Generasi Bebas dari Anemia Defisiensi Zat Besi (ADB)

   

ilustrasi sel darah normal dan kekurangan darah merah

Anemia adalah penyakit yang sekilas sepertinya penyakit yang ringan ya, tapi ternyata berbahaya dan bisa berpengaruh terhadap kehidupan calon manusia yang notabene bagian penting dari sebuah bangsa. 

Bangsa yang sehat berasal dari generasi yang sehat. Generasi yang sehat berasal dari ibu yang sehat. Persiapkan kesehatan sedari dini, sedari menjadi calon ibu. Dan ini semua tentunya tidak lepas dari campur tangan peran dan andil para bapak.

Pernahkah mengalami hal ini? Muka pucat, pusing dan sakit kepala, selera makan hilang, kaki dan tangan terus terasa dingin, merasa kesemutan pada kaki, lidah membengkak atau terasa sakit, sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi, sakit pada dada, kuku menjadi rapuh atau gampang patah, rambut yang mudah patah atau rontok, dan palpitasi atau sensasi jantung berdebar.

Ya ini adalah gejala dari anemia. 

Lalu apakah anemia itu kurang sel darah merah? Samakah dengan tensi darah rendah?

Pemeriksaan apa yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis anemia?

Di kalangan masyarakat, hipotensi (tekanan darah rendah) dengan anemia seringkali disamakan.

Kata "Kurang darah", masyarakat terkadang menyamaratakan istilah tersebut dengan hipotensi dan anemia. Padahal mereka berdua berbeda.

Bagaimana cara mengetahui Anemia dan tidak?  

Untuk mengetahui apakah kita anemia atau tidak, maka dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah. Kadar normal untuk wanita 12-16 gr/dL, pria 16-18 gr/dL. Bisa periksa ke puskesmas, biayanya murah hanya 10 ribu, yang memiliki BPJS bisa gratis.

Atau, kalau mau gratis walau ngga punya bpjs, kita bisa datang ke PMI untuk donor darah, nanti disitu ketauan kita anemia atau ngga.

Hipotensi: merujuk pada laju aliran darah menyebar ke seluruh tubuh dengan kecepatan rendah.

Anemia: isi sel darah merah yang kurang (kalo air sirop mah, cawerang darah kita teh).

Dan ternyata memiliki anemia pun merupakan salah satu gejala kurang protein juga. Sudah dijelaskan di atas bahwa beberapa penyakit memang mempunyai gejala yang mirip bahkan sama.

Sebelum dilakukan pemeriksaan secara fisik (bagian dalam bawah mata pucat, bibir pucat) dan pemeriksaan lab (kadar Hb), maka statusnya masih dicurigai. 

Penamaan anemia berdasarkan penyebabnya 

Dan untuk penyebab anemia sendiri banyak, sehingga penamaan Anemia untuk macamnya pun berdasarkan penyebab nya itu. Contohnya adalah Anemia Defisiensi Besi, berarti anemia ini terjadi karena kekurangan zat besi. Nama-nama lain Anemia pun berdasarkan penyebabnya, ada Anemia Defisiensi Folat, Anemia Haemolitik, Anemia Bulan Sabit, dan lain-lain.

Permasalahan anemia di Indonesia didominasi oleh mereka para remaja dan ibu hamil, dan harus ada penanganan yang serius yakni memutus rantai anemia, yakni mempersiapkan generasi yang sehat berasal dari ibu yang sehat agar anak anak terbebas dari anemia defisiensi besi.


masalah gizi di Indonesia


Mengapa Anemia Defisiensi Zat Besi itu penting? 

