Peran Bunda Mendidik Gaya Hidup Halal dalam Keluarga

sumber diambil dari suara-islam.com

Pada Kamis, 29 September lalu di Gedung Serba Guna ITB saya mengikuti seminar yang diadakan oleh Ibu Institut Profesional Bandung, Pusat Halal Salman, dan Bumi Inspirasi Learning Center mengenai “Peran Ibu Mendidik Gaya Hidup Halal dalam Keluarga”. Acara diisi oleh Ir. Dina Sudjana yang beraktivitas di Pusat Halal Salman ITB.

Beliau menyadarkan pada kami yang hadir bahwa makanan berdampak pada pertumbuhan jasmani dan rohani. Nilai dan keyakinan atas adanya kewajiban untuk memilih produk halal disokong maksud hadits Rasulullah saw., “Tidak akan masuk surga, orang yang dagingnya tumbuh dari (makanan) yang haram, neraka lebih pantas baginya.” (HR Ahmad)

Bu Dina, The Nca (IIP Bandung) dan Isti Khairani (Bumi Inspirasi Bandung)
Bu Dina, lulusan Teknologi Pangan pernah tinggal di Jepang selama 6 tahun. Saat itu beliau mencari makanan yang tidak dicampur dengan sake, mirin ataupun kuah Babi Jepang. Sehingga penting bagi Bunda pula menyajikan menu Halal dalam keluarga, dan mulai mengurangi makanan yang tidak thayyib.

Halal adalah segala sesuatu objek  (makanan dan minuman) atau kegiatan yang diijinkan untuk digunakan atau dilaksanakan dalam agama islam. Beliau menjelaskan bahwa halal saja tidak cukup, namun juga harus Thayyib. Halal dan Thayyib adalah satu kesatuan, kalau tidak thayyib maka tidak boleh dimakan. “Halal adalah statusnya, Thayyib adalah sifatnya”, ujar Bu Dina. (Thayyib : Aman, sehat, bergizi, bermutu)

Misalnya Baso yang mengandung borak. Tidak boleh dimakan karena tidak thayyib. Thayyib itu aman, sehat, bermutu dan bergizi. Contoh lain misalnya jajanan yang kurang sehat, tidak ada gizinya lebih baik ditinggalkan.

Selain itu misalnya air minum dalam kemasan juga harus diperhatikan karena proses filtrasi-nya menggunakan karbon aktif yang bisa berasal dari tulang babi atau hewan halal yang penyembelihannya tidak sesuai syariah. Atau agar bekerja secara efektif, resin dalam ion exchange yaitu disalut dengan gelatin yang bisa berasal dari kulit atau tulang babi. Maka, penting memerhatikan kualitas makanan yang bergizi bagi tubuh agar bisa berdampak baik untuk kesehatan di masa tua.


Bunda bisa mulai melakukan hal ini agar bisa mulai mendidik gaya hidup halal dalam Keluarga. Berikut rinciannya:
1. Mengajarkan kepada anak untuk mengecek logo halal sebelum makan snack/ minuman ringan. 
Penting membaca ingredients jadi tahu mana yang boleh dan tidak. Bu Dina mengajarkan anak-anaknya sejak kecil membaca ingredients. Jika ada logo Halal MUI maka tak perlu kuatir. Mengajarkan hal tersebut pada anak akan berdampak nantinya, sehingga anak akan teliti terlebih dulu ketika akan mengkonsumsi suatu makanan atau minuman. Bila khawatir dengan makanan di luar, masakan sendiri lebih aman bagi mereka terhindar dari makanan yang haram.

2. Konsisten untuk mengecek logo halal atau bahannya. 
Penting Bunda untuk konsisten mengecek logo halal atau bahannya. Selain itu, titik kritis pada bahan makanan biasanya terdapat pada Ingredien Pangan (Terigu, Minyak, Isolat protein dll), dan Pada Bahan Tambahan Pangan seperti Pewarna biasanya diekstrak menggunakan alcohol , Pengemulsi menggunakan lemak babi, Penjernih menggunakan arang aktif berasal dari tempurung kelapa atau tulang).

