YUK, MURAJAAH HAFALAN QURAN KITA!

ayo murajaah hafalan kita!
Membaca dua tulisan di whatsapp yaitu 'Melupakan Hafalan' dan 'Jangan jadi Mantan Penghafal Al Quran' setidaknya memberikan perenungan mendalam bagi saya. Berikut tulisannya.

Dewasa ini kita bisa melihat banyak halaqah-halaqah Al-Quran di mana-mana. Di zaman yang serba mudah ini pula kita bisa dengan mudah menghafalkan Al-Quran. Tapi banyak di antara kita yang mudah untuk menghafal Al-Quran dan mudah pula melupakannya. Padahal, Tahukah Anda jika Allah menyiapkan siksaan bagi mereka yang melupakan Al-Quran yang telah dihafalnya.







Dari Sa’id bin Ubadah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seorang laki-laki yang membaca (menghafal) Al-Quran lalu melupakannya, ia akan menjumpai Allah pada hari ketika ia berpenyakit kusta.”

Ibnu Qutaibah berkata bahwa yang dimaksud berpenyakit kusta itu adalah dalam arti yang sebenarnya.” Ibnul-Arabi berkata bahwa maksudnya adalah isyarat dari hilangnya kebaikan.” Sedangkan sebagian ulama berkata bahwa ia tidak berguna,” (HR.Ahmad).

Dari Anas RA, bahwa Nabi SAW bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku pahala umatku bahkan kotoran yang dikeluarkan oleh seseorang dari masjid, dan diperlihatkan kepadaku dosa-dosa umatku, namun aku tidak melihat dosa yang lebih besar daripada satu surat atau satu ayat yang telah diberikan kepada seseorang kemudian ia melupakannya,” (HR. At Tirmidzi dan An Nasai).

Jika saat ini Allah anugrahi kita kemudahan untuk membaca dan menghafal Al-Quran, itu artinya kita bertanggungjawab penuh atas apa yang Allah takdirkan kepada kita. Termasuk di dalamnya bertanggungjawab untuk istiqamah dalam menghafal dan mengingat ayat-ayat Al-Quran yang sudah kita hafalkan.

Masihkah dalam shalatmu kau baca surah pendek juz 30?
Walau kita semua faham betul keutamaan surah-surah itu
Tapi, apakah kualitas hafalanmu tidak kau banggakan di hadapan Rabbmu? 
Ingatkah bagaimana perjuanganmu mendapatkan hafalan itu?
Lantas, kenapa perjuanganmu dalam muraja'ah tidak lebih besar?
Hafalan al-Qur'an itu lebih mudah hilang daripada seekor unta yang tidak diikat oleh tuannya
Bukankah kau tahu hadits tersebut? 
Seberapa intens interaksimu dengan al-Qur'an sekarang?
Apakah tilawahmu bertambah? Atau malah berkurang?
Apakah hari-harimu kau sibukkan dengan urusan dunia?
Lantas bagaimana dengan muraja'ahmu?
Berapa halaman, berapa surah, berapa juz yang kau dapatkan per hari?
sudahkah membaca Al Quran hari ini?
Ustadz Abdul Azis Abdur Ra'uf, Lc berkata bahwa, "Berilah kami rizki mampu membacanya sepanjang malam dan sepanjang siang." Doa tersebut sering dibaca terutama saat  mengkhatamkan Al Qur'an.

Doa di atas walaupun bukan ayat atau hadits, namun isinya terinspirasi dari Ayat dan Hadist. Seperti firman Allah :

Ù„َÙŠْسُوا سَÙˆَاءً Ù…ِÙ†ْ Ø£َÙ‡ْÙ„ِ الْÙƒِتَابِ Ø£ُÙ…َّØ©ٌÙ‚َائِÙ…َØ©ٌ ÙŠَتْÙ„ُونَ آيَاتِ اللَّÙ‡ِ آنَاءَ اللَّÙŠْÙ„ِ ÙˆَÙ‡ُÙ…ْ ÙŠَسْجُدُونَ

"Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah sepanjang malam hari, sedang mereka  bersujud (shalat)." (QS. Ali-Imran: 113)

Lazimnya kata rizki selalu identik dengan uang atau harta. Namun doa di atas mengingatkan kita bahwa aktivitas membaca Al Qur'an secara rutin harus dimaknai sebagai rizki yang sangat utama dan  lebih kita butuhkan dan rindukan dari pada sekedar keberlimpahan rizki harta duniawi.

Karena rizki harta tidak akan kekal kecuali yang kita infaqkan. Sedangkan rezki membaca Al Qur'an adalah rizki yang akan kekal.

Oleh karena itu, sepatutnya seseorang bersyukur kepada Allah jika dirinya sudah mampu membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, saat ia telah mencintai Al Qur'an dan menjadikan aktivitas membaca (tilawah) Al Qur'an sebagai ibadah rutinnya setiap hari.

Doa di atas juga mengingatkan kita, pentingnya kita memperhatikan durasi (lama waktu) dan volume (banyaknya jumlah) halaman Al Qur'an yang selalu kita baca.

Janganlah seseorang merasa tenang jika mendapatkan dirinya berada dalam kondisi yang sepanjang usianya selalu dalam hitungan menit saja saat membaca Al Qur'an, semantara untuk aktivitas duniawi selalu dilakukan dalam hitungan jam. Sungguh betapa pentingnya seseorang memperhatikan berapa lama dirinya membaca  Al Qur'an di setiap harinya.

Karena nilai waktu bersama Al Qur'an merupakan rajutan amal yang akan menjadi pemberat catatan kebaikan (pahala) kelak di Akhirat. Karena itu sebaiknya setiap diri segera  berusaha meningkatkan durasi waktunya dalam membaca Al Qur'an.

Mengapa  penting meningkatkan durasi tilawah kita ?

  1. Agar Allah memilih lidah kita sebagai pengucap terbanyak dari Ayat-ayat Suci Al Qur'an. Sementara lidah manusia umumnya, kalimat yang terbanyak yang mereka ucapkan  adalah kalimat yang tidak berpahala.
  2. Agar durasi ibadah yang kita lakukan kepada Allah meningkat. Tidakkah kita malu kepada Allah  ?  untuk tidur , makan,  hiburan  dlsb semua kita lakukan dalam hitungan jam, sementara waktu yang kita persembahkan untuk Allah dan Al Qur'an hanya dalam hitungan menit saja.
  3. Dengan menambah durasi waktu kita bersama  Al Qur'an, akan berdampak pada penambahan nutrisi jiwa dan hati yang lebih banyak, sehingga jiwa kita menjadi lebih sehat. Hati kita juga akan menjadi lebih lembut. Jiwa dan hati seperti inilah yang lebih siap menerima nasihat-nasihat dari Allah dan RasulNya.

No comments