  • Anemia Defisiensi Zat Besi penting, agar Bunda tahu pentingnya zat besi pada tubuh dengan cukup, jangan kurang zat besi atau kelebihan zat besi. Karena bila kurang atau berlebih, maka akan lebih rentan terhadap penyakit. 
  • Jagalah apa yang kita makan agar mencegah penyakit dan jangan mengumbar makanan yang hanya sebentar di mulut untuk kesenangan sesaat. Makanlah makanan dengan gizi yang seimbang.
  • Anemia defisiensi besi bukan penyakit keturunan. Tidur malam cukup juga bisa mencegah anemia.
  • Yang sering terjadi dan dapat kita koreksi dengan gaya hidup sehat salah satunya adalah anemia defisiensi zat besi. Mari kita bahas lebih lanjut. Anemia ini sangat sangat sangat penting untk dicermati bagi calon ibu

Apalagi bagi ibu menyusui terasa sekali yaa, telat makan sedikit langsung nyut-nyutan. Bagi ibu yang menyusui, yang mengandung caffein dihindari.

Anemia defisiensi besi: zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin. Sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk menyimpan dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ. Nah dari sinilah bermula segala akibat gejala yang tadi di awal pembahasan muncul.

Lemah letih lesu lunglai, menurun daya konsentrasi, sehingga menurun pula produktivitas. Bahkan, sampai bisa berakibat kematian bagi ibu bersalin karena anemia ini. Dan haid merupakan salah satu penyumbang perempuan rentan anemia. Dan bahayanya, jika seorang perempuan langganan anemia adalah akan berakibat buruk saat kehamilan persalinan dan nifas serta kualitas kehidupan seorang manusia.

Jadi ingat pas mau lahiran bidan memberi tahu saya agar darah merah cukup untuk persiapan saat melahirkan. Jangan sampai kurang darah, karena kalau kurang, nantinya harus transfusi darah. Itu sakit banget katanya. Alhamdulillah pas lahiran gak sampai transfusi.

Maka, penting untuk menjaga asupan gizi seimbang, kurangi goreng-gorengan, minum sehari minimal 8 gelas, perbanyak makan sayuran dan buah-buahan, minum jus buah naga.

Dari anemia, bisa menyebabkan kematian ibu. Luka bekas persalinan pada jalan lahir maupun bekas perlekatan plasenta tidak kunjung sembuh karena ibu menderita anemia, sehingga rentan terjadi infeksi lokal sampai seluruh tubuh. Jika hal itu terjadi, maka bisa berakibat kematian.

Mereka yang Berisiko terkena ADB 

Mereka yang rentan dan berisiko terkena ADB adalah: 

  • mereka yang terlahir prematur, 
  • bayi yang lahir kurang dari 3 kg, dan 
  • bayi yang terlahir dari ibu yang diabetes atau tidak terkontrol dengan baik.


Mencegah ADB jauh dipersiapkan sejak kandungan bahkan sebelum menikah 

Dan untuk mencegah Anemia Defisiensi Zat Besi pada bayi yang harus dipersiapkan sejak kandungan, bahkan sebelum menikah. Maka penting sejak kehamilan untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Proses ADB tidak tiba-tiba selesai, namun harus dipersiapkan sejak kandungan, bahkan sebelum menikah. Maka ketika hamil kondisi tubuh harus siap, jika masih usia belum matang lalu hamil, maka akan berisiko ADB juga. Untuk itu tetap stay healthy, makan sehat, gizi seimbang, dan suplemen zat besi atas rekomendasi dokter.

Saat hamil, tentunya kita sudah tau bahwa kita membutuhkan nutrisi untuk diri sendiri dan juga perkembangan janin yang dikandung.

 “Bagi seorang perempuan, ketika dia sudah mengalami kekurangan darah, maka bisa dikatakan dia mengalami Anemia. Anemia bisa diketahui dengan HB yang rendah, namun dengan catatan belum diketahui penyebabnya.” Tutur dr. Frecill. Dokter Frecill yang merupakan dokter spesialis anak di RS Limijati, dosen, dan Konselor Laktasi AIMI Jabar 

“Bagi mereka yang telah mengalami pucat, maka dia telah mengalami proses terakhir dari kekurangan zat besi, karena pada awalnya tidak terlihat, kemudian lambat laun kemudian akhirnya mengalami pucat. Jadi meski HB di cek bagus, belum tentu dia tidak anemia, karena bisa jadi sebenarnya sudah kehilangan zat besi. Ada Cerum Feritin yang dapat mendeteksi lebih cepat dari fase anemia. Hanya saja harganya memang terhitung mahal,” tambah dr. Frecill.

