menetapkan tujuan masing-masing bisa berbeda-beda setiap keluarga, misalnya untuk DP Rumah, Biaya masuk SD, Biaya kuliah S1 anak, daftar porsi haji, dsb.

Penting pula untuk menyiapkan dana darurat sebesar tiga kali dari pengeluaran bulanan. Bagi seorang pebisnis, maka dia harus menyiapkan uang sebesar 12 kali pengeluaran bulanan. Karena pebisnis risikonya lebih besar, dibanding karyawan yang bisa rembes misalnya.

Selain itu, yang menjadi catatan adalah infak rutin untuk orang tua. Kalau tidak dengan yang dengan makanan atau barang juga tidaklah mengapa. Dan yang perlu digarisbawahi bahwa memberi jangan ke satu pihak saja, misal ibu dari suami, namun kalau bisa memberi ke kedua belah pihak.

Mengelola Dana THR
Sebenarnya Bab THR sudah lewat, namun bisa kita review kembali agar mencatat dan memisahkan pos-pos THR, misalnya pos untuk memberi pada orang tua, angpau untuk ART, cicilan-cicilan, dan zakat maal.

Pada saat jelang lebaran, penting pula melakukan smart shopping yakni berbelanja sesuai catatan yang menjadi prioritas, jangan sampai malah menjadi konsumtif. Selalu BBM, yakni Belanja Hemat, Berbagi dan Belajar Menabung. Mesti membedakan mana keinginan, dan mana kebutuhan.

Kita tidak bisa mengatur harga bahan makanan, tapi kita bisa mengatur menu di meja makan.
Kita tidak bisa mengatur pendidikan anak, tapi kita bisa menyiapkan dananya sedini mungkin.
Kita tidak bisa mengatur terjadi atau tidak terjadinya bencana, tapi kita bisa menyiapkan diri untuk menghadapi kondisi sulit.

Intinya, mencoba mengelola dengan baik apa yang telah Allah Swt. berikan. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Selamat membuat perencanaan keuangan pribadi dan keluarga, ya!

3 comments