Resensi Buku: Kereta Malam Menuju Harlok - Maya Lestari Gf

novel anak kereta malam menuju harlok

 Ada kereta yang khusus menjemput anak yatim piatu di seluruh dunia. 

Cerita dibuka dengan penjelasan mengenai kereta yang unik. Istilah kereta yang menemukanmu membuktikan bahwa kita tidak bisa begitu saja mencari dimana kereta itu berada, karena ini kereta khusus, kereta yang menjemput anak yatim piatu (bisa juga karena diterlantarkan).

Tamir, seorang anak yatim piatu yang seperti mendengar sebuah dongeng. Bagaimana penulisnya, Maya Lestari Gf dapat membuat saya takjub dengan prolog dalam bukunya "Kereta Malam Menuju Harlock" ini. 

Kemudian kisah dibuka dengan kisah Tamir yang dibangunkan secara kasar oleh Amang. 

Tamir tinggal di Kulila, tempat untuk anak yatim piatu (seperti panti asuhan di tempat kita kalau mengenal). Tamir sudah sejak usia 5 tahun ditinggalkan orang tuanya di pinggir jalan. Orang-orang membawanya ke kantor polisi, dan dari kantor polisi akhirnya singgah di Kulila. 

Buku ini didapat dari hasil kompetisi secara nasional dan mendapat hasil terbaik menjadi juara 2 Kompetisi Menulis Novel Anak Indiva tahun 2019 ini. Dari judulnya pun sangat memikat, terlebih cover seorang anak blasteran membuat saya tertarik untuk memilikinya.

Penerbit Indiva ternyata menerima naskah fiksi anak, dan ada unsur fantasinya. Tapi memang di akhir itu karena ada unsur mimpi-nya ternyata di ending. 

Dulu saya pernah mengirimkan naskah fiksi fantasi ke Indiva hanya memang benar unsur fantasinya dan gagal lolos. Sekarang saya tahu, mungkin karena kurang cantik mengemasnya. Hehe.

Kalau dibandingkan dengan Mbak Maya Lestari apalah saya hehe masih pemula untuk sekelas penerbit mayor itu, tapi saya jadi tahu kesukaan apa yang disukai penerbit seperti mengangkat tema anak yatim menjadi tokoh utama itu disukai di penerbit Indiva. Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa Penerbit Indiva mengedepankan akhlak dan karakter yang kuat, dan bacaan-bacaannya bisa memberi teladan untuk para pembaca, sekaligus semangat untuk bertahan hidup, seperti kisah Tamir ini. 

Tamir, seorang anak yang memiliki keterbatasan dari fisiknya. Dia tidak memiliki kaki dan kemana-mana harus menggunakan kruk untuk berjalan. 

sinopsis kereta malam menuju harlok


Miris sekali saat membaca percakapan ini:

"Amar bilang Tamir manusia sebelah. Punya sebelah kaki, punya sebelah mata. Rugi kalau beli sepatu. Harus beli dua, padahal yang dipakai cuma satu. Tamir melangkah tertatih. Kruk kayunya sudah pendek. Ia sudah lebih tinggi dari tahun lalu, tahun saat ia mendapatkan kruk kayu ini sebagai hadiah dari seorang donatur." (hlm 6-7) 

Saya menemukan makna tersirat dan nilai moral seperti perasaan yang harus kita tanamkan bahwa Allah menciptakan kita secara sempurna. Jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal tanpa orang tua kita harus bersyukur. Selain itu juga kita diberi fisik sehat secara lahir, seharusnya kita bisa berempati kepada mereka dan bersyukur diberi fisik yang baik.  

Menumbuhkan perasaan syukur atas pemberian Allah Subhanahu wa Ta'ala berupa nikmat kesehatan. 

Amar juga sama seperti Tamir, semua jemari tangan kirinya tidak tumbuh sempurna, kecil-kecil seukuran buah ciplukan, bahkan lebih kecil dari itu. Amar tidak pernah mengeluh. Dia juga menyanyi di jalanan. 

Anak-anak lain, Naura, memiliki kaki sebelah. Amar membelikan kaki palsu untuk Naura, tapi tidak bertahan lama karena dia cepat tumbuh, sedangkan kaki palsu itu harus diganti. 

Jumlah karyawan dulu banyak, tapi sekarang tinggal Amang pegawai tetap. 9 anak jadi tanggung jawabnya. Amang jadi pegawai Kulila, amak-anak panti asuhan disuruh mengamen dan mengemis. 

Pengalaman Tamir pun tergambar disini. 

"Betapa enaknya punya Ibu. Ada yang selalu memasakkan makanan lezat untukmu. Di panti asuhan semuanya berbeda. Kau harus mengurus dirimu sendiri. Semua anak punya jadwal memasak. Jika mereka tidak patuh pada jadwal, tidak ada yang makan hari itu. Tamir selalu patuh pada jadwal. Ia tidak mau Naura kecil jadi kelaparan karena ulahnya." (halaman 11) 

Awal kisah Tamir bisa bertemu dengan kereta malam adalah saat air tumpah dari langit. Rumah roboh. Air menghantam tubuh Tamir. Lonteng roboh. Kepala Tamir terantuk sesuatu. 

Saat tersadar Tamir sudah berada di kereta tujuan Harlok. 

novel fiksi fantasi kereta malam menuju harlok

Kereta malam, kereta khusus anak terlantar. Tujuan mengantar anak terlantar ke rumahnya. Kereta berasal dari balik awan.

Anak-anak ini umumnya mereka juga tidak punya orang tua lagi, hidup menggelandang atau diabaikan oleh orang-orang. 

Akhirnya Tamir harus menempuh perjuangan untuk terus mengumpulkan batu sehari sebanyak 12 kilo dengan kondisi fisik yang hanya memiliki 1 kaki, sedangkan teman-temannya mengumpulkan 10 kilo. Tapi mereka memiliki beban untuk bisa membantu teman-temannya yang kekurangan hari itu sehingga teman mereka dapat bebas dari hukuman. 

Anak tambang anak sehat untuk berkerja tambang. Hanya makan seadanya sup bawang putih dan jamur 3 biji. Masih mending dan lumayan di panti asuhan istilahnya dibandingkan dengan di Harlok. Tamir pun membayangkan perasaan dulu, meskipun harus masak sendiri bergantian dengan teman-teman. 

Banyak hal lain yang bisa membuat saya tertawa miris seperti ini: 

Berharganya sesuatu karena emas atau perhiasan berharga. Tapi...

"Di bumi, kita bisa menulis jumlah 100.000 di sehelai kertas meskipun harga kertas itu tidak sampai seratus ribu rupiah, tapi disini tidak bisa." (halaman 59) 

Ada quote, "Kata orang, semakin tua, kamu semakin sulit kamu mendapat pekerjaan." (halaman 10) 

"Kalau kita melapor, anak-anak tambang yang tinggal akan dilempar ke hutan Kabut." (halaman 64) 

Selain itu juga ada istilah "Singa Kabut" 

Semakin penasaran membaca buku ini? Simak selengkapnya dalam Buku Kereta Malam Menuju Harlok ya. Ceritanya bagus sangat. 


DATA BUKU 

Judul: Kereta Malam Menuju Harlok 

Penulis: Maya Lestari Gf 

Cetakan: 1, Januari 2021 

Penerbit: Indiva Publishing, Solo 

Tebal: 144 halaman 

No comments