DARI BANDUNG KOTA KREATIF SAMPAI PEMERINTAHAN YANG MELAYANI PUBLIK DENGAN SMART CITY

Jumlah penduduk Indonesia dari hasil proyeksi penduduk oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2016 yakni sebanyak 258 juta orang. Menurut BPS, populasi penduduk Indonesia saat ini lebih didominasi oleh kelompok umur produktif yakni antara 15-34 tahun.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia tengah memasuki era bonus demografi, yakni kelebihan penduduk usia produktif bisa dimanfaatkan untuk peningkatan pembangunan. 

Maka, bonus demografi inilah yang kebanyakan usia produktif yang tertarik dengan kemajuan teknologi informasi dan sangat menerima perubahan terutama dalam menyikapi pemerintahan dan keseharian lewat infomasi teknologi bisa saling berkaitan dengan konsep smart city.



Konsep smart city sendiri pertama kali dikemukakan oleh IBM, perusahaan komputer ternama di Amerika. Perusahaan tersebut memperkenalkan konsep smart city untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.

Untuk menyukseskan konsep kota pintar ini, IBM menelurkan enam indikator yang harus dicapai. Keenam indikator tersebut adalah masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.

Di Indonesia, perjalanan menuju konsep smart city ini juga sudah mulai berjalan di kota kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar.

Bahkan, dalam waktu dekat, kota Bandung akan menjadi percontohan sebagai kota pintar pertama lewat konsep Bandung Technopolis.

Suhono Harso Supangkat, ahli smart city dari ITB berpendapat mengenai teknis sebuah kota pintar bekerja. Beliau mengungkapkan bahwa smart city akan membuat kemacetan bisa perlahan teruraikan. Misalnya ketika kendaraan dalam keadaan merayap, ada sensor di lampu lintas yang akan memindai keadaan hingga membuat lampu hijau menyala lebih lama untuk jalur yang merayap. 

Contoh lain yakni daerah kotor, maka sensor membacanya, lalu ada alat pembersih yang membersihkan daerah kotor tersebut. Dalam hal ini, sensor akan mendapatkan peran vital untuk menunjang sebuah konsep smart city.

Bandung dan Smart City
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di provinsi Jawa Barat, selain sebagai ibu kota dari provinsi yang sama. Kota ini juga merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk.

Bandung yang dikenal dengan Parijs van Java karena keindahannya. Juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.

Dalam buku Aku, kamu dan Media Sosial karya Ridwan Kamil mengungkapkan, “Layaknya kota-kota besar lainnya di Indonesia, Bandung pun penuh beragam masalah khas kawasan urban: lalu lintas, banjir, PKL, kampung kumuh, premanisme, dan beragam masalah sosial lainnya. Aneka permasalahan ini tidak akan pernah selesai jika hanya pemerintah kota dan jajarannya saja yang bekerja. Kolaborasi, bergerak bersama-sama adalah jawabannya. Oleh karena itu untuk membangun kebersamaan itu, ‘networking is everything’. Itu adalah pilihan paling tepat.”

Saat ini, di kota Bandung telah terdapat 5000 wifi di setiap ruang publik, pelayanan publik lewat jaringan sosial media seperti twitter setiap dinas memiliki data digital kartu parkir berbayar smart goverment dengan meng-upgread sistem di pemerintahan dari paper ke paperless dengan sistem informasi yang user friendly Bandung akan punya kota pintar yang akan dinamai 'Bandung Technopolis' seluas 400 hektar. Kota pintar di Gede Bage itu nantinya akan menjadi prototipe penerapan smart city di Indonesia.

Bandung kini patut berbahagia karena telah memperbanyak ruang publik sebagai interaksi. Dari mulai Taman Lansia, Taman Fotografi, Taman Jomblo, Taman Film, Taman Vanda, Taman Pustaka Bunga Cilaki, Taman Pasupati, Taman Sketboard, Taman Musik Centrum, Taman Lansia, Taman Super Hero, Taman Petpark, dan lain sebagainya.

Selain itu Bandung memiliki Bandung Creative City Forum (BCCF) atau Perkumpulan Komunitas Kreatif Kota Bandung diantaranya aktif di Gerakan Bike Sharing dan Beberes Bandung, kemudian aktif di Indonesia Berkebun, Gerakan Sejuta Biopori, dan Gerakan Pungut Sampah.

Dalam perkembangannya, walikota Bandung ini juga melakukan kerjasama antardaerah dan luar negeri.

Di Asia, walikota Bandung ini menjalin kerjasama dengan Seoul, Korea Selatan, untuk menjajaki kerjasama bidang Teknologi Informasi, Jepang untuk kerjasama bidang lingkungan dan penanggulangan banjir, dan Beijing, Tiongkok, untuk promosi wisata Kota Bandung. Termasuk mempromosikan Little Bandung yang sudah Go International di Malaysia,  Paris melalui Little Bandung Wall dan serta Seoul tidak lama lagi akan dibuka.

