Review Buku: Cantik Itu Luka - Eka Kurniawan



You are What you Read 

Kamu adalah apa yang kamu baca 

Benarkah? Sepertinya saya tidak setuju dengan pernyataan itu. Karena belum tentu apa yang kita baca menggambarkan diri kita. Tetapi bisa jadi seorang pengamat yang sedang mengamati seperti apa buku itu ditulis, dan proses kreatif seperti apa yang telah dilaluinya. 

Bagi seorang kritikus, dia akan mengkritik tulisan dari ide atau gagasan yang akan diusung. Jadi belum tentu apa yang kamu baca itu menggambarkan dirimu.  

Bagaimana dengan tanggapan penulis platform yang demi mencari popularitas dan menaikkan penghasilan dengan singkat dan mengenyampingkan idealisnya dan berpatokan hanya untuk mencari cuan? 

Tentu kita akan memilah dan bisa jadi memilih bacaan yang berkualitas dan bukan sekadar untuk kesenangan saja. 



Berkaca pada apa yang pernah guru saya katakan, bacalah semua buku tidak usah pilih-pilih dalam membaca buku. 

Pada saat masuk komunitas FLP Bandung, saya diberi rekomendasi buku-buku yang bagus. Buku-buku SGA, SJD, dan lainnya. 

Saya membaca buku Negeri Senja, dan berbagai buku lainnya.

Baru-baru ini, tepatnya ketika saya memiliki anak bungsu berusia 2 bulan (pada saat tulisan ini ditulis anak saya telah wafat), saya secara langsung mendapat hadiah buku 'Cantik Itu Luka' milik Eka Kurniawan yang membuat saya tertarik. Saya mendapat buku hard cover exclusif berwarna merah covernya. 

Pada saat melihat covernya saya pikir itu adalah buku yang sangat bagus. Dan lagi, Penerbit Gramedia mengklaim bahwa buku tersebut ketika baru cetak dan akan dijual dalam hitungan detik saja sudah habis terjual dan saya jadi penasaran sebenarnya buku bercerita apa ya? 

Membaca bab awal saya terkejut karena dari kuburan ada perempuan bernama Dewi Ayu yang bangkit dari kubur, dan saya yakin ini buku surealis. 

Terakhir kali membaca buku semacam ini saat membaca buku Seno Gumira Ajidarma, karena SGA memang spesialis penulis surealis, dan saya membaca dari kacamata orang Islam tentu. 

Dengan gaya menulis yang 'liar', Eka Kurniawan dapat membuat saya begidik ngeri karena tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. 

Berita hari ini yang mengerikan mengenai mertua perempuan dan menantu laki-laki yang berzina telah diceritakan secara gamblang oleh Eka Kurniawan dan jauh sejak viral kasus ini, buku ini telah dicetak pertama kali bulan Mei tahun 2004. Jadi benar sejarah itu berulang, dan hanya tokoh serta orangnya saja yang berbeda. 

Tapi sepertinya apa orang-orang bisa belajar dari kasus yang pernah terjadi, bahkan azabnya juga sudah ada di Bumi ketika kota Pompei Allah hancurkan dalam sekejap?

Fenomena Ustadz yang juga berdakwah kepada PSK atau pelacur juga terjadi. Ada Ustadz yang mengadakan pengajian atau mengajarkan ngaji kepada para pelacur dan akhirnya mereka sedikit-sedikit mulai bertobat dan tidak menjadi PSK lagi. 

Cerita Dewi Ayu yang terjerat dalam dunia pelacuran dan semua yang ada di kota itu pernah menidurinya membuat saya begidik membayangkannya. 

Bagi seorang kritikus, buku se-best seller ini pun akan mengamati dari dari ide atau gagasan yang akan diusung karena jarang yang mengangkat tema seperti ini. 

Tapi apakah buku ini termasuk buku popular? 

Jika melihat scene-scene dalam novel ini mungkin adalah hal yang tabu, terlebih dalam sisi agama. Tetapi guru saya pernah berkata bahwa buku sastra atau surealis, bahkan tulisan yang biasa-biasa pun tentu memiliki nilai moral dan hikmah yang bisa dipetik. 

Bukan saja menceritakan sekadar romance di permukaan, bahkan penulisnya menulis tragedi dengan apik. Bahkan ada pesan-pesan satire jika membaca secara langsung. 

Jadi teringat dengan Bumi Manusia milik Pramoedya Ananta Toer, mengemas cerita yang lengkap dan kisah anak negeri yang mencintai Annelise. 

Sebagai seorang Muslim selalu diingatkan akan hal-hal yang kita perbuat. Tangan dan kaki berkata istilahnya. Secara tidak langsung, frasa yang saya maksud adalah seseorang akan bertanggung jawab dengan apa yang dipimpinnya, termasuk mempertanggungjawabkan dengan apa yang ditulis. Sehingga hal itulah yang menjadi rem sebagai Muslim, bagaimana bila tulisan masuk ke ranah publik. 

Tapi saya sadar, setelah buku masuk ke dunia industri maka hal ini pula berbicara tentang pasar. Secara keseluruhan, saya bisa menyimpulkan bahwa Novel Cantik Itu Luka ini adalah novel yang kaya akan nilai sejarah, banyak pemikiran dalam novel ini karena terjadi dalam latar tahun 1923-an, seperti ideologi komunis yang dipunya oleh Kamerad Kliwon, berkisah juga mengenai penjajah Jepang yang telah menduduki tanah air dan setting tempat yang indah, sehingga akan terhanyut di dalamnya. Cerita mengenai pemuka agama dikisahkan sedikit dalam novel ini seperti kyai dan imam masjid berada di bab-bab awal. Semoga tulisan ini bermanfaat. []

DATA BUKU 

Judul   : Cantik Itu Luka  

Penulis : Eka Kurniawan 

Cetakan : 13, Desember 2017 (cetakan ke-13 hard cover) 

Penerbit: Gramedia Pustaka 

Tebal   : 505 halaman 

ISBN    : 978-6020-366-51-7

No comments