8 Alasan Istri / Ibu Bekerja

istri bekerja

 

Prioritaskan untuk meningkatkan pendapatanmu daripada harus mengurangi pengeluaran. Lebih penting untuk menumbuhkan semangatmu daripada menghapus impianmu. (Robert T. Kiyosaki) 

Membaca quote tersebut, saya merenung. Ternyata untuk menghemat uang yang ada itu terkadang harus waras juga. Jika mengeluh saja tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Harus ada sebuah step yang harus dilakukan untuk perubahan besar. 

Terkadang seorang Ibu mengenyampingkan ego. Dalam hatinya ingin bisa terus bersama anak-anak, mengamati tumbuh kembang anak-anak, tapi realita berkata lain. Seorang Ibu harus bekerja untuk menghidupi mewaraskan membantu perekonomian keluarga. 

Menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, menitipkan penjagaan anak-anak hanya kepada Allah, sehingga tenang hatinya untuk mulai melangkah dalam perjuangan jihad di jalan Allah. 


Meningkatkan pendapatan, urusannya dengan berusaha dan bekerja. Bagi pedagang, uang bukan dikejar. Namun kita harus membuatnya datang secara bertahap kepada kita. Dasar dari semua usaha adalah menguasai perdagangan dan kuatkan pondasimu dengan baik kata Jeong Seon Yong-Nak, Belajarlah Soal Uang. 

Saya dulu pernah berkata bahwa kalau anak-anak udah gede, saya ingin bekerja lagi. 

Entah itu mengajar atau bekerja. Saya belum tahu. Yang jelas saya belum pernah masukin lamaran kerja lagi karena saya lulusan teknologi pendidikan tapi ingin mengajar bahasa indonesia. Langkah saya maju mundur.

Tetapi secara mengejutkan qadarullah, saya dipanggil lagi di tempat dulu bekerja. Qadarullah, Allah benar-benar tahu yang kami butuhkan. 

Qadarullah ... doa saya terkabul. Allah ingin membuktikan perkataan saya.

*

Dulu saat saya resign dari kantor dan full time mother. Pada saat itu banyak berseliweran dengan membandingkan ibu rumah tangga lebih baik dari ibu bekerja dan juga sebaliknya.

Meski pertentangan itu terjadi di sosmed, saya tidak pernah menganggap ibu rumah tangga lebih baik atau sebaliknya. 

Jadi ketika ada kesempatan bekerja saya bertanya-tanya, apa ini yang saya inginkan? Saya mencari apa? Saat mendengar uraian Ustadz-ustadz kebanyakan mendukung peranan perempuan di dalam rumah membaktikan diri pada suami dan anak-anak. 

Faktanya, setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda-beda. Ada yang kondisi keuangannya menengah ke atas, adapun yang sangat minim misalnya karena suami terkena PHK. 

Sebagai seorang istri, tentu sebagai anggota tim, ingin membantu agar terjadi ketentraman keluarga dan tidak ada pertengkaran karena masalah ekonomi.

Alasan utama seorang istri bekerja:

1. Semata-mata bukan untuk mencari nafkah (karena nafkah dari suami), akan tetapi untuk membantu suami 

Pada dasarnya orang yang memberi nafkah tentu adalah suami. Jadi nafkah tetap dari suami, istri hanya membantu.

Seorang istri tetap berhak mendapatkan haknya seperti uang bulanan / nafkah lahir dari suami. Berapapun yang diberikan oleh suami harus disyukuri. Istri harus menghargai jerih payah suami yang bekerja dengan qonaah. 

Dan hal yang harus diperhatikan adalah saat pertama kali bekerja tetap harus mendapat restu dan ridho dari suami. Jangan sampai suami tidak mengizinkan karena izin suami amat berharga. 

2. Terinspirasi dari semangat kerja orang tua 

Melihat Ayah yang setiap hari semangat menyambut hari bekerja, membuat saya berpikir, mengapa saya tidak memiliki semangat kerja sepertinya ya. Usia masih muda, ada cita-cita yang dikejar harapan yang ingin diraih.  

Setelah 8 tahun di rumah, saya berbisnis, dan saya baru sadar saya tidak cocok. Lebih cocok kalau saya kerja kantoran. Qadarullah tempat lama saya bekerja memanggil saya kembali. 

Setelah 3 tahun pandemi yang terperosok, membuat perekonomian keluarga mesti merintis lagi menggerakkan hati saya untuk membantu. 

Melihat dari beberapa keluarga lain, istri yang memiliki kemampuan bekerja, tidak tinggi hati dan menyokong suami yang memiliki rezeki masih merintis, maka istri sigap membantu. 

3. Mencari rezeki halal dan menghindari dari meminta-minta 

Seorang Muslim yang punya izzah ialah kalau dia terhindar dari meminta-minta dan giat berusaha.

Lihatlah Abdurrahman bin Auf beliau meminta ditunjuki jalan saja ke pasar untuk memulai berniaga. Untuk mendapatkan rezeki halal harus diupayakan dan istiqamah bertahan untuk keluarga.

4. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalau kaum itu tidak mengubahnya sendiri 

Emas tidak mungkin turun dari langit begitu saja, tapi harus diiringi dengan kerja keras dan melalui usaha. 