Kerjasama dengan Belanda yakni dalam sistem pengelolaan air, sistem pengelolaan kereta api dengan Perancis, dan melihat dari dekat pabrik monorel di Jerman.

Smart City bertujuan menunjang dan memudahkan aktivitas manusia dalam berbagai hal. Walikota Bandung mengalanogikan bahwa, "Seperti kita sekarang sebagai individu menggunakan smartphone untuk memudahkan urusan. Bedanya, kita gunakan ini untuk manajemen perkotaan," ujarnya.

70% masalah di kota Bandung selesai karena Smart City
Pada acara Indonesia Smart City Forum 2016, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa 70 persen permasalahan di Kota Bandung telah terselesaikan dengan konsep smart city melalui ragam pemanfaatan teknologi informatika atau aplikasi yang berorientasi pada pelayanan masyarakat.

Diantaranya yakni 300 aplikasi yang telah dibuat Pemerintah Kota Bandung untuk mendukung menyelesaikan permasalahan baik di lingkungan masyarakat maupun di internal birokrasi. Salah satunya aplikasi layanan aduan masyarakat (Lapor!) membantu menyelesaikan permasalahan kota.

Sebuah terobosan kreatif, bahwa Dinas pemerintahan kota Bandung melahirkan kurang lebih 30 akun twitter dari mulai Satpol PP kota Bandung, Pemkot Bandung, Diskar Bandung, Bandung Dinas Tenaga Kerja, Dinas Sosial, Dinas tata ruang dan cipta karya, Bappeda, Dinas Perhubungan, Bagian Hukum dan HAM, Bagian Ekonomi dan Sekretaris Daerah kota Bandung, Diskominfo Bandung, Diskamtam Bandung, Disyanjak, Kecamatan Cinambo, Kelurahan Cisurupan Maju, dan kecamatan kelurahan lain yang ada di Bandung untuk menjawab permasalahan yang ada di kota Bandung.

Ada dua pengembang aplikasi lokal asal Bandung, No Limit dan RGB yang merilis sebuah portal yang berfungsi untuk melakukan monitoring terhadap akun-akun pemerintahan Kota Bandung. Portal ini diberi nama Suara Bandung yang akan memonitor ke 30 akun dinas dinas pemerintahan Kota Bandung tersebut.

Melalui portal ini, setiap tahun dinas di jajaran Pemkot Bandung akan dinilai performanya berdasarkan parameter “respon rate”. Parameter ini diukur dari jumlah tanggapan akun dinas dibandingkan dengan keluhan yang masuk ke akun dinas tersebut. Akun dinas ini kemudian diberi peringkat berdasarkan respone rate tadi.


Semua mention yang diterima oleh setiap akun dinas dianalisis, dan akhirnya diberi skor berdasarkan berapa banyak sentiment positif atau negatif yang diterima.

Di bidang teknologi informasi, terobosan-terobosan yang telah dibuat diantaranya adalah program e-Kelurahan, penerapan aplikasi untuk pengaduan masyarakat secara online melalui penerapan aplikasi SIP (Sistem Informasi Penilaian) dan LAPOR.

Dalam buku Aku, Kamu dan Media Sosial karya Ridwan Kamil, keuntungan e-kelurahan digulirkan pertama kali di Kel. Sadang serang kec. Coblong :
  1.  Kegiatan pelayanan publik pemerintah bisa secara online
  2. Pelayanan publik dapat dimaksimalkan efektivitas dan efisiensinya, terutama di tingkat kelurahan.
  3. Dokumentasi dan data kelurahan tertata dengan baik dan informasi aktivitas kelurahan pun menjadi lebih transparan.
  4. Proses administrasi kelurahan akan berlangsung secara otomatis, seperti pembuatan surat keterangan, pendataan penduduk, potensi daerah, layanan administrasi dan pengarsipan.
  5. Sistem pengarsipan akan lebih tertata dan lebih terjamin keamanannya karena sistem informasi e-kelurahan ini memanfaatkan penyimpanan data berbasis cloud computing (komputasi awan) dengan webbase sadangserang.aplikasi-kelurahan.com; sistem ini pun didukung akses internet speedy dan @wifi.id.
  6. Fitur yang ada di dalam e-kelurahan terbilang lengkap diantaranya ada dashboard dan chart, layanan mandiri, search engine, laporan, profil daerah, alur kerja dan kolaborasi,a lert/reminder sistem, arsip, template dokumen, pusat data, kinerja pelayanan, dan info potensi daerah sehingga akan sangat memudahkan bagi siapa saja yang membutuhkan informasi terkait.
Konsep itu semakin mengajarkan masyarakat dan aparat pemerintah untuk lebih melek teknologi dan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Selain diwajibkannya SKPD memiliki akun media sosial, pemerintah kota Bandung juga membuat pusat kendali yang disebut BCC (Bandung Command Center). 



