Gathering Positif Bermedia Sosial & Field Trip ke Museum Gedung Sate


Hari Rabu (24/04) lalu, saya hadir mewakili Blogger Bandung dalam event Gathering Positif Bermedia Sosial di hotel Pavilioun Bandung. Rangkaian acara talkshow, dilanjutkan dengan field trip ke Museum Gedung Sate. Pada saat field trip, senangnya saya bisa menyusur sekolah saya masa kecil di SMP Negeri 44 Bandung.

Dari pagi antusiasme peserta sudah terlihat. Barisan peserta Gathering Positif mengurai hingga ke belakang. Acara pun berlangsung tepat waktu pukul 09.00 pagi. Peserta yang hadir ada dari Pramuka, PPI,  Duta Genre, Pandu digital, relawan TIK, admin medsos K/L, netizen, komunitas, vlogger, youtuber, dan lain-lain.

Acara dibuka oleh Sekda Jabar, Iwa Kartiwa. Beliau memberi sambutan mewakili Gubernur Jabar, Ridwan Kamil bahwa penting kita turut serta pro aktif menyebarkan konten positif, dan turut membendung berita bohong.

Pak Rumadi menjelaskan RevMen 
Materi talkshow diisi oleh Bapak Rumadi (Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental), beliau mengungkapkan bahwa, “Situasi Indonesia saat ini, menunggu presiden baru seperti menunggu bayi yang mau lahir. Tenaga kesehatan yang menolong adalah KPU, dan Pancasila lahir bukan saling menang-menangan, tapi memberi dan menerima.”

Beliau pun menjelaskan tentang makna revolusi adalah mengubah cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup. Pada saat sebelum acara, kami sudah diberi tahu bahwa pada saat acara diharap membawa tumbler karena disediakan air minum di tempat acara. Itu bentuk revolusi mental. Ada lagi yang lain, kami pun diberi sedotan stainless sedotan ini kuat memiliki bahan besi yang kuat dan tahan lama tidak berkarat. Ini juga termasuk bentuk revolusi juga.

Dan Museum termasuk tempat merawat ingatan adalah penting. Kalau jalan-jalan ke luar negeri pun kita dapat mengenal sejarah suatu bangsa dengan berkunjung ke Museum. Seperti Field trip ke Museum Gedung Sate, kami pun dapat lebih mengenal lagi dengan kota Bandung.

Memviralkan konten positif di Facebook dan Instagram
Kak Ryno memaparkan facebook & instagram 
Materi kedua diisi oleh Valdryno dari Facebook Indonesia tentang strategi memviralkan konten positif di Facebook dan Instagram. “Bahwa syarat memviralkan konten konten positif yakni yang pertama Authentic  (orisinalitas atau asli). Penting konten yang kita posting menarik. Namun tetap diingat untuk hati-hati dalam membuat konten dan dalam mengkonsumsi konten,” Papar Ryno, panggilan kecilnya.

Selanjutnya beliau mengungkapkan, “Cara kedua untuk memviralkan konten yakni dengan interaktif dan kalau bisa menstrategikan konten dulu –interaksi lebih dekat dulu. Sehingga menimbulkan percakapan. Dan sebaiknya tidak lebih dari 8 paragraf teks. Sekarang orang itu inginnya cepat baca scroll terus-terusan, maka sebaiknya dipotong menjadi 2-4 paragraf.”

“Yang ketiga yakni Timely (waktu yang tepat). Jadi jangan memposting banyak-banyak dalam sehari, misal tiga sampai lima kali. Hal tersebut bisa membuat orang jadi unfollow atau bahkan melaporkan karena dianggapnya sudah spamming,” papar Ryno lagi.

“Yang terakhir Konsisten. Bahwa kita perlu punya jadwal posting secara teratur. Hal tersebut akan terlihat dalam News Feed. Dan kalau posting personal kita tidak ada interaksi, maka lama kelamaan tidak ada di news feed. Jadi penting juga memilih kata yang membangun interaksi.”

Dan menurut Valdryno lagi bahwa best practice feed adalah gambar yang diposting jangan persegi panjang. Kalau bisa kotak atau persegi. Hastag juga membantu reach lebih banyak,” tambahnya lagi.


Sebagai pelengkap, Kang Alfianto, tim Saber Hoax Jabar berbicara dari sisi kampanye menghindari berita hoax, seperti banyak informasi menyesatkan beredar di masyarakat dan seringkali jomplang antara judul dan isi, maka masyarakat Jabar pada khususnya perlu peningkatan literasi digital, kemampuan kritis menerima dan menyebarkan informasi serta kesadaran akan keberadaan hoax. Tim Saber Hoax juga menerima layanan dan pengecekan fakta atas isu dan informasi yang beredar informasi yang beredar di masyarakat.
Lingkup kerja Jabar Saber Hoaks
Field trip ke Museum Gedung Sate
Acara berlanjut setelah makan siang dengan mengunjungi Museum Gedung Sate. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar dan berjalan kaki dari Hotel ke Gedung Sate. Kami pun dikenalkan dengan Bandung tempo doeloe. Senang karena secara desain, suasana museum, dan artistiknya modern.
Grup Etos Kerja sebelum berkeliling Museum Gedung Sate
Lalu lalang mobil, monumen perjuangan jawa barat terlihat jelas

Pas lagi di Menara ada juga yang lagi menikmati pemandangan dari menara gasibu. Saya ikut mengabadikan foto mereka. Gayanya gak nahan yaa.. hihi
Museum Gedung Sate terbaiks! 


Bangunan dalam Gedung Sate kayak istana kerajaan ya! 
Casttle

Dengan tiket Rp 5000 saja, saya bisa tahu tentang sejarah Gedung Sate, bisa masuk ke ruang Audio Visual Museum, menonton cerita tentang 7 Pemuda yang berhasil mempertahankan Gedung Sate saat hendak diambil alih.

Serunya, kemudian saya bisa ikut merasakan simulasi naik balon udara, dan yang paling mengasyikkan yaitu naik ke Menara Gedung Sate, meski harus naik anak tangga yang banyak sampai ke lantai 4 Gedung Sate, senangnya bisa sampai ke atas dan berfoto-foto disana.

Sejauh mata memandang kelihatan rumah di belakang Monumen Perjuangan Jawa Barat, persis di belakangnya ada rumah orang tua saya. Damainya berdiri melihat ketinggian.

Acara pun ditutup dengan berfoto bersama. Sekarang jadi semangat bermedia sosial dengan positif. Jangan mudah terprovokasi dan terpancing. []

No comments