Yang namanya bekerja tentu ada rasa lelah, capek, tapi harus diniatkan untuk lillahi ta'ala sehingga rasa lelah ini kita terima dengan sadar dan ikhlas menerima konsekuensi dalam bekerja. 

Untuk sukses, butuh perjuangan yang tidak sedikit.  

Kalau kata owner Mouza mengatakan: Ketika kita ingin merubah nasib | Ketika kita ingin ada perubahan hidup | Ketika kita ingin ada peningkatan, kemajuan atau keberhasilan. | Berani ambil keputusan ekstrem | Karena perubahan datang dari kita sendiri | Bukan dari orang lain

5. Mengamalkan Ilmu yang Dipunya

Peran seorang perempuan dalam ranah publik juga menjadi penting karena selain juga berkarier, dia juga mengamalkan ilmu yang telah ia punya. Ilmu jika dipakai, maka akan terus bermanfaat, dan pahalanya pun akan terus mengalir karena termasuk amal jariyah. 

Seorang Muslimah yang bekerja di ranah publik bermanfaat untuk membantu masyarakat juga adalah pekerjaan mulia. Seperti  tenaga kesehatan, bidan, guru, karyawan juga digolongkan sebagai Jihad fi Sabilillah mengutip dari Ustadzah Oki karena bekerja juga termasuk jihad di jalan Allah. Masya Allah.
 

6. Pahala Silaturahim dan Shadaqoh 

Ustadzah Oki Setiana Dewi pernah berkata bahwa ada 2 keutamaan dari perempuan bekerja yakni yang pertama pahala Silaturahim dan yang kedua ada pahala Shadaqoh. 

Jadi ketika istri bekerja, maka penghasilannya yang diberikan keluarga adalah termasuk sedekah. Dan sedekah ini juga merupakan pahala dan mendapat tempat di sisi Allah. 

Tentu pernah dengar kan ada orang yang masuk Surga dari pintu sedekah. InsyaAllah termasuk sedekah untuk keluarga. 


 

Ketika Tuhan menaikkan rezekimu secara keuangan, jangan naikkan standar hidupmu, naikkan standar memberimu. (Mark Batterson) 

Menambah penghasilan bukan mendapat income saja secara fisik, tapi juga harus bertambah dalam hal memberi.

Murabbi saya sering mengungkapkan kalau Muslimah juga harus bisa mencari penghasilan untuk bisa memberi. 

Kalau kita tidak punya apa-apa, kita tidak bisa memberi apa-apa. Maka dengan ilmu yang kita punya, harta atau skill yang kita punya dapat membantu orang lain. 

7. Bekerja sebagai Aktualisasi Diri sebagai Sarana untuk Berkarya 

Terkadang terpikir apakah setelah menikah bisa tetap berkarya? Saya bermimpi ingin menerbitkan buku dan seterusnya. Alhamdulillah mimpi saya terwujud. Tapi apa hanya sampai di situ? Ternyata tidak. Mimpi saya masih banyak. Ternyata ingin juga punya tim yang bisa menyukseskan suatu buku dan booming di masyarakat. Ingin mencerdaskan masyarakat lewat bacaan dan seterusnya. 

Mimpi saya bisa difasilitasi jika saya menjadi sebuah tim dan ini dapat dilakukan saat bekerja di kantor. Mimpi saya juga ingin bisa Umroh atau berhaji. Semoga mimpi saya dapat terwujud. Aamiin ya Rabb.

8. Sebaik-baik Manusia yang Bermanfaat bagi Manusia lainnya 

“Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 129, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 5787).

Bisa jadi kita bukan orang yang berpengaruh. Bisa jadi kita berpendidikan rendah, berekonomi lemah, dan tak banyak pengikut serta pengaruh. Namun ketika bisa memberi banyak manfaat bagi orang lain, maka insyaAllah kita termasuk dalam kelompok sebaik-baik manusia seperti hadits di atas.  

Jika bekerja menjadi lebih baik karena bisa memberikan maslahat untuk keluarga, dan ranah publik, maka bekerja bisa menjadi sarana juga untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Maka kita akan memetik hasilnya bukan di dunia saja, tetapi juga di akhirat. 

Bekerja, sama halnya dengan profesi saya sebelumnya seorang Mom Blogger, hanya bedanya kalau Blogger sesekali kalau ini sudah tetap dan seperti organisasi saya senang di back office

Pernah merasakan kebingungan kesana kemari dan Allah pilih dari jutaan orang yang mungkin kesulitan mencari kerja, Allah hadirkan rezeki lewat tempat saya dulu bekerja. Alhamdulillah terima kasih ya Allah. 

Kesimpulan

Saya diingatkan oleh ceramah-ceramah Ustadz Khalid Basalamah tentang dibolehkannya bekerja, jika selesai suatu urusan, maka hendaknya langsung kembali ke rumah dengan mengurus urusan rumah, anak-anak dan tidak melalaikan dalam pendidikan dan hak-hak anak, serta suami. Dan yang terpenting mendapat izin bekerja dari suami. Kalau suami mengizinkan istri berkarier, maka seorang istri bisa. Kalau suami tidak mengizinkan, maka seorang istri wajib mencari ridho dari suami. Semoga Allah berikan kebaikan atas amal baik yang kita lakukan. Aamiin ya Rabbal 'alamin. [] 


No comments