Sahabat Nabi yang Mengajarkan Al Quran


Al Quran merupakan pedoman hidup kita sebagai seorang Muslim. Ia dikaji, diulang-ulang ditadaburi, diulang-ulang diamalkan. Meski kita sering membaca Al Quran, kita tentu harus tahu mengenai orang-orang yang berjasa dan menjadi motivasi kita dalam berdakwah.

Berikut merupakan sahabat nabi yang mengajarkan alquran:

Pertama, Utsman bin Affan 
Utsman bin Affan khalifah ketiga setelah Abu Bakar dan Umar. Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash Abu Amr Abu Abdillah al-Quraisy al-Amawi. Ia dikenal sebagai sahabat Rasulullah yang hatinya lekat dengan al-Quran. Beliau juga seorang saudagar kaya, dia memeluk Islam sebelum hijrah.

Baca juga: Utsman bin Affan

Di masa kekhalifaannya ia berhasil menghimpun al-Quran dalam satu mushaf dan menyebarkannya ke beberapa kota. Ali bin Abi Thalib pun memujinya, “Kalaulah Utsman tak melakukannya maka pasti akan kulakukan.” Selain itu Utsman juga mampu menyatukan al-Quran yang tujuh jenis huruf atau dialek sehingga terhindarlah malapetaka dan fitnah perpecahan umat.

Di akhir kekhalifahannya (tahun 35 hijriah) terjadi kekacauan. Utsman disekap di rumahnya selama empat puluh hari. Ia syahid terbunuh saat membaca al-Quran. Usianya 82 tahun.

Pada masa pemerintahan Utsman Al Quran dibukukan dan digunakan hingga sekarang. Sampai saat ini Al Quran yang sampai ke tangan kita, dan pada umumnya di Indonesia  adalah Quran khat Utsmani.

Kedua, Abdurrahman bin Auf 
Bila kita mengenal beliau sebagai seorang pedagang yang sukses, dan kisahnya yang tidak memiliki apa-apa, kemudian ia minta ditunjukkan jalan ke pasar, Abdurrahman bin Auf adalah orang yang juga mengajar Al Quran.

Ketiga, Zaid Bin Tsabit
Zaid bin Tsabit adalah penulis wahyu dan surat-surat Nabi Muhammad saw.  Zaid dikenal sangat cerdas sehingga dapat menghafal Al Quran. Dia juga menguasai bahasa asing dalam waktu singkat. Pada masa Abu Bakar dan Umar, Zaid ditunjuk sebagai ketua panitia pengumpulan dan penulisan Al Quran.

Zaid bin tsabit, berbeda dengan Zaid bin Haritsah kalau zaid bin haritsah adalah anak angkat Rasulullah saw. kalau Zaid bin Tsabit adalah sekretaris Rasulullah saw.
Zaid mempunyai nama lengkap Abu Said al-Khazraji al-Anshari. Ia merupakan sahabat anshar yang cerdas, penulis, penghafal dan mengusai ilmu. Ia mengalahkan orang lain dalam pengusaan ilmu al-Quran dan faraid. Ia juga mampu mempelajari kitab yahudi dalam waktu yang relatif singkat atas permintaan Rasulullah saw. Selain itu, Zaid juga dikenal sebagai sekretaris kepercayaan Rasulullah dalam menerima wahyu. Apabila Rasulullah menerima wahyu, maka Zaid selalu dipanggil untuk menulisnya.

Zaid merupakan penghimpun al-Quran dan menguasai informasi tentang Quran. Jasa Zaid dalam upaya kodifikasi al-Quran sangatlah mulia. Tiada yang mampu menandinginya dalam menulis kalamullah. Zaid wafat tahun 45 hijriah. Kepergiannya ditangisi seluruh penduduk Madinah. Banyak orang yang merasa kehilangan, diantaranya Ibnu Abbas yang berkata, “Hari ini telah pergi seorang ulama besar dan tokoh cendekia.”

Keempat, Abu Darda 
Abu Darda adalah seorang hafidzh yang bijaksana. Ia termasuk orang yang mengumpulkan al-Quran dan menjadi sumber bagi para pembaca di Damaskus pada masa khalifah Utsman bin Affan.

Ia memiliki kedudukan tinggi dalam hal ilmu dan amal dibanding para sahabat lainnya. Selama hidupnya ia mengajarkan kepada umat apa yang ia pelajari dari Rasulullah. Abu Darda juga termasuk guru yang selalu dinanti-nanti murid-muridnya.

Dalam pengakuan Suwaid bin Abdul Aziz, dikatakan jika Abu Darda salat di Masjid Damaskus maka ribuan manusia mengelilinginya untuk mempelajari Quran. Ia pun membagi-bagikan satu kelompok dengan sepuluh orang dan dipilih satu orang ketua. Adapun Abu Darda mengawasinya di mihrab. Jika ada yang salah, mereka kembali kepada ketuanya. Jika ketua yang salah maka ketua tersebut menghadap Abu Darda untuk bertanya. Jumlah penghafal Quran dalam majelis Abu Darda dapat mencapai 1.600 orang. Beliau wafat tahun 32 hijriah pada masa khalifah Utsman di Syam. Ia telah meriwayatkan 179 hadis.

