Mengenal Anemia Defisiensi Zat Besi (ADB) pada Bayi ASI, Anak, Ibu Hamil

SEMBILAN tahun perjalanan AIMI untuk mengedukasi, dan menjadi sahabat para ibu dalam memberikan nutrisi terbaik, ASI #HUT9AIMI merupakan rangkaian acara dari AIMI Jawa Barat yang akan berusia 9 tahun. Dalam rangkaian acara AIMI, terdapat acara Ngobsik#2 yang berlangsung hari Ahad lalu (17/4).

AIMI Jabar mengadakan event Talkshow seputar ADB (Anemia Defisiensi Zat Besi) di Café Trend jalan Pahlawan 94 Bandung. Acara diisi oleh dr. Frecillia Regina, spA, IBCLC dan Nia Umar, S.Sos, MKM, IBCLC.

Para peserta sudah berdatangan untuk berpartisipasi dalam acara. Terlihat para Bunda yang datang pun mengajak buah hati mereka berkeliling di bazaar di Teras Café Trends sebelum acara dimulai. Bazaar dimeriahkan dengan aneka baju branded, nursing wear, sampai aneka makanan.



Tak sedikit pula yang mengisi ruang reading corner untuk melihat-lihat dan membaca buku-buku dari Pustakalana. Kebanyakan anak beserta Bundanya antusias karena melihat-lihat buku terbitan luar negeri dari mulai buku berbahasa Inggris dengan ilustrasi menarik, sampai buku flip book, dan ada puzzle numbering yang dapat mengasah motorik anak.

Para Ayah pun tak sedikit yang ikut bergabung juga turut menemani anak-anak mereka di perpustakaan, dan berkeliling melihat galeri yang dipajang di Café. Suasana bertambah hangat pagi itu setelah acara dibuka oleh MC. Acara pertama pun dibuka dengan pemaparan Anemia Defisiensi Besi oleh dr. Frecill dan Nia Umar.

banyak ibu yang berdiri sambil gendong bayi n ga duduk di tempatnya hehe maklum punya bayi
Dr. Frecill memaparkan materi
Dokter Frecill yang merupakan dokter spesialis anak di RS Limijati, dosen, dan Konselor Laktasi AIMI Jabar memulai dengan kasus, yakni ada seorang anak laki-laki dengan BB rendah, meski di usia satu tahun, dokter dimanapun itu tetap memerlukan data dari kelahirannya. Hal tersebut diperlukan sebagai acuan bagi dokter mengukur perkembangan berat badan bayi tersebut.

“Bagi seorang perempuan, ketika dia sudah mengalami kekurangan darah, maka bisa dikatakan dia mengalami anemia. Anemia bisa diketahui dengan HB yang rendah, namun dengan catatan belum diketahui penyebabnya.” Tutur dr. Frecill.

“Bagi mereka yang telah mengalami pucat, maka dia telah mengalami proses terakhir dari kekurangan zat besi, karena pada awalnya tidak terlihat, kemudian lambat laun kemudian akhirnya mengalami pucat. Jadi meski HB di cek bagus, belum tentu dia tidak anemia, karena bisa jadi sebenarnya sudah kehilangan zat besi. Ada Cerum Feritin yang dapat mendeteksi lebih cepat dari fase anemia. Hanya saja harganya memang terhitung mahal,” tambah dr. Frecill.

Kemudian dr. Frecill memaparkan bahwa seorang perempuan setiap harinya memerlukan zat besi sebanyak 100 mg. Sedangkan bagi Ibu hamil, ibu hamil memerlukan zat besi 9 kali lipat lebih tinggi. Hal ini diperlukan untuk membentuk bayi dan plasenta. Maka penting mengisi 1000 hari pertama bayi sejak kandungan dengan anaknya sehat.

Lalu bagaimana tanda seorang ibu mengalami anemia? Tandanya yakni dia mengalami pucat, lemas, dan tekanan darah rendah. Perlu dikenali ibu yang berisiko tinggi yakni ibu hamil, ibu hamil dengan kondisi anak kembar, muntah-muntah karena mengidam, konsumsi zat besi kurang dan menstruasi yang banyak.

Pada saat kehamilan 8-12 minggu tentu ibu hamil pernah di cek Hb dan saat melahirkan pula di cek Hb nya agar mengetahui apakah berat badan body maksimal indeks, dan mengalami kenaikan berat badan yang normal atau tidak. Sehingga dalam masa kehamilan, berat badan hamil yang ideal antara 11-16 kg. Ibu hamil juga harus ada aktivitas, dan mengkonsumsi makanan bersih seperti sayur, protein, karbohidrat, olahraga, susu (boleh ya, boleh tidak), dan air.

Dalam daging juga membantu proses penyerapan zat besi. Daging sendiri terbagi menjadi dua, yakni heme dan non-heme. Kategori heme lebih mudah diserap seperti daging sapi, kambing, domba, ayam dan ikan. Sedangkan non heme ada proses diubah dulu baru diserap tubuh, seperti kacang-kacangan.

“Agar tak kekurangan zat besi, maka diperlukan 27 mg, dan didapatkan dari sepotong daging misal beef chicken 84 gram, memiliki zat besi 26,2. Sedangkan dari bayam lebih rendah lagi, dari 1 cup sayur bayam, zat besinya 1,30. Maka daging juga diperlukan agar tidak kekurangan zat besi. Dalam seminggu, sebaiknya tiga kali makan daging merah agar tak kekurangan zat besi.” papar dr. Frecill.