Kemudian dr. Frecill memaparkan bahwa seorang perempuan setiap harinya memerlukan zat besi sebanyak 100 mg. Sedangkan bagi Ibu hamil, ibu hamil memerlukan zat besi 9 kali lipat lebih tinggi. Hal ini diperlukan untuk membentuk bayi dan plasenta. Maka penting mengisi 1000 hari pertama bayi sejak kandungan dengan anaknya sehat.

Lalu bagaimana tanda seorang ibu mengalami anemia? 

Tandanya yakni dia mengalami pucat, lemas, dan tekanan darah rendah. Perlu dikenali ibu yang berisiko tinggi yakni ibu hamil, ibu hamil dengan kondisi anak kembar, muntah-muntah karena mengidam, konsumsi zat besi kurang dan menstruasi yang banyak.

Pada saat kehamilan 8-12 minggu tentu ibu hamil pernah di cek Hb dan saat melahirkan pula di cek Hb nya agar mengetahui apakah berat badan body maksimal indeks, dan mengalami kenaikan berat badan yang normal atau tidak. Sehingga dalam masa kehamilan, berat badan hamil yang ideal antara 11-16 kg. 

Ibu hamil juga harus ada aktivitas, dan mengkonsumsi makanan bersih seperti sayur, protein, karbohidrat, olahraga, susu (boleh ya, boleh tidak), dan air.

Dalam daging juga membantu proses penyerapan zat besi. Daging sendiri terbagi menjadi dua, yakni heme dan non-heme. Kategori heme lebih mudah diserap seperti daging sapi, kambing, domba, ayam dan ikan. Sedangkan non heme ada proses diubah dulu baru diserap tubuh, seperti kacang-kacangan.

TM 1 adalah masa pembentukan organ seorang calon manusia, jika ibu menderita anemia,  tentunya ia akan kekurangan nutrisi dan oksigen yang dibawa oleh Haemoglobin dalam proses metabolisme dan pembentukan organ tersebut. Bahan yang tidak optimal akan membuahkan hasil yang tidak optimal pula.. Seperti kita saat membuat kue, kalau pemilihan bahannya tidak berkualitas, kemungkinan besar akan jadi kue yang bantat. Trimester selanjutnya 2 dan 3 adalah masa kelanjutan, seluruh organ tubuh sudah terbentuk. 

Kalau ibu nya anemia, maka bisa terjadi pertumbuhan janin yang terhambat.. Misal harusnya usia kandungan 7 bulan itu tinggi rahimnya 26 cm, ternyata hanya 20 cm.. Ini tidak sesuai dengan usianya.

Gejala anemia pada Ibu hamil 

- Wajah, terutama kelopak mata, dan bibir tampak pucat

- Kurang nafsu makan 

- Lesu dan lemah 

- Cepat lelah, sering pusing, dan mata berkunang-kunang

Dampak anemia pada kehamilan: meningkatkan risiko infeksi, pendarahan pasca melahirkan, gangguan fungsi jantung, gangguan pertumbuhan janin, premature, pre eklamsia. 

Persalinan. Ibu yang menderita anemia, akan rentan mengalami komplikasi perdarahan. Perdarahan dari:  Luka bekas perlekatan plasenta yang tidak menutup sempurna karena otot rahim lemas tidak bertenaga alias tidak berkontraksi. Dalam hitungan menit bisa merenggut nyawa ibu. Saat kelahiran, bayi dengan berat lahir yang rendah akan rentan mengalami gagal nafas atau ngga nangis.. (normal bayi menangis saat lahir, menunjukan sistem pernafasan mulai berfungsi dengan baik). Dari ibu anemia, bisa menyebabkan kematian bayi. Jika gagal bernafas, keterlambatan otak memperoleh oksigen akan berkurang. Bahkan bisa menyebabkan kematian bayi. Dan karena kekurangan oksigen di awal kehidupannya ini, Kedepannya akan menimbulkan kemungkinan efek keterlambatan perkembangan yang lain.

