Review 5 Tahun Pertama Pernikahan Menjemput Berkah, Menggapai Hikmah

5 tahun pertama pernikahan
kang canun dan teh fufu

Alhamdulillah seneng banget dapet giveaway dari @jannafaly. Makasih @jannafaly :)

Buku 5 Tahun Pertama Pernikahan adalah buku yang ditulis oleh pasangan muda pendiri Romantic Couple Community Kang Canun dan Teh Fufu.

Amat jarang ya pasangan muda 'duet' menulis dalam buku yang sama. Karya Kang Canun dan Teh Fufu bukanlah ini saja. Sebelumnya mereka sudah menerbitkan karya seperti 'Menikah Itu Mudah, Jodoh Dunia Akhirat', 'Jodohku, Inilah Proposal Nikahku; Menikahimu dengan Restu Ayah-Ibu dan 'Rumah Tangga Surga'.

Sekilas melihat cover dan isi dari Buku 5 Tahun Pertama Pernikahan ini sungguh menarik karena didesain seperti postcard. Di dalam isi buku pun amat menarik karena penuh warna (color full) yang dapat memanjakan mata dan betah membacanya, terdiri dari warna ungu, pink, dan putih.

Di halaman awal-awal, saya amat terpukau dengan puisi buatan Teh Fufu asli nyastra banget. Saya suka.. saya suka!

Dalam buku 5 Tahun Pertama Pernikahan ini merupakan kumpulan esai-esai singkat yang berisi pengalaman Teh Fufu dan Kang Canun dalam mengarungi rumah tangga. Tak jarang saya tersenyum-senyum sendiri karena hal-hal yang ditulis oleh Couple Romantic tersebut sama persis seperti yang saya alami, mungkin juga Anda.

Hal yang menggelitik misalnya 'bahwa setiap Ibu ditakdirkan berbeda menjalani rutinitas hariannya. Bahwa tidak perlu membandingkan bagaimana kita dengan yang lainnya. (hlm 44)

Emosi negatif sama seperti emosi positif, yang butuh penyaluran dan butuh dialirkan. Jika dipendam terus, akan berdampak penyakit bagi tubuh. (hlm 44)

Hal lain adalah saat Teh Fufu menceritakan tentang Ibu muda yang sudah menikah dan punya anak, jika memiliki masalah, selalu terbersit ingin 'pulang ke rumah orang tua'. Menurut Teh Fufu, hal tersebut masih menyisakan kenangan yang belum terselesaikan. Padahal ia sudah membangun sebuah rumah baru dengan pasangan dan anak-anaknya.

'Masih ada yang belum selesai tentang niat dan tujuan ia menikah. Masih ada luka yang belum diselesaikan. Masih ada bagian dari dirinya, masa kecilnya, yang belum berdamai sehingga tanpa sadar selalu memilih jalan 'pulang ke rumah' sebagai penyelesaian. Karena ia belum sepenuhnya menerima jalan takdir yang telah ia pilih, bahwa ia sudah membangun rumahnya sendiri, yang ketika ada masalah tak mengizinkan ia untuk berlari, melainkan perlu ia hadapi. Mari berproses untuk berdamai dengan diri sendiri.' (halaman 50)

Teh Fufu juga bercerita tentang keinginannya menjadi wanita karier di bidang informatika dulu, kemudian bercita-cita punya klinik kebidanan. Kemudian ingin jadi penulis profesional dan kemudian menjadi "sadar dan waras" untuk bisa menghadapi anak-anak setiap hari sehingga hal tersebut membuatnya 'menerima' dan menjadi lebih tenang untuk fokus pada apa yang sedang dihadapi di masa kini.


Mengalah dan Mengerti
Ini pengalaman Kang Canun (sepertinya) karena ada cerita beliau yang sabtu depan akan futsal, kemudian istri ngajak nonton bareng. Kemudian suami menemani namun 'masih setengah hati' alhasil wajah cemberut saat menyetir, jalan-jalan di mall, saat makan, bahkan saat nonton.

Meski suami rela mengorbankan kesenangan pribadi demi istri, kesebalannya masih terbawa. Itu artinya MENGALAH. Namun berbeda jika suami MENGERTI. Hal ini juga berlaku bagi istri, menurut saya. Sehingga hubungan pernikahan menjadi lebih indah karena suami istri saling MENGERTI.

Dalam buku 5 Tahun Pertama Pernikahan, pasangan suami istri ini menulis dengan 'gaya' masing-masing. Kang Canun dalam tulisannya terlihat seperti sedang berbicara layaknya gaya bertutur, sedangkan Teh Fufu menulis dengan bahasa yang puitis dan menyentuh.

Di halaman 114, tentang 'Sekadar Bertahan demi Anak' tertulis bahwa sering biasanya setelah bertahun-tahun menikah ada masalah dalam pasangan, namun bertahan demi anak. Sejatinya, jika demi anak, berilah hadiah berharga berupa pernikahan harmonis Anda, karena pernikahan harmonis Anda adalah warisan terindah yang takkan pernah terlupa sepanjang hidupnya.

Sehingga penting mengingatkan 3 waktu yang jangan dilupakan pasangan, yakni Me Time, Couple Time dan Family Time.

Judul: 5 Tahun Pertama Pernikahan Menjemput Berkah, Menggapai Hikmah
Penulis: Ikhsanul Kamil dan Foezi Citra Cuaca
Cetakan: I, Agustus 2017
Penerbit: : Penerbit Mizania, PT Mizan Pustaka
Tebal: 246 halaman
ISBN: 978-602-418-159-8

No comments