Menurut Bu Dina, kita tidak tahu pasti kehalalan bahan-bahan yang digunakan, banyak bahan atau penyusun bahan diimpor, proses pembuatan juga tidak tahu, serta banyak jalan dan bahan awal dalam pembuatan suatu ingredient dan aditif pangan. Namun pengupayaan dengan mengecek logo halal, insya Allah menjadi sarana kehati-hatian bagi kita sebagai umat Muslim.

Dari sumber Halal Corner, bahwa salah satu contohnya yaitu Cermati kehalalan keju. Keju terbuat dari susu hewan seperti sapi, domba, kambing, unta, atau susu hewan lainnya. Berbagai jenis keju dapat kita jumpai di pasaran seperti cheddar, edam, emmental, beaufort, Gloucester, Cheshire, fontina, dan  lain-lainnya yang penamaannya didasarkan pada asal bahan, asal daerah dan proses pembuatannya. Keju merupakan hasil penggumpalan susu menggunakan asam atau enzim yang menghasilkan supernatan disebut crude keju dan cairan yang disebut whey. Salah satu enzim yang dipakai adalah rennet.

Rennet adalah enzim protease yang digunakan untuk menggumpalkan susu menjadi keju. Sumber rennet dapat berasal dari lambung mamalia atau proses microbial.

Kita harus hati-hati memilih keju, karena keju yang tidak halal bisa saja dibuat dengan bantuan enzim rennet yang diambil dari lambung anak babi. Selain itu media yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri tersebut bisa berasal dari media yang haram. Jadi mulai sekarang berhati-hatilah membeli keju dan pilihlah keju yang bersertifikat halal.

3. Mengkonfirmasi kehalalan kepada penjual 
Saat membeli jajanan ringan di luar misalnya bakso ataupun batagor, Bunda bisa mengkonfirmasi kehalalan kepada penjual, sehingga Bunda tidak perlu khawatir dengan pemberitaan di media misalnya tentang bahan pengawet, atau bahannya ada daging celeng (naudzubillah) dan sebagainya.

Sebenarnya mengapa orang Islam begitu peduli mengenai hal ini? Bu Dina dalam seminarnya bercerita bahwa saat di Jepang, orang Jepang bertanya, mengapa Islam menjelaskan fakta ilmiah efek dari mengkonsumsi Babi, sedangkan saya sejak kecil sampai kakek-kakek makan babi sehat-sehat saja. Sedangkan orang Indonesia muda malah sakit-sakitan?

Lalu Bu Dina menjawab bahwa memang yang tepat jawabannya adalah karena Islam melarangnya. Sebagai ujian bagi umat Muslim agar menaati perintah Allah Swt. umat muslim-lah yang mesti taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. maka ketika diceritakan bahwa dalam Islam ada larangan tersebut, orang Jepang tersebut memahaminya.

4. Saat membeli daging ayam atau daging sapi di pasar, Bunda bisa mengkonfirmasi kepada penjual tentang kehalalan proses dan pemotongannya.
Saat kita membeli ayam, apakah kita tahu apa ayamnya disembelih dengan sesuai syariat misalnya menyebut nama Allah ketika disembelih? Atau jangan sampai ayam yang dipakai adalah ayam tiren (ayam mati kemaren), sehingga menjadi meragukan. Hmmm…

Bu Dina berbagi cerita mengenai kunjungannya ke Rumah Potong Unggas beliau melihat jauh dari halal dan thayyib. Misal ketika menyembelih ada yang sambil merokok. Mungkin tidak tahu juga apakah ingat untuk menyebut nama Allah ketika menyembelih? Maka penting membina para jagal agar mereka bisa diberi pemahaman bahwa menyembelih dengan menyebut nama Allah, dan cara-cara yang sesuai dengan syariat Islam. Jika membeli ayam atau daging sapi di supermarket, bisa juga mencari yang telah memiliki sertifikasi halal.

