KEKUATAN HIPNOSIS

Sehabis mengikuti pelatihan Hypnosis di Audi Inspira, jalan Tubagus Ismail No. 5, saya menemukan sebuah pencerahan yang menyeluruh bahwa dalam hidup selain saya banyak belajar tentang ilmu-ilmu Tekpend, saya menemukan sesuatu yang amat luar biasa dalam diri saya sendiri.

Suatu yang surprise kala mendapati diri mampu mematahkan pensil hanya dengan menggunakan jari kelingking sebelah kanan tangan saya. Bukan sulap bukan sihir,  hanya perlu mengkonsentrasikan diri sendiri, K’Arief, sang trainer menganalogikan agar semua tumpuan harapan, cita-cita dapat dipusatkan pada jari kelingking, dan anggap sebentar lagi anda akan mengeluarkan semuanya pada jari kelingking tersebut.

Hasilnya pun tidak sakit lagi. Aneh tapi nyata :D


Berikut hasil ulasannya :
Hypnosis sebenarnya telah ada bahkan sejak zaman Rasulullah Saw. Pada zaman kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, saat itu ia mendapati dirinya dipanah dan menimbulkan rasa sakit pada kakinya. Saat orang-orang menawarkan dirinya untuk mengambil panah dari kakinya, Ali bin Abi Thalib ingin dicabut panahnya saat ia sedang sholat. Benar saja, Ali bin Abi Thalib merasakan khusyuk dalam sholatnya, dan tidak merasakan sholat.

Sebenarnya, hypnosis sendiri merupakan peristiwa sehari-hari. Hanya saja, berbagai aplikasi-nya bukan saja seperti yang kita ketahui misal menghipnosis orang lain, namun pula sebagai hipnotheraphy, forensic hypnosis, anodyne hypnosis, stage hypnosis seperti atraksi Tomy Rafael (sebagai hiburan) dan metaphysical hypnosis.

Bila pernah merasakan pusing saat ujian, stress berat itulah yang dinamakan psychosomatic healing. Lalu trainer mempertontonkan sebuah film bagus tentang pembelajaran, bahwa pada dasarnya bila mempelajari sesuatu maka sel dalam otak kita bertambah.
Pengertian Hypnosis yaitu penembusan faktor kritis dari pikiran sadar.

Terdapat suatu masalah bahwa seorang anak yang memiliki 16 kepribadian. Pada pagi hari ia bisa bekerja di suatu tempat dan esoknya ia lupa dengan pekerjaan kemarin dan mencari kerja lagi. Atau, pernah juga ia lupa dengan rumahnya dan tidur di sembarang tempat.

Sebagai penyembuhannya, ternyata ia mengalami trauma sejak kecil dan ia menghabiskan 11 tahun untuk ia dapat sembuh total.

Otak pada dasarnya merupakan hardware, dan software-nya ialah pikiran (mind). Pada dasarnya, pikiran sadar kita terdiri dari 12%, dan pikiran bawah sadar sebanyak 88%. Dan terdapat penyaringnya yang disebut critical factor (pertahanan).

Jadi kalau dijejali terus dengan kata-kata tidak baik, maka lama-lama, pertahanan itu dapat dijebol. Terdapat cukup banyak faktor untuk dapat menjebol, yaitu dengan:

  1. Repetisi, Pengulangan, seperti pisau, bisa jadi berbahaya dan juga bermanfaat. Repetisi dapat membuat critical factor jenuh, jadi masuk ke dalam alam bawah sadar. Bila terus mendengar surat-surat dalam Al Qur’an, lama-kelamaan hal tersebut akan masuk ke alam bawah sadar. Sifat repetisi ini permanen, jangka panjang dan unlimited.
  2. Identifikasi kelompok, bahwa lingkungan juga sangat berpengaruh. Bila lingkungannya ngaji semua, dan dia enggak, tentu akan berpengaruh pula. Secara langsung jadi terhipnosis.
  3. Ide yang disampaikan oleh figure yang punya otoritas semisal guru, kyai di pesantren, hal tersebut akan melekat di alam bawah sadar dan tercermin dalam tingkah laku.
  4. Emosi yang intens, misal seorang berprofesi guru, maka ia dapat saja membuat suasana kelasnya tiba-tiba tegang atau sebaliknya. Hal tersebut lama kelamaan akan membuat emosi kita berpengaruh.
  5. Selain itu, yang dapat menjebol yaitu dengan hypnosis. Proses perekaman atau pemasukan informasi yang dimiliki oleh anak bahkan sejak bayi, sebenarnya telah dibuktikan bahwa alam bawah sadarnya pun melihat. Misal ada suatu kejadian seorang anak yang bahkan benci kepada ibunya sendiri dan ingin membunuhnya.

Saat di hypnosis, rupanya masalahnya kembali saat ia masih dalam kandungan sang ibu. Ia melihat Ibunya di depan cermin mengelus bayi di dalam perutnya sambil berkata, ”Andai boleh menggugurkan,….. bla-bla”, dan saat ditanya pada sang ibu, rupanya ia dulu memang pernah mengatakan hal tersebut.

Di Dunia Barat, biasanya lebih percaya dengan misal memperdengarkan musik klasik pada bayi yang masih berada dalam kandungan. Kalau Dunia Islam memakal hal ini dengan bertilawah Al Qur’an, sehingga anaknya dapat menjadi seorang hafidz.

Lalu kami menonton sebuah film bercerita tentang seorang hypnosis yang dapat membeli barang-barang yang ia inginkan hanya dengan membayar memakai kertas, bukan uang. Karena penjual dijejali yang disebut dengan flooding, membanjiri semua informasi dan hanya info yang terakhir yang dapat ditangkao, maka penjual tidak fokus dan si hypnosis dapat saja menipu-nya.

Tidak ada sulap atau bantuan dari makhluk lain. Itu murni kuncinya ialah kepercayaan diri. Jadi, tidak fokus terhadap pelaku intinya. Biasanya yang senang mendengarkan musik adalah orang yang tidak mudah panik dan akan lebih sulit dihipnotis. Sedangkan bila orang autis, tentu tidak bisa terkena hypnosis karena ia memiliki fokus sendiri.

Atraksi pun dimulai selain mampu mematahkan pensil, yaitu dengan melihat pemandangan yang indah. Dalam kondisi relaks, maka itu merupakan kondisi meta. Hypnosis sebenarnya masalah mau gak mau dan proses komunikasi.

Lalu dijelaskan mengenai proses gelombang otak diawali dari kondisi beta (kondisi sadar), merupakan kondisi sugestif dan dapat memiliki fokus antara 9-5 fokus. Selain itu fokus Alpha dan Theta memiliki satu fokus dan mempunyai kondisi yang sangat sugestif sehingga apa yang kita inginkan dapat disampaikan. Sedangkan kondisi delta yaitu kondisi nol fokus.

Saat ingin mengubah sesuatu pada anak, maka harap hindari kata “jangan”. Pakailah kata No atau Stop. Menurut K’Arief lagi, karena kata “jangan” merupakan kata-kata yang malah dapat membuat tersedot rasa perhatiannya.

Misal saat disebutkan, “Jangan membayangkan Gajah”. Maka tanpa diminta, secara refleks, otak kita malah membayangkan gajah. Maka hal itu pula yang terjadi pada anak-anak. Ia akan pergi misal main, padahal orang tua sudah melarangnya.

Dalam kondisi Alpha dan Theta, maka sebaiknya redaksi kata pun dipilah sebijak mungkin. Misal : Ade, sudah dengar? Kalau sudah gerakkan tangannya. Ya, Ade mulai sekarang dan seterusnya ngomongnya yang baik-baik saja, ya. Terus, mulai sekarang dan seterusnya, kalau bisa, tidak main game online lagi, ya….

Selain menghipnosis orang lain pun, kita dapat saja menghipnotis diri sendiri. Namun sifatnya saat ini, afirmasi (penegasan) berupa kata-kata untuk diri sendiri. Coba saja!

Pelatihan Hipnosis dilanjutkan dengan games menusuk tangan sampai tidak terasa sakit. Subhanallah. Ini yang disebut sebagai anastesi.

Berlanjut pada hypnosability, terdapat dua orang yang tidak dapat dihipnotis, misal orang yang tidak memiliki kemampuan fokus dan tidak memahami komunikasi. Standarnya 5% dikatakan sulit, moderat itu 85% dan 10% itu mudah.

Terdapat kesimpulan pula bahwa orang yang sering internalisasi diri, biasanya mudah untuk dihipnosis karena fokus.

Pernah kan anda misal fokus membaca buku dan yang lain tidak terdengar apapun? Berarti kita telah dalam kondisi deep trance level, yaitu sangat fokus terhadap sesuatu. Faktor yang memengaruhinya ialah kondisi kejiwaan seseorang.

Struktur dalam hypnosis ialah 1) Pre-induction, menganalisa permasalahan client, pengujian tingkat sugestifikasi client dan pemahaman client, 2) Induction, proses masuk dari kondisi sadar ke tidak sadar, dapat memakai kata-kata, “Ya, lihat saya.

Dalam hitungan ketiga, anda dapat fokus pada saya.” Pre-induction terdiri dari dua, yaitu Authoritarian (tegas) dan permissive (meminta izin terlebih dahulu dengan lembut), 3) Depth Level Test, 4) Sugesti dan 5) Terminasi (kenaikan kondisi), misal kondisi healing misal pingsan atau kesurupan.

Kami pun diminta untuk menghipnosis teman, dan secara verbal, hal tersebut berpengaruh 7%, sedangkan kekuatan verbal 38%, sedangkan visual dapat berpengaruh 55%. Visual dapat lebih mudah diingat, seperti Al Qur’an.

Secara tidak langsung, semuanya visual menggambarkan surga dan sebagainya.
Hypnosis pun ada yang baik dan tidak. Tergantung idealismenya. Mengenai NLP (Neuro Linguistic Programming) yaitu kecerdasan pikiran bawah sadar, kadang-kadang karena saking pintarnya, saat ditanya, “Ada pensil?” kita langsung mengeluarkan pensil-nya. Padahal kan baru Tanya, “Ada pensil?”

Terdapat suatu kejadian sampai recepsionist kesal karena si bapak tidak mengeluarkan KTP-nya. NLP adalah reframing domba menghadapi hidupnya. :D
Bandung, di tahun 2011

No comments