Nah karena anemia ini ternyata sangat membahayakan, apalagi bagi calon ibu.. Berarti... Sedari awal jaga asupan nutrisi.. Tentunya dengan konsumsi makanan yang kaya akan zat besi. Banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau, sbagai sumber zat besi.. Lalu jangan lupa tambahkan pula vit.c dari buah-buahan, kemudian asam folat dari kacang-kacangan.. Mereka membantu terbentuknya zat besi.

Beberapa larangan perlu disaring, ada yang memang baik yaa kita kerjakan, tapi jika merugikan jangan diikuti. Cara memasaknya pun harus diperhatikan, tidak boleh terlalu matang, dan JANGAN dibarengi dengan minum teh. Ini nih.. Kebiasaan orang sunda yang jelek.. Habis makan minum teh. Teh menghambat proses pembentukan terutama zat besi.

Dan bila perlu minum vitamin yang mengandung zat besi, vitamin C, dan as.folat kaya sang*bi*n, cavipl*x, folav*t, C*R, dll

Bagi ibu yang sudah mempunyai bayi, jika ditanya apakah perlu suplemen zat besi, maka jawabannya adalah harus dilihat dari case by case. Karena belum tentu membutuhkan hal itu. Jika Hb normal namun mengkonsumsi suplemen zat besi, maka justru berisiko tumbuh melambat dan diare pada bayi. Jika ibu mengkonsumsi suplemen zat besi, dikuatirkan bayi sulit untuk pupnya.

GEJALA ANEMIA PADA ANAK 

Gejala anemia pada anak yakni rewel, lemas, pusing, tidak nafsu makan, gangguan konsentrasi, gangguan pertumbuhan, cenderung mengantuk, tidak aktif bergerak. 

Dampak jangka panjang anemia: daya tahan tubuh menurun, kebugaran turun, prestasi turun, kinerja turun, infeksi meningkat. 

Cara dan upaya pencegahan terjadinya anemia kepada remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan balita melalui konsumsi gizi seimbang dan lengkap berupa makanan kaya akan zat besi dan peoptimalan penyerapan zat.

Dr diana menjelaskan tentang anemia dalam seminar "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi" Nutrisi Bangsa 

Menurut Dr. dr. Diana Sunardi, M Gizi, SpGK (dokter spesialis Gizi Klinik Indonesia Nutrition) Anemia kurang zat besi merupakan masalah saat ini. Penyebab anemia kurang zat besi yakni: asupan makanan yang kurang (masalah pada asupan makanan yakni dominasi program nabati rendah, asupan energi dan protein rendah, serta defisit energi, protein dan mikro nutrient) sakit (infeksi ataupun penyakit kronis), dan penyebab lainnya. 

Faktor-faktor asupan pada anemia kurang zat besi: 

  1. Asupan zat besi yang rendah terutama besi heme. 
  2. Asupan vitamin C yang rendah 
  3. Konsumsi sumber fitat yang berlebihan 
  4. Konsumsi sumber tannin (kopi, teh) berlebihan 
  5. Menjalankan diet yang tidak seimbang 

Penyebab anemia kurang zat besi pada anak: 

  1. Pemilih makanan (picky eater) 
  2. Asupan makanan yang tidak bervariasi 
  3. Kondisi tertentu yang menyebabkan gangguan penyerapan 
  4. Kondisi tertentu yang menyebabkan asupan rendah (Alergi bahan makanan sumber heme)

Beralih yuk dari 4 Sehat 5 Sempurna ke Pola Makan Seimbang 

Untuk mencegah hal ini, maka penting melakukan Pola makan seimbang. Jika dulu kita mengenal makan makanan sehat 4 sehat 5 sempurna, namun sekarang kita dianjurkan untuk menjalankan Pedoman Gizi Seimbang. 