Selain itu penting pula membedakan mana daging sapi dan daging babi, sehingga tidak ditipu ketika membeli daging, karena ada juga lho yang menjual daging oplosan alias dicampur. Daging babi menjadi incaran oknum karena dagingnya paling murah Rp 40.000/kg. Paling mahal saat perayaan Imlek. Selain itu babi beranak banyak, sehingga penting bagi muslim untuk berhati-hati karena Islam mengharamkan babi, termasuk sebagai ujian bagi umat Muslim agar menaati perintah Allah Swt.

5. Bunda harus tahu bahan-bahan bumbu masak yang mengandung alkohol atau bahan non-halal lainnya.
Kecap asin tidak mengandung alkohol. Dalam QS Al Baqarah ayat 172. Penting mengetahui bahwa bahan masakan juga berlogo halal. Misalnya kecap asin, pewarna makanan, dan sebagainya. Sehingga kita yakin bahwa bahan masakan yang kita makan halal.

Berikut beberapa makanan yang mesti dihindari:

  1. Khamr. Minuman keras atau alcoholic beverages ada 3 kelompok : 1. Wine, 2. Bir, 3. Spirit (Liquor, Liquers atau cordials) 
  2. Bir :  Kadar alkohol 5,5%, strong beer 8% Lager, bir yang disimpan 6 bulan sebelum dipasarkan, Shandy: campuran bir (bahan dasar bir) + perisa + air dan bahan lainnya, kadar alkohol 1%
  3. Alcohol free beer: kadar alcohol bisa mencapai 1%, hasil distilasi bir, campuran perisa, air dan lainnya.
  4. Wine. Secara umum ada 2 jenis, yaitu: White wine (anggur putih) dan Red wine (anggur merah). Dan Banyak sekali ragamnya, sering dikenal dengan nama daerah asal atau varietas anggur sebagai bahan dasar. Berdasarkan fungsinya: Dessert wines (Malaga, Portwine, Samos, Marsala, dll).
  5. Spirit.  Dibuat dengan cara distilasi hasil fermentasi alkohol sehingga kadar alkoholnya tinggi. Ada dua jenis: Liquor : kadar alkohol minimum 38% , liquers (cordial): kadar alkohol 20-35%, serta Liquor: wine brandy, fruit brandy, rhum, arak, gin, whiskey, whisky, vodka. Ada berbagai macam jenis liquers yang intinya campuran hasil distilasi seperti liquor dengan buah-buahan, rempah-rempah, ekstrak atau essens.
  6. Rhum. Bahan masakan terutama kue, misalnya produk coklat sering berisi rhum, brandy, wine (sherry) wine. Coklat berisi buah sherry tetapi di dalamnya ada sherry wine-nya. Mesti berhati-hati karena terdapat kandungan alkoholnya meski sedikit. Saat mencari bahan-bahan kue, penting mencari yang bersertifikat halal. Seperti TBM, SP insyaAllah ada bersertifikat halal.
  7. Ang ciu. Bumbu masakan misalnya Wine vinegar, rice vinegar, balsamic vinegar makanan yang dibumbui dengan wine, arak, ang ciu, anggur obat, beras kencur, koleson juga perlu dihindari karena mengandung alkohol. 

Akhirnya, penting mengajarkan orang di sekitar kita untuk peduli dalam melihat ingredient dan label halal MUI. Bagi Ibu sebagai orang yang tepat untuk memasukkan nutrisi terbaik kepada keluarga juga mulai mengurangi jajan dan membiasakan bekal pada anak karena insyaAllah terjamin kehalalannya. Karena dari makanan bisa berpengaruh pada perilaku kita, dan yang terpenting menjaga dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt.

Bagaimana dengan makanan Vegetarian? Kalau vegetarian dijamin halal karena tidak mengandung bahan-bahan yang haram.

#odop18
#bloggermuslimah

No comments