SATU JAM MENULIS SERENTAK FLP: FOKUS GARAP TULISAN


Menulis, mengungkapkan ide atau gagasan. Selain memperhatikan teknik dalam menulis, ide itu esensinya. Hanya saja kita memiliki ruang yang tepat, menulis dengan sastra adalah cara cerdas untuk mengungkapkan sesuatu (kang irfan).

Sudahkah menulis dengan mengedepankan ide kita? Atau sekadar menuliskan kisah atau peristiwa, tanpa berpikir bagaimana konflik dari cerita tersebut?

Tema cerita selalu sama, dari zaman ke zaman tema, cinta, persahabatan, kekeluargaan, bisa jadi sama. Namun kebaruan dibutuhkan dalam menulis. Tentu ide bisa didapat dengan kita membaca lingkungan kita.

Sesekali berjalanlah ke luar. Kita dapat merasakan suasana baru dari tempat yang kita kunjungi. Suatu yang kita tidak sadari sehari-hari.

Mungkin kita terlalu sibuk dengan diri sendiri. Aktivitas yang tidak berkesudahan, tanpa kita sadari pula, menengadahkan kepala sejenak ke langit, kita akan memerhatikan langit yang lapang, menatap awan bergerak mendamaikan hati.

Begitu pulalah yang penulis alami pagi ini bersama sahabat-sahabat FLP se-dunia, merapatkan diri ke Gedung Aula Apung, perpustakaan baru UI, Depok berniat mengupgrade semangat menulis dalam FLP yang ke-15.

Disertai pemandangan air yang meneduhkan mata, di sisi gedung Aula Apung terdapat danau, kami menyimak acara. Bahwa acara kali ini, mengingatkan perjuangan Mbak Intan Savitri (ketua FLP Pusat 2009-2013) saat 15 tahun yang lalu dari ingin menulis dan mencerahkan tulisan adalah bukan waktu yang sesaat. Keistiqamahan berjalannya organisasi ini yang memerlukan perjuangan darah dan air mata perlu dihargai.

Bahwa menulis pun memerlukan fokus. Fokus tanpa fokus, maka bisa jadi tak tentu arah. Kita ingin dikenal sebagai apa? Penulis yang mengangkat tema apa? Hendaknya sejak jauh-jauh hari dipikirkan. Menulis sesuatu yang kita sukai dan kita menguasai apa yang kita tulis.

Bukan sekadar menulis
Komunitas FLP sudah berusia 15 tahun. Penulis sudah merasakan manisnya berkomunitas sejak 2006, berarti telah hampir genap enam tahun tumbuh di FLP, tepatnya di Salman ITB, karena seringkali kami berkumpul di sana. Meski belum memiliki sekretariat, namun kami bisa memberdayakan potensi di sana.

Dari nol memahami sastra, memahami karya cerpen, puisi, esai dan ada ekskul Teater Embun yang menyemarakkan kehangatan dalam Forum Lingkar Pena. Kalau teman saya yang baru dua tahun turut bergabung, yaitu Nurul Maria Sisilia begitu mendobrak dan fenomenal, saya belum merasakan peningkatan yang berarti setelah lulus dari bangku kuliah.

Menulis dan masih belum merasa belum banyak menggali. Ayo berubah, sri!

Bukan sekadar ilmu menulis yang saya dapati, saya mendapatkan semua yang saya perlukan seperti ilmu, amal dan pendapatan. Seringkali saya tertohok dengan teman yang luar biasa di FLP. Saya ingin mengoptimalkan potensi saya di menulis cerita anak. Saya bergelut dengan dunia mengajar di ekskul  menulis SD Juara sejak 2010, dan saya merasa belum menemukan apa yang saya akan geluti. Tapi saya sudah sangat senang untuk fokus ke tulisan DS.
Bisa download file pdf di http://srialhidayati.multiply.com/journal/item/47/Aktivis_dakwah_sekolah_mari_berjuang_bersama_

Sri Al Hidayati
Seharusnya diunggah pada 26 Februari 2012 :)

No comments