Kelima, Abdullah bin Mas'ud 
Ia memiliki nama lengkap Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Abdirrahman al-Hadzali al-Maki al-Muhajiri. Abdullah merupakan salah seorang penghimpun al-Quran di masa Rasulullah dan membacakan dihadapannya. Ia pernah berkata, “Aku telah menghafal dari mulut Rasulullah tujuh puluh surah.”

Abdullah selalu mengikuti Rasulullah sejak usia belia. Pendengarannya selalu dihiasi dengan ayat-ayat al-Quran. Kiprahnya dalam memelihara Quran tidak diragukan lagi. Ia hidup bersama dan untuk al-Quran.

Abdullah menjadi ulama yang paling tahu tentang Quran. Tak heran jika Rasulullah memujinya dan mengajurkan para sahabat dan orang setelahnya untuk mempelajari kandungan al-Quran dari Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud wafat pada tahun 32 hijriyah dalam usia 65 tahun. Ia wafat di Madinah dan telah meriwayatkan 840 hadis.

Keenam, Ali bin Abi Thalib 
Ali adalah seorang penghafal al-Quran yang kuat dan termasuk diantara orang yang pertama kali mendapat hidayah Islam. Ali berislam dalam usia belia. Ia memiliki nama lengkap Ali bin Abi Thalib Amir al-Mu’minin Abu al-Hasan al-Quraisyi al-Hasyimi.

Ali terkenal zuhud, wara, dan dermawan. Ia menganggap rendah dunia dan selalu beramal untuk keridhaan Allah SWT. Ia sangat memahami ilmu al-Quran. Abu Abdurrahman as-Sulmi berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang yang lebih pandai dalam al-Quran daripada Ali.”

Kehidupan Ali selalu diwarnai dengan al-Quran. Ali berkata tentang dirinya dan karunia Allah kepadanya, “Demi Allah tidak satu pun ayat yang diturunkan kecuali aku telah mengetahui tentang apa dan dimana diturunkan. Sesungguhnya Allah telah memberikan kecerdasan hati dan lidah yang fasih.” Ali syahid terbunuh pagi hari tanggal 17 Ramadan 40 hijriah di Kuffah. Ia dibunuh oleh Ibnu Muljam al-Maradi.

Ketujuh, Ubay bin Ka'ab 
Walaupun Ubay ra sibuk dengan ilmu dan berkhidmat kepada Alquran, ia selalu ikut berjuang di jalan Allah bersama Nabi SAW. Tidak ada satu pun peperangan yang diikuti oleh Nabi SAW dengan tidak disertainya.

Jundub bin Abdullah ra menceritakan bahwa dirinya datang ke Madinah untuk menuntut ilmu. Beberapa ulama sedang mengajarkan hadis di Masjid Nabawi. Di sana setiap murid duduk berkelompok menghadap gurunya masing-masing.

Ketika melewati kelompok-kelompok tersebut, ia melihat seorang pengajar seperti seorang musafir. Orang tersebut hanya memakai dua helai kain di tubuhnya dan duduk sambil mengajarkan hadis-hadis. Jundub ra bertanya kepada orang-orang di sana, “Siapakah dia?” Jawab mereka, “Dialah pemimpin kaum muslimin, Ubay bin Ka’ab.”

Kemudian ia pun duduk di majelisnya Ubay ra. Setelah mengajar, Ubay ra pulang ke rumahnya dan ia mengikutinya dari belakang. Di sana, Jundub ra menjumpai sebuah rumah tua yang sangat sederhana dan sedikit perabotnya. Ubay ra menjalani hidup dengan sangat zuhud.

Ubay bin Ka’ab ra adalah seorang sahabat dan salah seorang di antara qari yang terkenal. Ia mahir dalam Alquran dan termasuk orang yang hafal Alquran semasa hidup Nabi SAW. Beliau bersabda, “Qari terbesar dari umatku adalah Ubay bin Ka’ab.”

Dikisahkan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah. bahwa Ubay ra adalah sahabat yang  pandai membaca dan menulis sebelum masuk Islam. Padahal umumnya, bangsa Arab ketika itu tidak demikian. Setelah masuk Islam, namanya semakin dikenal banyak orang. Ia bertugas mencatat wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi SAW.

Ubay ra biasa mengkhatamkan Alquran setiap delapan malam dalam tahajudnya. Pernah Rasulullah SAW bersabda kepada Ubay ra, “Allah telah menyuruhmu membacakan Alquran kepadaku.” Ubay ra bertanya, “Ya Rasulullah, apakah Allah menyebut namaku?” Jawab beliau, “Ya, Allah menyebut namamu.” Mendengar itu ia menangis, karena sangat gembira bahwa dirinya telah diberi penghargaan oleh Allah SWT.

No comments