INTERNET MEWARNAI KEHIDUPAN (SEMUA) IBU

Sebagai seorang ibu yang sehari hari di rumah ataupun bekerja, tentu kehadiran teknologi menjadi hidup lebih hidup karena keterbatasan ruang gerak, atau cenderung kantor rumah kantor rumah, kehadiran teknologi bisa membuat jarak menjadi lebih pendek dan perbedaan jarak yang jauh terasa menjadi dekat.

Seperti teori teknologi, yang mengatakan bahwa saat ini ruang dan waktu begitu cepat melesat berkat teknologi. Hal yang terjadi hari ini bisa diketahui sekian detik di belahan bumi lain.

Menurut Yasraf Piliang, dosen ITB bahwa konsep Dromologi yang merupakan proses percepatan kehidupan, seperti meniadakan ruang melalui waktu, sehingga ruang menjauh karena waktu tempuh yang makin cepat. Misalnya saja pemadatan ruang waktu yang terjadi, yaitu tahun 1500-1840 kereta kuda 10 mph, sedangkan 1850-1950 lokomotif uap dapat menempuh 36 mph. pada tahun 1950-an pesawat terbang dapat menempuh 300-400 mph. tahun 1960-an pesawat jet dapat menempuh 500-700 mph.



Dengan internet pula, seakan menjadi zero space real time. Tidak ada lagi yang disebut ‘jarak’. Hal ini berefek terhadap budaya, yaitu 1) Informasi bisa dipadatkan semisal e-book dan 2) pemadatan waktu.

Kehadiran teknologi mewarnai kehidupan. Terlebih bagi Generasi Z, teknologi bukanlah menjadi suatu yang asing, bahkan terasa amat dekat. Jika ketinggalan sehari saja handphone atau gadget saat pergi ke kantor, dijamin kita bisa mati gaya!

Kemudahan internet membantu kehidupan manusia, dari mulai membeli kebutuhan sehari hari yakni handphone, laptop, atau kebutuhan peralatan dapur, sekaligus menjadi pembeli dan penjual pun bisa.

Kemudahan internet membantu sebagian orang melesat dan bahkan bekerja dari rumah saja, dan benar benar penghasilan 100 persen didapat dari internet.

sumber
Bagi seorang ibu, kehadiran internet bisa membantu ketika berkreasi menu di dapur, dari mulai menu masakan nusantara, baking pastry, sampai dessert.


Internet juga bisa membantu mencari kebutuhan hiburan seperti menonton drama korea, membaca buku, ataupun mendengarkan lagu yang merupakan me time seorang ibu.

Terlebih saat ini ketika anak anak telah masuk sekolah, maka grup orang tua yang kebanyakan diisi oleh para ibu akan membuat obrolan tugas pr anak, ataupun rekreasi sekolah, dan segala macam informasi menjadi kebutuhan dan keharusan agar tak kudet. Hehe.

Bagi seorang ibu ketika jalan jalan belanja di supermarket, atau ke mall mencicipi kuliner juga bisa mulai selektif memilih makanan yang benar benar halal. Dengan internet, ibu bisa mengetahui makanan mana saja yang halal dan juga tidak.

Bahkan ketika pulang tak ada angkutan umum pun, ibu bisa menggunakan aplikasi dalam play store (yang pasti harus ada kuota internetnya) supaya bisa menghubungkan ibu dengan jasa layanan gojek tersebut.


Bagi ibu yang senang menulis, internet membantu ibu untuk terhubung dengan sosial media dan juga terhubung dengan blog yang merupakan sarana para ibu atau emak untuk mengeluarkan inspirasinya lewat tulisan.

Blog bisa mewakili ibu sebagai rumah yang memuat kegiatan ataupun tulisan atau concern ibu dalam suatu hal. Terlebih, dengan BW, bisa membuat ibu berkenalan dengan sesama blogger lain lewat internet, sehingga ibu bisa berteman dengan seluas luasnya teman dalam dunia maya yang terkadang tak selalu satu pemikiran. Justru dengan keberagaman bisa membuat saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya.

Keberagaman menciptakan hubungan saling menyayangi satu sama lain karena kita adalah hakikatnya bersaudara, satu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa. Itulah yang menguatkan.

Internet bisa mewarnai kehidupan Ibu, dan mesti menjaga waktu terhubung dengannya. Seringkali anak akan menjadi terabaikan karena Ibu asik di depan internet, tertawa bersama ibu-ibu yang lain dalam grup dalam handphone, membuat anak ingin mendapatkan haknya juga.

Pengalaman dengan internet tak selamanya menyenangkan. Terkadang kita menemukan kekecewaan, karena dengan internet ternyata anak kita jadi addict gadget, bermain game online tak mengenal waktu. Ada juga anak yang senang menyendiri dan menghabiskan waktunya di kamar, ternyata kecanduan internet dan melihat yang tak sepantasnya. Internet ibarat pisau tajam bermata dua.

Sebagai ibu yang hidup di era digital perlu pintar-pintar mensiasati agar anak betah di rumah dan tidak kelayapan main game online di internet. Dari rumah kita bisa mengontrolnya. Setiap hari dijadwalkan menggunakan internet berapa jam, dan bagaimana konsekuensi jika tidak melakukannya.

Kerjasama Ayah dan Ibu dapat membuat hal ini bisa terlewati dengan baik. Internet bisa dimanfaatkan dengan baik untuk memperluas bisnis ibu, misal berjualan online, dan juga bisa membuat ibu aktif dalam publik di ranah media sosial. Apapun itu, pilihannya terletak pada ibu. ***


No comments