Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak Karena #AnakCerdasItuBerani

Mengembangkan kecerdasan si Kecil 3-4 tahun

Alhamdulillah Aska sekarang berusia 3.5 tahun. Dalam perjalanannya, hari berganti hari, waktu berganti waktu, saya mulai sering membaca dari berbagai literatur bagaimana pola asuh orang tua untuk anak. Banjir informasi membuat saya kalap terkadang, sehingga saya banyak juga menyaring dan memilah-milah.

Beberapa cara saya dan suami mengembangkan kecerdasan si Kecil 3-4 tahun:
1. Melatih Kemandirian sejak dini 
Melatih kemandirian pada anak sangat bermanfaat kelak bagi orang tua. Jangan sampai sudah usia 5 atau 6 tahun masih ngompol di celana. Mengajarkan kemandirian sedini mungkin dapat memberi manfaat untuk si Kecil juga. Makin mandiri, ia bisa jadi anak cerdas. #AnakCerdasItuMandiri

Sejak usia 18 bulan, Aska mulai diajarkan kemandirian yakni toilet training, benar-benar lepas diapers itu saat usia 2 tahun.

Sebentar lagi si Kecil akan memiliki seorang adik. Dalam waktu dekat tersebut, saya berharap saya bisa mulai menambah tahap kemandiriannya dengan ibak sendiri, pakai baju sendiri, dan makan sepenuhnya tidak disuapi.

2. Memfasilitasi Kecerdasan Kinestetik Si Kecil 



Sepanjang waktu membersamai tumbuh kembangnya, saya sering mengejar-ngejarnya karena sejak kecil ia senang gerak, sehingga saya menyimpulkan gerak kinestetiknya kuat. Suami saya mengingatkan saya agar memfasilitasi kecerdasannya. Sehingga, kami memutuskan banyak memfasilitasinya dengan pergi ke tempat-tempat outdoor, kemping bareng, mengenalkan alam kepadanya.

Baca juga: Bermain di Alam Terbuka membuat anak lebih sehat, cerdas dan bahagia

3. Mengembangkan kecerdasan si Kecil dengan mengizinkan anak untuk punya waktu bermain

Seiring bertambahnya usianya, yakni 3 tahun kebutuhan akan bersosialisasi semakin besar. Hal ini yang agak berat pada awalnya saya lakukan. Karena banyak ketakutan, dan juga informasi juga berita tentang hal-hal yang mengerikan seperti penculikan, dan sebagainya, membuat saya berat untuk mengizinkan si Kecil bermain.

Sampai suatu ketika kami kedatangan tetangga baru. Banyak perubahan terjadi pada Aska ketika bermain dengan Sofia dan teman seusianya. Aska jadi punya waktu main. Sambil sesekali saya lihat dan perhatikan bagaimana perubahan ketika berteman, dan juga saat bersosialisasi. Anak Cerdas. Alhamdulillah.

4. Melatih Anak untuk Bersosialisasi dengan teman seusianya dan berkomunikasi 
Setiap bermain, seringkali si Kecil sulit meminjamkan mainan pada temannya. Setelah berjalan punya waktu main kurang lebih 2 bulan lebih, Aska anteng akhirnya ketika teman-temannya memainkan mainan Aska di rumah. Hal ini yang paling membuat saya bahagia. Aska berubah jadi anak yang mengerti berteman.

Hal pesat yang berubah dari Aska adalah ia sudah pandai belajar timbal balik berkomunikasi, baik itu dengan teman seusianya, atau dengan Kakek Nenek, Om, Tantenya.

5. Mengajarkan Si Kecil Cinta Membaca Buku sedari kecil


Mengajak anak ke toko buku, memilih buku kesukaannya dari kecil akan mengikat memorinya tentang kecintaannya kepada buku.

Kegiatan membaca bukan saja menambah kosakata pada si Kecil, tapi juga dapat membuat si Kecil berempati. Selain itu, anak akan senang membaca, cinta membaca, dan dekat dengan buku dapat membuatnya pandai.

6. Mengenalkan anak dengan aktivitas belajar 



Untuk anak, penting sekali menstimulasi untuk bisa duduk sikap dan mengerjakan pekerjaan yang melatih otak karena kelak ia bersekolah.

Untuk Aska memang termasuk yang sulit untuk duduk anteng. Dalam setiap forum-forum, meski sudah diingatkan, ia akan berlari kesana kemari dan tampak tidak betah untuk duduk.

Maka bisa mulai dicoba untuk duduk sejenak, dan diberikan stimulasi motorik kasar dan halus. Terdapat banyak fasilitas untuk anak agar bisa fokus dan konsentrasi. Misalnya menyusun puzzle, menulis, dsb.

