20 Prinsip Keluarga Tangguh (Strong Family)


20 Prinsip Keluarga Tangguh dari buku Cahyadi Takariawan. Konsep tentang family strength pertama kali diteliti oleh Herbert Otto pada tahun 1962 dan dilaporkan dalam Important Notes About Family Strength from Olson (2006).

Otto mendefinisikan family strength sebagai karakteristik sosial dan psikologis yang menciptakan rasa positif terhadap identitas keluarga, meningkatkan kepuasan dalam berinteraksi di antara angoota keluarga, dan mendorong perkembangan potensi masing-masing anggota keluarga. (Wheeler, 2008)

Pada perkembangan selanjutnya, banyak ahli yang melakukan penelitian di ranah yang sama, DeFrain dalam kurun waktu 30 tahun melibatkan 200 peneliti, lebih dari 65 penelitian, lebih dari 3000 anggota keluarga, lebih dari 40 negara di seluruh dunia.

DeFrain mendefinisikan bahwa keluarga yang tangguh adalah keluara yang saling mencintai dan saling peduli satu sama lain. Keluarga seperti ini saling terhubung dan tergantung satu dengan yang lain, memiliki waktu berkualitas bersama pasangan, memiliki komitmen yang kuat, serta saling memberikan apresiasi dan afeksi.


Diantara temuan penting DeFrain adalah adanya 20 prinsip keluarga tangguh, yaitu:

  1. Keluarga beserta keberagamannya, merupakan pondasi dasar dari kebudayaan di dunia.
  2. Keluarga yang tangguh merupakan hal kritis untuk perkembangan komunitas dan budaya. Komunitas dan budaya yang kuat akan mempromosikan dan menjaga keluarga yang kuat.
  3. Merupakan hal yang penting untuk mempelajari apa yang membuat keluarga dapat berkembang dengan baik.
  4. Jika fokus mencari permasalahan, maka Anda hanya akan menemukan masalah di keluarga. Jadi maksudnya bahwa fokuslah menyelesaikan masalah di keluarga anda. Problem fokus solusi menjadi problem solver. Fokus juga pada kekuatan. Apa rencana Allah Swt?
  5. Semua masalah di dunia ini dapat bermula dan berakhir di keluarga. Jangan memperbesar masalah ke luar.
  6. Kita harus dapat berupaya menguatkan keluarga dari level mikro maupun makro (keluarga, sekolah tempat kerja). Latar belakang: tempat kerja, keluarga menguatkan system di luar kita yang berpengaruh. Misal ada lingkungan kerja yang aneh kalau di kantornya gak ada selingkuhan.
  7. Tidak semua keluarga kuat, namun setiap keluarga memiliki kekuatan. Fokus pada kekuatan.
  8. Keluarga bukan tentang struktur tapi fungsi. Kepala (pemimpin keluarga), manager, dan prajurit.Ada sebuah kasus bahwa suami mengalami lumpuh permanen. Semua diurusi. Namun karena ingat bahwa keluarga bukan struktur tapi fungsi,  maka bertaawun dan tadhiyah. Secara hukum fiqh, berhak istri meminta cerai (shigot taqlid). Keluarga yang utuh bukan struktur, tapi tentang peduli. Give dan give.
  9. Ketahanan keluarga bukan tentang kelompok etnis atau kelompok budaya tertentu. Keluarga itu universal. Seperti ada kasus bahwa anak kader gak mau ngaji, malah sampai benci orang tuanya karena Ummi, Abi sibuk.
  10. Segala yang terjadi padamu, terjadi padaku. Bahwa posisi perempuan sebagai istri sama beratnya juga dengan posisi suami. Suami memberikan nafkah yang disebut nafkah itu nasi jadi beserta lauknya: nasi matang dan lauk matang. Jadi tugas suami mengadakan makanan.
  11. Hubungan yang kuat antara suami dan istri adalah hal sentral di banyak keluarga. quote bahwa “Untuk jadi keluarga yang baik, sebelum menjadi Ibu yang baik, kita harus menjadi istri yang baik.”Bahkan ada quote lain “Perempuan itu seperti cuaca. Laki-laki dan anak-anak jadi penduduk yang harus siap menerima cuaca.”
  12. Keluarga yang kuat cenderung menghasilkan generasi yang kuat. Tujuan kita berkeluarga. Menumbuhkan, mendidik gelar peradaban. Jangan membangun yang di dalamnya kosong.
  13. Jika Anda besar dan tumbuh dalam keluarga yang kuat, akan lebih mudah bagi Anda untuk membangun keluarga yang kuat. Kita harus memproyeksikan anak untuk masa depan 
  14. Hubungan antara ketahanan keluarga dan uang cenderung lemah.  Keluarga kuat itu kalau misal di atas atau di bawah sama saja. misal di rumah makan nasi garam jadi seolah-olah keren. Enak lho. Suatu hal yang sama, menghasilkan dampak yang berbeda. Jangan membenarkan apa yang kawanmu lakukan, tapi luruskanlah kawanmu.
  15. Kekuatan berkembang seiring berjalannya waktu. Waktu bagian penting proses penguatan. 
  16. Kekuatan seringkali berkembang sebagai respon dari kehidupan. Istilahnya pun bukan masalah. Tapi tantangan.
  17. Keluarga yang kuat tidak banyak berpikir tentang kekuatannya, mereka hidup bersamanya.
  18. Keluarga yang kuat selayaknya manusia, tak ada yang sempurna.
  19. Upaya untuk menyatukan manusia, komunitas, dan bahkan negara didasarkan pada ketahanan keluarga, adalah suatu strategi yang kuat. Jadi ada istilahnya ingin menghancurkan islam, menghancurkan perempuannya.
  20. Manusia memiliki hak dan tanggung jawab untuk merasa aman dan nyaman bahagia untuk dicintai. Kita bertanggung jawab untuk kebahagiaan kita sendiri. 



No comments