Awalnya, 4 sehat 5 sempurna diperkenalkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia pada tahun 1952 ini dikembangkan agar masyarakat memahami agar masalah kurang gizi pada saat itu dapat diatasi karena masalah pada saat itu yang harus diatasi adalah kelaparan berat washiorkor atau marasmus atau gizi buruk, sehingga harus diperbaiki dengan pola makan 4 sehat 5 sempurna yang dirasa paling cocok. 

Tapi di konsep 4 sehat 5 sempurna ini tidak terdapat panduan berapa banyak jumlah yang harus dimakan. Jadi orang bisa makan sesukanya tanpa memerhatikan porsi makan masing-masing. Fokus pada makanan pokok sumber tenaga, lauk pauk sumber zat pembangun dan pemelihara, dan buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber zat pengatur, serta susu sebagai penyempurna. 

Kalau kebanyakan karbo (mengabaikan sayur dan buah), maka akan menyebabkan penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, jantung koroner atau hipertensi.   

pedoman gizi seimbang - seimbangkan hidup dengan makan, dan berolahraga teratur

Menjalankan Pedoman Gizi Seimbang 


Menjalankan Pedoman Gizi Seimbang tidak hanya menjaga asupan makanan, tetapi juga melakukan praktik hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan menjaga Berat Badan normal. 

Menjaga Pola Makan Seimbang mementingkan atau memperhitungkan jumlah (porsi) dan proporsi jenis makanan yang harus di konsumsi setiap harinya. Porsi penting. 

Tidak mengunggulkan minuman tertentu mencukupi kebutuhan minum minimal 2 liter, atau lebih kurang 8 gelas per hari.

  • Memakan makanan beragam memperhitungkan porsi 
  • Membiasakan hidup bersih dan sehat
  • Rutin berolahraga
  • Memantau dan menjaga berat badan
Untuk anak, maka pola makan seimbang juga diperlukan sangat bagi mereka. Terutama anak yang sedang ada dalam masa pertumbuhan, maka penting untuk tetap minum susu pertumbuhan dengan porsi yang pas tidak kurang dan tidak lebih. 

Dalam daging juga membantu proses penyerapan zat besi. Daging sendiri terbagi menjadi dua, yakni heme dan non-heme. Kategori heme lebih mudah diserap seperti daging sapi, kambing, domba, ayam dan ikan. Sedangkan non heme ada proses diubah dulu baru diserap tubuh, seperti kacang-kacangan.



Senang sekali bisa menyimak materi "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi" dari Nutrisi Bangsa, selain dapat materi yang bermanfaat tentang ADB juga senang menyimak Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia, yang memaparkan langkah nyata yang dilakukan untuk pencegahan stunting ini. Danone berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam pencegahan stunting, edukasi pada anak-anak pentingnya hidup sehat dengan mencukupi kebutuhan hidrasi, edukasi pada anak-anak melalui program ayo minum air, menyediakan panduan makan gizi seimbang bagi orang tua, guru dan anak-anak Indonesia melalui ISI PIRINGKU, program penyediaan air bersih, sanitasi dan kesehatan, mengajak anak anak belajar mengenai pentingnya nutrisi dan perilaku hidup sehat melalui dongeng Aku Bintang Cerita Danone (ABCD), program edukasi di TAMAN PINTAR, dan lainnya. 

Sumber: 
- Dari wawancara dengan lulusan Akademisi Gizi 
- Youtube Nutrisi Bangsa 

32 comments

  1. Anemia defisiensi besi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak dan kondisi ini tidak boleh disepelekan begitu saja. Anemia bisa menyebabkan anak mengalami gejala merasa lelah, lemas, hingga sesak napas.

    Duh, edukasi semacam ini kudu nyampe ke semua ortu ya.
    Supaya generasi Indonesia sehaaattt dan merdeka dari anemia!