Mbak Nia memberi seminar
Pemaparan dilanjutkan oleh Nia Umar, S.Sos, MKM, IBCLC. Mbak Nia merupakan salah satu pionir yang menyukseskan program menyusui di Indonesia. Pada saat memaparkan materi, Mbak Nia menggendong anak ketiganya yang sudah pulas tertidur. Ternyata Mbak Nia sudah mengondisikan bayinya agar tertidur saat dia mengisi talkshow. Wow keren sekali ya! Jadi sebelum itu, Mbak Nia mengajak putranya berjalan-jalan kecil sebelum acara dimulai, sehingga lelah dan tertidur.

Mbak Nia memulai pemaparan materinya dengan dua kondisi, yakni bayi yang lahir cukup bulan dan menyusui ASI eksklusif, dengan bayi sufor. Bagi anak yang cukup bulan dan menyusui eksklusif, maka dia memiliki cadangan dalam tubuhnya yang tidak mudah mengeluarkan zat besi. Zat besi dalam ASI berfungsi untuk membantu penyerapan. Sedangkan kondisi kedua yakni dengan bayi yang meminum sufor, maka lebih rentan mengalami iritasi dalam lambungnya. Harus segera konseling jika berdarah.

Mereka yang berisiko terkena ADB adalah mereka yang terlahir prematur, bayi yang lahir kurang dari 3 kg, bayi yang terlahir dari ibu yang diabetes, dan tidak terkontrol dengan baik.

Bagi anak yang menderita ADB, maka wajib mengkonsumsi makanan yang memiliki zat besi tinggi yang bisa didapatkan dari ASI, ubi manis, daging sapi, ayam, jamur, sayur-sayuran, dan kuning telur. Makanan zat besi tinggi dapat ditambah dengan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi. Misalnya sayur bayam diberi kaldu daging ditambah dengan wortel. Itu tidak apa-apa.

Mbak Nia pun menambahkan bahwa, “Menu untuk anak tidak usah khusus sendiri, namun dapat disesuaikan dengan menu keluarga. Samakan saja, ngga masalah. Misal anak makan soto, lodeh, opor, rawon, agar anak tidak bosan saat makan,”  ungkapnya.

“Pada saat memberi MPASI kepada anak yakni dengan dilihat menunya apakah sudah ada protein, lemak, vitamin, karbohidrat, dan mineralnya. Ibu juga harus mencari buku MPASI dan dibaca menunya. Jangan sampai nonton saja Film Korea tapi membaca resep tidak,” singgung Mbak Nia dalam pemaparannya membuat para Bunda turut tersenyum.

Maka penting sejak kehamilan untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Proses ADB tidak tiba-tiba selesai, namun harus dipersiapkan sejak kandungan, bahkan sebelum menikah. Maka ketika hamil kondisi tubuh harus siap, jika masih usia belum matang lalu hamil, maka akan berisiko ADB juga. Maka makan sehat, gizi seimbang, dan suplemen zat besi atas rekomendasi dokter.

Bagi ibu yang sudah mempunyai bayi, jika ditanya apakah perlu suplemen zat besi, maka jawabannya adalah harus dilihat dari case by case. Karena belum tentu membutuhkan hal itu. Jika Hb normal namun mengkonsumsi suplemen zat besi, maka justru berisiko tumbuh melambat dan diare pada bayi. Jika ibu mengkonsumsi suplemen zat besi, dikuatirkan bayi sulit untuk pupnya.

Dan yang terpenting adalah tidak memberi minum teh kepada anak, dan bagi ibunya pula minum teh dapat mengurangi penyerapan zat besi. jika ingin minum bagi ibu maka diberi tenggang waktu yakni satu jam sebelum dan satu jam sesudah. Hal lain yang menjadi mitos adalah dengan meminum kopi, anak menjadi kuat jantungnya, itu adalah MITOS. Maka hindari pemberian minuman tersebut.

Ngobrol asik 17 April mengupas tuntas mengenai ADB, diharapkan para Bunda dapat tercerahkan dengan materi Anemia Defisiensi Zat Besi bahwa perlunya zat besi pada tubuh dengan cukup, jangan kurang zat besi atau kelebihan zat besi.  Karena bila kurang atau berlebih, maka akan lebih rentan terhadap penyakit. Jagalah apa yang kita makan agar mencegah penyakit dan jangan mengumbar makanan yang hanya sebentar di mulut untuk kesenangan sesaat. Makanlah makanan dengan gizi yang seimbang.

Rangkaian acara AIMI di usianya 9 tahun, dimeriahkan di 15 provinsi dan 25 kota di Indonesia puncaknya hari Ahad, 24 April 2016 Serentak Menyusui Bersama Ibu-Ibu dan Laktivis AIMI Nasional. Di kota Bandung bertempat di Villa Isola UPI. Salam ASI!

3 comments

  1. Pas nyari-nyari tentang ADB, mampir kesini. Alhamdulillah dapet resume yang lengkap, serasa ikutan seminarnya juga. Jazakillah khair teh :)

    Punten, mungkin untuk yang heme dan non heme bisa dicek kembali teh. Sependek pemahaman saya, heme, yang berasal dari daging-dagingan, lebih mudah diserap oleh tubuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ok makasih masukannya teh. InsyaAllah nnti sy perbaiki.. Coz belum paham juga tentang heme dan non heme 😊🙏

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete