FIGHT BACK TO DS!

Berbicara Rohis, mengenang masa muda tumbuh bersama anak-anak Rohis membuat saya teringat dengan 8 tahun yang lalu, 2004 saat menginjakkan kaki di SMAN 19 Bandung melihat berbagai demo ekstrakulikuler, dan memantapkan hati untuk masuk ekskul Rohis sebagai langkah pionir dalam kebaikan.

Tahun 2004 menjadi anggota Rohis, ikut mentoring, belajar tahsin, belajar islam lebih baik, juga berpikir positif kepada Allah Swt adalah perubahan yang luar biasa. pernah ikut aksi bersama rohis dan mahasiswa se-Bandung Raya dalam agenda Hardiknas mempertanyakan 20% anggaran pendidikan. Bersama teman rohis pernah nonton konser Izzatul Islam bareng, ada yang mengibarkan bendera Palestina semakin menumbuhkan kecintaan dan turut merasakan penderitaan mereka, saudara kita sesama Muslim.

Setahun kemudian berubah status menjadi pengurus diamanahi sebagai ketua Keputrian. Kadang kala agenda ngerujak party, masak-masak di sekre, nonton bareng, rihlah plus kalau ikhwan main futsal bareng. Dalam agenda-agenda besar mengundang pemateri besar adalah hal yang luar biasa. Dari mulai Ust. Darlis Fajar, pernah pula mengundang tim nasyid EdCoustic, Tashiru, Haris Shaffix, Fathul Ma’wa, Green Nada. Pengalaman pernah ikut Basic Training KARISMA ITB (angkatan 25) bersama kawan-kawan Rohis SMA se-Bandung Raya yang menginspirasi. Sampai di akhir kepengurusan mengurusi LPJ.

Tahun 2006, kelas XII menjadi SC (steering comitte) bagi pengurus, dan mulai menjadi pementor. Saat masuk kuliah, melihat siswa yang tumbuh di Rohis. Bahkan hingga kini, sudah lulus kuliah dan bekerja pun masih ikut aktif dalam kegiatan rohis. Yuk dengan peran sekecil apapun, insyaAllah bila kita istiqamah, Allah Swt akan menunjukkan hasilnya dan jalan-jalannya kepada kita.


Aktivis Dakwah Sekolah (baca: Rohis) di negeri ini banyak. Semakin tahun tunas bertumbuh menjadi banyak dan mengagumkan bagi yang menanamnya. Aktivis Dakwah Sekolah adalah sebagai awal membangun karakter seseorang yang akan tumbuh menjadi dewasa dan bertahan ditempa badai dan perbedaan yang mencolok antara dirinya dan lingkungannya. Ia tetap terjaga.

Banyak kader sekolah akhirnya yang ditarik ke kampus dan berkontribusi disana. Ada yang masih ingat untuk tetap membangun peradaban di sekolah, dan berkontribusi di kampus juga. Bagi Aktivis Dakwah Sekolah yang pindah ke luar kota, ia akhirnya dimaksimalkan di tempat ia berpijak, sehingga Aktivis Dakwah Sekolah yang berada di kotanya, ia berkewajiban berdakwah di tempat ia besar dan berkembang.

Banyak hal yang membuat pertumbuhan dakwah di sekolah dapat bertahan. Salah satunya dari alumni. Alumni adalah tonggak pertama untuk dapat terus membina komunikasi dengan DKM di sekolah tersebut. Selain itu, Pembina dan pihak-pihak sekolah mendukung dengan program-program DKM, hal tersebut akan memudahkan, dan menebarkan kebaikan di lingkungan yang luas dan massif.

Banyak pula agenda Rohis yang mesti dibenahi, dari mulai kerja yang belum rapi, dari isu virus merah jambu yang menimpa aktivis dakwah, dari bergugurannya aktivis dakwah dengan berbagai alasan, dan semua itu masih membuat pertahanan bagi Aktivis Dakwah Sekolah lainnya untuk tetap istiqamah. Ia semakin kuat seperti pohon yang menjulang.

Ia tidak mengeluh karena hal tersebut tidak akan mengubah apapun. Ia semakin kuat karena ingat bahwa masih banyak orang berada di jalan ini. Meski sering ingat teman seperjuangannya satu persatu pergi meninggalkannya, ia menangis karena bersedih, namun selepas itu ia kembali berjuang di jalan Allah. Yuk, fight back to Dakwah Sekolah! :)


Sri Al Hidayati, alumni SMAN 19 Bandung angkatan 2007

2 comments

  1. Selalu terkenang kejadian2 di dalam Dakwah Sekolah (meski telah menjadi alumni)...

    Eh iya, salam kenal yaa ^^

    ReplyDelete
  2. iya, betul, teh.. tulisan ini sebenarnya sebagai cermin diri untuk tetap semangat juga "seperti dulu" saat masih putih abu.. bahkan bisa jadi memperbaiki apa-apa yang belum tercapai saat duduk di bangku sekolah.. salam kenal juga teh desty :)

    ReplyDelete