Iin Churin'in, Pebisnis Muslimah Berbasis Inovasi Perempuan dan Anak di kota Bandung


Tampil cantik merupakan dambaan setiap wanita. Sehingga salon menjadi kebutuhan penting bagi seorang wanita. Kali ini Urang Bandung akan mengupas bisnis Salon Muslimah yang dirintis oleh Teh Iin Churin'in beserta profil beliau. Yuk, simak selengkapnya.

Teh Iin, begitu nama panggilan beliau, lahir dan besar di Bandung 36 tahun yang lalu. Saat di era 2000-an, Teh Iin berkuliah di jurusan Farmasi ITB yang mayoritas temannya didominasi oleh wanita, muslimah, dan saat itu Teh Iin mengaku masih sangat sulit mencari salon yang nyaman.

“Saat itu setiap mau creambath atau gunting, suka campur tamu dengan laki-laki, ataupun ada cleaning service bapak-bapak tiba-tiba nyapu saat sedang perawatan,” ujarnya.

Bagi muslimah yang sudah menetapkan hati untuk berhijab, tentu hal tersebut mengganggu.

Teh Iin menyadari bahwa beberapa tahun ke belakang, salon telah bergeser menjadi lifestyle meski ia termasuk kebutuhan tersier. Selain itu, Ibu dari 4 orang anak ini menyadari animo berjilbab makin besar di kalangan muslimah.

 “Sangat disayangkan fasilitas publik yang ada sangat terbatas dan tidak mendukung semangat ini, termasuk salon muslimah. Padahal menjaga dan merawat diri merupakan ibadah dan bentuk tanggung jawab kita pada amanah Allah, termasuk tampil cantik di hadapan suami juga pahala besar bagi istri.” Papar teh Iin lagi.

Teteh kelahiran 1 Juli 1980 akhirnya mengambil peluang untuk membuka Salon Muslimah di Bandung, “Mengingat pengalaman kesulitan mencari salon muslimah yang nyaman, sedangkan pasar muslimah makin bertambah. Tapi karena tidak punya basic kecantikan, maka memilih bentuk usaha kemitraan dan bergabung dengan Moz5 salon muslimah.” Ujarnya lagi.

“Alhamdulillah Salon Moz5 pun buka pada tahun 2008 di jalan Tubagus Ismail, menyisir pasar kampus sekitar. Untuk target omzet Moz5 tiap bulan mencapai 50-80jt per outlet, berbeda tergantung lokasi.” Papar Teh Iin lagi.

Tahun 2010,Teh Iin membuka Daycare dan Preschool bernama "Sahabat Bunda" di daerah Bandung Timur untuk memanfaatkan rumah yang tidak ditinggali, kemudian pada tahun 2011 bersama beberapa teman membuka Galenia Mom and Child Center di jalan Badak singa No 8 Dago. Galenia bergerak di bidang Pendidikan dan Kesehatan untuk Ibu dan anak.

Pada perkembangannya, sejak dua tahun yang lalu, 2014 Galenia berfokus di bidang pendidikan menjadi Galenia Preschool dan Daycare.

Bulan Maret 2016, Ibu yang memilih kota Bandung sebagai tempat usaha di kota Bandung ini, kemudian melebarkan sayapnya mengambil franchise Hawagym Fitness dan Sanggar Senam khusus Muslimah di daerah Margahayu Raya.

Banyak pencapaian yang telah diraih oleh Teh Iin tak lepas dari peran suami. Hafidz Ary, suami Teh Iin yang telah lebih dulu berbisnis. Suaminya jugalah di tahun 2008 menawarkan Teh Iin apakah ingin mencoba bisnis yang lain, setelah pada tahun 2004 Teh Iin membuka kursus Bahasa Inggris dan Matematika di rumah yaitu mengelola 5 orang guru dan 40 siswa.

Suami teh Iin selalu mensupport full dan mentutor Teh Iin agar masuk dunia bisnis dan terbiasa. Karena suaminya telah lebih dulu berbisnis, maka bisa berbagi maupun berdiskusi, termasuk mengevaluasi ataupun merencanakan bisnis baru.

Berkarier dan Mendidik Anak
Teh Iin dan suami memilih berbisnis agar memiliki waktu yang fleksibel untuk keluarga dan dakwah, sehingga bisa mendidik anak sendiri di rumah. “Sempat terpikir untuk bekerja namun suami bilang kewajiban mencari nafkah ada di pundaknya. Jadi kalau saya bekerja dengan niat menambah penghasilan, tidak diizinkan. Jika niat bekerja untuk mengamalkan ilmu, harus dievaluasi apakah sebanding dengan effort meninggalkan anak selama bekerja.