    ReplyDelete
  2. Tidur malam cukup juga bisa mencegah anemia ya, Mbak. Anak-anak sekarang seringnya tidur larut malam menurut cerita teman-teman nih.

    Seingat saya dulu ya, jam 7-8 malam, kami anak-anak sekolah sudha tidur. Sehats ehat semua kita, Ya, Mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah bener banget mba, jaman kita kecil dulu jam 8 sudah masuk kamar ya, jaman sekarang jam 10 di suruh masuk kamar aja masih nanti2 :(

      Delete
  3. Banyak orang yang menyepelekan anemia ya mbak, padahal tidak sesederhana itu dan bisa membahayakan. Kalau udh timbul gejala anemia lebih baik diperiksa, aku baru tahu kalau periksa anemia pake bpjs bisa gratis, kirain gak di-cover.

    ReplyDelete
  4. Waktu hamil saya sempat kena gejala anemia mudah lemas dan pusing, untungnya dokter sigap dan memberi resep zat besi sampai mau lahiran, alhamdulillah anak lahir selamat dan sehat

    ReplyDelete
  5. Pola makan seimbang memang akan membantu kita memastikan semua asupan mineral dan vitamin yang kita perlukan

    ReplyDelete
  6. Saya sampai sekarang rutin konsumsi tablet suplemen zat besi juga Mbak. Terlebih lagi karena pengalaman saat hamil kedua, jelang lahiran ternyata asupan zat besi kurang dan HB saya sedikit di bawah normal. Memang berpengaruh ke pasca lahiran, saya harus transfusi darah 1 kantong dan tangan sempat tremor.

    ReplyDelete
  7. Pantesan ibu hamil dan menyusui itu gak boleh minum teh dan kopi berlebihan ya. Ternyata menghambat penyerapan zat besi

    ReplyDelete
  8. Emang asupan anak penting sekali diperhatikan sejak umur 0-1000 hari.
    ini akan membuat anak tumbuh sehat dan berkembang dengan baik.
    kondisinya di Indonesia adanya masalah Stunting, dan kekurangan zat beri yg berakibat anemia. Edukasi yg diberikan bisa lebih gencar dilakukan

    ReplyDelete
  9. merupaka tugas qt bersama dalam menuntaskan masalah defisensi zat besi, cara terbaik sbgai ortu adalah mencukupi kebutuhan nutrisi anak dgn makan dan minum bergizi

    ReplyDelete
  10. penting banget aware soal ADB sejak dini ya mbak, terutama buat ibunya, supaya bisa menularkan edukasinya ke anggota keluarga lainnya.

    ReplyDelete
  11. Aku juga mengurangi gorengan banget, kak..
    Jadi inget, sebentar lagi Ramadan yaa...gorengan ini malah jadi makanan wajib saat berbuka.

    Menghindari ADB dengan asupan makanan yang baik.

    ReplyDelete
  12. generasi sehat dimulai dari Ibu yang bebas anemia, betul banget karena kalo ibunya anemia, anaknya juga bisa kena anemia, pastikan kecukupan gizi keluarga kita itu penting

    ReplyDelete
  13. Kadang gorengan itu membuatku tersiksa Mbak. Saat berjalan melewati kang gorengan, kepingin banget karena aroma gorengan mereka beneran menjerat. Sampai rumah, bikin sendiri dong

    jadi kalau menghindari agak susah ya, palingan mengurangi konsumsi gorengan dan lenbih suka bikin gorengan sendiri di rumah

    Pilih camilan? mending buah-buahan ya, dibandingkan gorengan, heheeee.

    ReplyDelete
  14. Wah lengkap banget. Semoga artikel ini tersebar luas karena akan sangat membantu ibu2 lain. Kadang ibu2 cuma melihat anaknya baik2 saja, padahal perlu konsumsi gizi yg lebih seimbang.

    ReplyDelete
  15. Saat ini banyak makanan serba instan sih ya, jadi kita sebagai orang tua mesti extra perhatian dengan gizi seimbang anak, khawatir belum terpenuhi dari makanan serba instan itu.

