Sehari Menyusuri Sukabumi, Singgah di Masjid Pemuda

masjid pemuda

Hari Jumat lalu, 12 Desember saya, suami dan anak-anak sudah bersiap untuk Aska tes masuk pesantren.

Pulang kantor, istirahat sebentar lalu kami berangkat ke Sukabumi. 

Sepanjang perjalanan kami excited karena biasanya lewat tol ke arah Jakarta, sedangkan ini jalan biasa seperti jalan ke arah tol lalu keluar Padalarang, dan melewati jalanan Padalarang, Cianjur dan Sukabumi. 

Jalanan berkelok membuat saya terjaga, karena jalanan tidak lurus seperti di tol. 

Kali pertama tiba kami berhenti di Masjid Sejuta Pemuda. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam, kami tiba pukul 01.32 dini hari. 

Kali pertama kesana masya Allah melihat masjid yang menjadi tempat transit bagi pejalan yang ingin mendapat suasana seperti i'tikaf atau mabit. 

Karena tidak tahu dimana tempat beristirahat akhawat, akhirnya kami memilih beristirahat di dalam mobil dengan sedikit jendela terbuka. Sampai sempet mimpi juga haha. Selanjutnya mau masuk subuh siap-siap shalat dan melihat view Gunung Sukabumi dari lantai 2 nya 

Pemandangan pegunungan Sukabumi yang mendamaikan hati. Di Masjid Sejuta Pemuda, tampak anak-anak mengambil buku dari rak dan mulai membaca buku. 


Buku-buku keluaran Syaamil ada di masjid Sejuta Pemuda. Masya Allah. Anak-anak sholeh memakai kopiah. 

Ada juga stand minuman JSR tapi pada saat pagi belum buka. 

Kajian Subuh ada ceramah dari Ustadz dan sebelumnya membacakan surah Al Waqiah dulu secara bersama-sama. Kemudian, kami bersiap mau ke Pesantren Sulaimaniyah. Setelah bersih-bersih mandi, kami mulai melanjutkan perjalanan 

makan bubur

Isi pondasi dulu biar gak oleng. Alhamdulillah nemu Bubur yang enak banget dan porsinya banyak. Ada juga kue cubit sempet beli beberapa. 

Perjalanan ke jalan Selabintana cukup sulit karena harus jalanan berkelok dan karena ada perbaikan jalan, rute mobil dan sampai di Pesantren Sulaimaniyah jam 07.45. 

Insight pertama anak-anak pesantren akhwatnya sedang beres-beres dan dari jendela lantai 2 melihat ke arah mobil. Terdengar suara mereka bilang, "Eh, udah ada yang dateng. Itu yang pakai cadar di mobil."

Aska langsung malu dan menutup muka dengan selimut. Haha. Sementara Aski langsung melambaikan tangan tersenyum dadah-dadah. 

Saya mencari tahu untuk masuk ke tempat tes, ternyata ada tulisan laki-laki dilarang masuk. Suami saya yang semula ingin tahu bagaimana sekolahnya akhirnya diam di tempat ikhwan bersama bapak-bapak yang lain. 

Tempatnya luas ada lapangan basket, dan nyaman. Bertemu dengan teman-teman sesama calon tes Pesantren Sulaimaniyah ada dari Cimahi, Baleendah, dan saya Cileunyi. Jadi kami lengkap dari Bandung Timur, Bandung Barat dan Bandung Selatan. 

sulaimaniyah putri


Menunggu sampai di tes perlu waktu satu jam persiapan ablanya. Aska akhirnya tes surah Al Lail, Alam Nasyrah dan Al Qiyamah. Kata Aska pas di tes Abla Aska sempet berpikir gini, "Ya Allah jangan Al Jinn..." Hahaha

Ternyata ada orang tua yang tidak membawa istrinya, alhasil anaknya juga gak mau masuk tes. Suami saya inisiatif memanggil saya dan juga agar menemani akhawat ini. Namanya Jihan seusia Aska. Ternyata Jihan dari Kuttab Cimenyan. Ngobrol-ngobrol lalu Aska dan Jihan ngobrol kayak akrab udah bestian. 

berkenalan

Setelah selesai tes, dan diberi snack, kami dibolehkan pulang sambil menunggu hasil keluar. Katanya nanti Aska bakal karantina dulu 3 hari bersama teman-teman yang juga mendaftar untuk lihat kemandiriannya dan kesiapannya. 

Oke bismillah semoga lancar dan dapat yang terbaik Aska. Aamiin 

No comments