Kesimpulannya kami sepakat saya full handle anak-anak, tetapi suami bilang saya harus terus berkembang kapasitasnya dibanding saat kuliah dulu.” Papar Teh Iin.

Menurut Teh Iin, di saat mendidik anak, butuh kerja tim yang kompak dengan suami. Misalnya  setelah urusan rumah sudah beres, baru Teh Iin bisa keliling mengecek bisnis, dan kembali ke rumah bersamaan dengan selesainya aktivitas anak-anak. Beliau juga bercerita, kadang juga anak-anak bisa ikut ke kantor abinya kalau saya ada agenda lain.

Dalam mendidik anak, Teh Iin dan suami percaya bahwa agama adalah pondasi dasar bagi perkembangan anak-anak. “Akhlak dan pembiasaan harus dilakukan sejak dini, dan dimulai dari rumah, dengan melihat contoh dari Ummi Abinya.

Misalnya anak laki-laki shalat berjamaah ke masjid bersama Abinya, belajar membaca Al Quran dulu, ikut TPQ sepulang sekolah, dan Alhamdulillah kelas 2 SD sudah lancar membaca Al Quran dan sekarang menambah hafalan,” ungkapnya.

“Selain itu membahas Al Quran beserta kandungannya terutama meliputi akhlak dan muamalah kepada anak disampaikan dengan ringan, misalnya seperti adab bertamu, adab pada orang tua, dan mengkaji kitab adab dengan bahasa yang mudah dicerna anak-anak.

Sehingga anak-anak menjadi terbiasa sedari kecil, yang meskipun dalam pelaksanaannya tentu saja tidak selalu mulus karena juga memerlukan proses. Yang penting anak-anak bangga dan enjoy menjadi Muslim.”

Awal Berbisnis, Suka Duka Berbisnis, Hingga Tips Trik Dalam Berbisnis
Teh Iin mengaku bahwa di tahun awal-awal berbisnis , tantangannya masih banyak yang resisten dan ragu dengan pilihan berbisnis. Kalau saat ini bisnis sudah booming, maka tantangannya adalah menyeleksi bisnis yang akan dijalani dan survive di tengah persaingan.

“Maka bisnis sangat berkait dengan peluang dan timing. Akan sangat mendukung jika dibarengi dengan passion di bidang tersebut. Bagi mereka yang ingin merintis bisnis dari awal, harus disusun model bisnisnya yang kuat. Tapi jika belum memiliki pengalaman dalam bidang tersebut dan ingin 'memangkas' proses bisnisnya, pilihan bisa prioritaskan dengan model kemitraan (franchise) dengan bergabung dengan franchisor yang terbaik di bidang tersebut dan sudah teruji.” Teh Iin berbagi mengenai tips awal berbisnis.

“Jangan lupa untuk mengkaji business plannya, apa sesuai dengan target kita dan kemudian bisa menjadi patokan dalam menjalankan bisnis ke depan. Apapun itu, dunia bisnis juga memerlukan manajerial yang baik dalam menjalaninya agar kita tetap bisa survive di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak bersahabat,” papar Teh Iin.

Dalam bisnis Teh Iin pernah mengalami jatuh bangun, seperti ditipu karyawan yang tidak amanah, lokasi tidak mendukung dan menyebabkan beban operasional besar hingga harus berpindah tempat yang tentunya banyak yang harus dikeluarkan, ketidaksamaan visi lagi dengan rekan bisnis hingga tidak berjalan bersama lagi.

Pernah pula mengubah model bisnis saat target tidak tercapai. Namun hal tersebut menjadikan Teh Iin percaya bahwa masalah yang terjadi adalah proses untuk 'naik kelas'. Sehingga biasanya The Iin akan mencari solusi terbaik atas segala masalah yang ada.

Cita-cita Teh Iin dalam berbisnis yakni menjalankan motto pribadi. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dengan berbisnis, Teh Iin mengaku senang bisa memberi lapangan pekerjaan, kemudian bisa menyediakan tempat yang bermanfaat bagi orang banyak. Dan semakin banyak muslim yang mandiri secara finansial dan bisa membantu menyelesaikan permasalahan ekonomi ummat. Sukses Selalu, Teh Iin! (Sri Al)

No comments