    ReplyDelete
  16. Yuk yuk, sama2 berkolaborasi untuk cegah anemia defisiensi besi.
    KITA BISA!

    ReplyDelete
  17. anemia juga termasuk gejala kekurangan protein ya mba. Aku baru aware ada beraneka ragam jenis anemia nih mba. banyak yaaa

    ReplyDelete
  18. dengan semakin banyak pendampingan, peningkatan kesadaran dan juga pendidikan agar semua mengerti mengenai anemia ini ya

    ReplyDelete
  19. Ga bisa disepelekan ya teh penyakit ini apalagi ga cuma ibu hamil aja bisa kena juga anak-anak bahkan remaja dengan dampak yang lumayan yah makanya penting menjaga asupan kala hamil

    ReplyDelete
  20. Anak yang lahir prematur dan kurang berat badan ini emang berpoensi sekali terjai seperti yang mba Sri tulis. Informasi dan wawasan seperti ini jadi penting untuk pencegahan ya

    ReplyDelete
  21. Ibu hami dan menyusui harus cukup ya zat besi nya soale mempengaruhi si kecil juga dan semoga ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak tidak ada lagi yang menderita anemia.

    ReplyDelete
  22. iyaa penting banget mengedukasi soal anemia ini untuk remaja putri, bumil, dan orang tua. terutama bumil sih, soalnya kalo udah anemia bakal berdampak bgt ke janin

    ReplyDelete
  23. Aku penyintas anemia tp gak sampai mengalami rontok dll sih hehe
    Tapi emang gak bisa dianggap ringan krn emang gk bagus buat badan, apalagi kalau hamil huhu :( kalau dah parah terapi zat besi konsuil dokter, kalau msh bisa dikoreksi (sesuai rekomendasi dokter) cukup makan makanan vbergizi dan minum vitamin/ kapsul zat besi.

    ReplyDelete
  24. yuk ah putus hubungan sama mata rantai anemi dimulai dari diri kita dulu, terus sebarin deh pentingnya kecukupan nutrisi dan gizi terutama zat ke besi ke orang-orang terdekat kita

    ReplyDelete
  25. Kadang aku pikir, anak itu menurun semuanya yang dilakukan kedua orangtua, termasuk kesukaan.
    Ternyata enggak, hiiks~

    Aku penyuka daging banget.
    Tapi anakku rada susah. Bisa di subtitusi sama kacang-kacangan yaah...teh?
    Untuk tetap mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh.

    ReplyDelete
  26. sejak ikut webinar Danone Indonesia dan Nutrisi Bangsa secara teratur, aku jadi bikin jurnal makan buat anak untuk evaluasi diri,kadang suka males masak dan pilih beli jadi huhuhu.

    ReplyDelete
  27. Saya baru tahu kalau cek darah di puskesmas bisa gratis pakai BPJS. Makasi infonya ya Mbak.... Terakhir aku cek HB di RS pas lahiran, mepeeet nilainya....

    ReplyDelete
  28. ADB memang jadi ancaman serius bagi bangsa, semoga semakin banyak orang yang melek ya soal isu ADB ini agar kedepan angkanya bs ditekan

    ReplyDelete
  29. Yuk kita putus dengan ADB supaya hidup sehat dan tidak ada drama kekurangan zat besi sehingga selalu bahagia bersama keluarga

    ReplyDelete
  30. Harus memutus ADB ini ya mb secara aku waktu hamil Bi dua tahun lalu, dokter waspasa zat besi. Anakku yang gadis juga nih aku beri suplemen zat besi buat masa depannya biar tidak ada generasi ADB

    ReplyDelete
  31. Anemia ini jatuhnya jadi mirip penyakit turunan yah. Padahal bisa dicegah dengan pemberian asupan nutrisi yang cukup. Penting banget buat cek kesehatan bagi ibu hamil.

    ReplyDelete