Apakah Hafalan Al Quran Membebani Anak?


Terkadang orang-orang berpikir bahwa kita sebagai orang tua terlalu keras dalam membebankan anak dengan hafalan. Padahal sesungguhnya itu adalah bekal untuk anak kita. Justru pada masa golden age lah umur atau usia yang bisa membuat mereka itu berkembang. 

Umur 5 tahun itu kan otak mereka sedang mudah dalam menangkap informasi dan semuanya, jadi ya mengapa kita tidak memasukkan hal-hal yang positif seperti misalnya hafalan Al Quran yang bisa memberikan bekal untuk mereka. Selain juga bisa menambah wawasan mereka tentang Al Quran. 

Apalagi di sekolah Aska sendiri alhamdulillah saya merasa terbantu berterimakasih karena dari jalan Kuttab ini Aska bisa membaca Al Quran sekarang di kelas 2.

Selain itu juga bisa menghafal Al Quran juz 30 surah-surah pendek sampai sekarang QS At Thariq. Kalau dulu saya merasa cukup SD itu ya udah mentok di Ad Duha padahal itu bisa sampai lanjut ga diukur bisa lebih. 

Apa Al Quran membebani anak?

Setiap anak itu memiliki kemampuan atau keahlian yang berbeda-beda. Kadang mereka itu mampu ketika mereka dibebankan menghafal Al Quran yang banyak. Tapi ada juga yang tidak bisa. 

Jadi memang yang harus dipahamkan kepada mereka adalah menghafal itu adalah menyenangkan. Atau menghafal Quran itu bisa menjadi bekal ketika mereka shalat, mereka bisa membaca bermacam-macam surah sehingga bisa bervariatif dan juga bisa tahu tentang surah-surah yang ada di Al Quran. 

Siapa tahu itu juga menjadi bekal mereka untuk mencintai Al Quran dengan hafalan sendiri yang mereka punya. 

Dengah menghafal Al Quran mereka bisa punya bekal dan keimanan yang kuat dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Justru ketika anak-anak yang lain belum tahu menghafal dengan surah-surah, anak kita sudah hafal,  mereka jadi mempunyai bekal dan mereka bisa menjadi tolak ukur ketika teman-teman yang lain misalnya jadi perbandingan atau ada motivasi yang bisa dibanggakan dan mereka sebarkan. Sebenarnya jadi lebih ke syiar dakwah untuk mereka. 

Apakah Hafalan ini Membebani Anak? 

Saya takjub dengan sesama orang tua yang lain, karena mereka bisa mengajarkan Al Quran dari kecil. Bahkan keseharian bersama Al Qurannya luar biasa. 

Mendidik Al Quran baik dari Ayah dan Bundanya, keduanya punya visi yang sama. Anaknya sudah setor bahkan ujian tasmi' juz 29, tapi hafalan sebenarnya sudah di juz 26. Masya Allah itu teman Aska di kelas masyaAllah. 

Motivasi juga untuk ortu yang lain. 

Terlebih di sekolah Aska itu sudah disematkan titelnya sebagai sekolah santri penghafal Al Quran. Jadi beban juga saya sebagai orang tua untuk membimbing anak terus semangat dalam membaca Al Quran. 

Dalam membaca Al Quran ada naik turun. Terkadang setiap hari Ibu dan Ayah juga punya tugas untuk menemani anak-anak dalam pembelajaran. Bukan membiarkan anak menghafal sendiri, tapi dibimbing dan ditalaqqikan kepada mereka. 

Semoga anak-anak ini bisa menjadi mahkota penghafal Al Quran, terlebih penghafal adalah keluarga Allah di bumi Allah. Penghafal AlQuran diistimewakan. Ketika meninggalnya pun kuburan tidak disentuh karena terus menjaga Al Quran. 

Apakah Target Hafalan Anak Membebani Anak?

Setiap anak memiliki tingkat perbedaan dalam menghafal, ada yang cepat, ada yang lambat. Terkadang memurajaah anak hal yang luar biasa. 

Anak udah semangat, tapi ortu males-malesan ya sama aja. 

Target orang tua pun ingin menambah hafalan juga punya lingkaran hafalan halaqah Quran. Wallahu 'alam. 

No comments