Di bidang pendidikan, Ridwan Kamil telah melakukan reformasi dalam sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara online.

Pemerintah Kota Bandung menghapus sistem kluster sekolah untuk pendaftaran siswa pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2014. Hal tersebut untuk menghilangkan kesan diskrimasi berbasis akademis yang kerap muncul di masyarakat. Calon peserta didik bisa memilih sekolah berbasis wilayah yang dekat dengan rumah, sehingga mengurangi kemacetan di kota Bandung.



Aplikasi terbaru yang diluncurkan belum lama ini adalah aplikasi bernama Gampil. Peranti lunak ini memudahkan urusan para wirausaha di bidang perizinan.


Selain itu, untuk menguatkan konsep smart city, Bandung pada 3 Februari 2017 meluncurkan aplikasi “e-Musrenbang” (Musyawarah Perencanaan Pembangunan). Aplikasi ini bertujuan semakin memudahkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan daerah.

E-Musrenbang merupakan aplikasi hibah dari Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Jawa Barat. Aplikasi tersebut, memudahkan para ketua RW memasukkan data aspirasi dari masyarakat. Dengan begitu, para ketua RW akan terlibat aktif dalam menyampaikan usulan kebutuhan kegitan yang bakal dilaksanakan di wilayah masing-masing.

Dengan adanya e-Musrenbang, masyarakat bisa mengetahui kejelasan status usulannya. Mengapa disetujui dan mengapa tidak, sehingga ada kejelasan dan warga bisa memahami setelah ada konfirmasi.

Sederet penghargaan diraih kota Bandung
Sederet penghargaan yang diraih di kota Bandung, diantaranya penghargaan juara pertama Indonesian Digital Economy Award 2016 kategori Kota disusul Kota Bogor sebagai juara dua, dan Tangerang juara tiga dalam perhelatan Jakarta Marketing Week (JMW) 2016.

Selain itu Kota Bandung menerima Piala Adipura Kirana pada Juli 2016. Setelah tahun sebelumnya, Kota Bandung juga mendapat Piala Adipura untuk kategori kota metropolitan. Adipura Kirana merupakan penghargaan yang penilaiannya dititikberatkan pada kota yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan, pariwisata, dan investasi yang berbasis pengelolaan lingkungan hidup. 

Bandung juga mendapatkan penghargaan Natamukti Nindya akhir November 2016 lalu karena berhasil mewujudkan mempromosikan Kearifan Lokal dan menciptakan investasi UMKM di daerahnya, mendukung daya saing Produk Lokal UMKM di daerahnya, serta menciptakan ekosistem UMKM yang baik di daerahnya.

Penghargaan lainnya adalah dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) karena telah menerapkan program Selasa Tanpa Rokok, penghargaan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) kategori pembinaan dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, penghargaan Wali Kota Terbaik dunia dalam Forum Young Leadership Simposium World Cities Summit di Singapura, penghargaan Social Media Award 2016 kategori kepala daerah sebagai tokoh yang mendapatkan sentimen positif, penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Kemenhub dalam bidang penataan lalu lintas dan transportasi, serta penghargaan-penghargaan lain yang belum disebutkan disini.

Smart city sebagai indeks kebahagiaan masyarakat
Smart City sendiri bertujuan untuk membuat masyarakat bahagia sehingga indeks kebahagiaan masyarakat meningkat. Di kota Bandung, Ridwan Kamil yang baru menjabat Walikota sejak tahun 2013 telah membuat inovasi besar dan pemanfaatan Media sosial, kontrol manajemen, dan birokrasi tanpa sekat melalui Teknologi Informasi.

Terakhir, yang terpenting bukan banyaknya aduan yang masuk pada pemerintah kota. Tapi terurainya masalah menjadi berkurang. Solusi itu penting. Cocok sekali dengan kebanyakan usia produktif saat ini yang merupakan bonus demografi di Indonesia, para usia produktif inilah yang biasanya akan aware dan menyampaikan kesulitan-kesulitan yang ada di sekitar mereka untuk disampaikan pada pemerintah kota. Semoga kota-kota di Indonesia bisa move on dan menjadikan Smart City Indonesia lebih baik lagi untuk kehidupan mendatang. Semoga.***

*Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition Gamatechno


3 comments

  1. Bandung selalu betah disini, seneng bisa jadi urang bandung. Hidup Bandung! Hidup pak Ridwan Kamil!

    ReplyDelete