7. Belajar bersabar jika si Kecil merajuk 
Saat anak menginjak usia balita, ia sudah mulai banyak harus sabarnya karena ia sudah berpendapat, sudah pandai banyak hal.

Maka memintanya untuk bersabar bisa dilakukan sejak kecil. Sehingga tidak tantrum. Sebenarnya usia 3-5 tahun anak rentan tantrum, tapi kita sebagai orang tua tentu mengingatkan juga ketika ia merajuk.

8. Menetapkan "punishment" jika tidak patuh
Anak anak seiring pertumbuhannya 3-4 tahun merasa tidak mau banyak dilarang. Terkadang juga sudah punya pendapat sendiri dan terkadang suka mengelak ketika diberi tahu. Maka menetapkan "punishment" merupakan hal yang penting juga. Anak anak jika dibiarkan sesuka mereka, maka akan berdampak negatif di kemudian hari.

Setiap orang tua memiliki teknis punishment. Saya mendapat masukan dari orang tua saya, agar saya dan suami tidak menghukum dengan mencubit, apalagi memukul. Jika memukul atau mencubit, maka jika tidak puas, orang tua akan berulang kali mencubit. Hal tersebut menimbulkan efek bekas luka cubitan dimana-mana, sehingga itu termasuk mendzalimi anak.

9. Menjauhkannya dari Gadget 

Usia batita atau balita sekarang amat rentan terpapar gadget. Sebagai orang tua, kita harus pintar-pintar mengatur sehingga anak tidak terpapar oleh gadget. Karena seringkali demi anak anteng, ortu sering memberikan handphone begitu saja.

Sebenarnya Aska saat ini pun tak dipungkiri, tidak lepas dari tontonan televisi, namun sebisa mungkin sehari-harinya pun gerak aktif.

Memfasilitasi anak bermain bersama teman-temannya tentu akan membuat anak lebih bahagia dan sehat, dibandingkan terus saja berhadapan dengan gadget. Anak akan tambah gembira dengan bermain, juga melihat tempat baru. Hal tersebut juga mengurangi stress dan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
Aska & Marine Gummy, varian baru Cerebrofot

Untuk anak yang memiliki semangat bermain dan aktif, maka Cerebrofot Marine Gummy pun dapat membantu kecerdasan dan tumbuh kembang sel-sel otaknya dari kebaikan minyak tuna untuk si Kecil. Yuk dukung cerdasnya!

#AnakCerdasItu
#DukungCerdasnya

15 comments

  1. Ini aktifnya tapi masih bisa duduk lama ya, Teh? Kalau anakku nggak bisa, hihihi.

    Ntr cobain cerebrofot marine gummy-nya, ah. Bisa untuk menjaga daya tahan tubuh juga kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini udah lumayan mau duduk kalau aktivitas motorik halus, tapi biasanya bertahan paling lama 10 menitan hehehe😅

      Delete
  2. Dulu Marwah aktif gitu, duduk ga bisa lama - lama haha senengnya kesana kemari, tapi sekarang sudah besar agak berkurang tapi masih ga mau diem juga sih, eh marwah juga suka vitamin marine gummy ini, enak katanya

    ReplyDelete
  3. Pinternya Aska.... Aktif banget ya Teh, anakku yg pertama juga gitu hehe

    ReplyDelete
  4. Makasih infonya ya, anak saya masih setahun belum boleh pake vitamin itu ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya dah bisa da teh, soalnya itu vitaminnya kayak jeli gitu terus dibalut gula. Aska aja langsung habis karena enak 😬😁

      Delete
  5. betul, teh.
    gadget itu kayak senjata pamungkas agar anak diam.
    alhamdulillah Aska masih aktif kesana-kesini, jempol deh buat teh sri.

    ReplyDelete
  6. Aku paling susah menjauhkan anak dari gadget. hiks

    ReplyDelete
  7. terus kalau lepas popok gitu kita antar ke toilet setiap berapa jam sekali teh?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu pas belajar toilet training, saya antar ke toiletnya sejam sekali, Teh.. 🙂

      Delete
  8. Waah, nggak terasa Aska sudah besar ya, kalau aku masih belum sabar kalau anak merajuk hehehehe...makasih sharing tipsnya teh Sri

    ReplyDelete
  9. Waah lucu banget vitaminnya, anak-anak pasti suka banget ini nggak berasa lagi minum obat haha

    ReplyDelete
  10. Wah ini kumplit dari berbagai sisi nih..keren lah teh :)

    ReplyDelete
  11. Anakku selalu ambil vitamin Cerebrofot Marine Gummy saat belanja mingguan.
    Rasanya gak sakit di tenggorokan...dan karena isinya terbatas, mereka juga jadi belajar berbagi.

    ReplyDelete