Anak Kejang Demam, Rawat Inap di RS


Pada saat ke poli MTBS, saya diingatkan oleh petugasnya bahwa kalau kejang langsung aja ke UGD, gak usah antri lagi.

Teringat bada Maghrib itu Adzki mau kejang-kejang, badannya udah panas, udah liat ke atas-atas, padahal baru aja dikasih obat demam dan batuk. Lalu saya segera manggil Abi dan seketika mukanya pucat, bibirnya hitam, tangan dan kaki juga pucat.

Abi bergegas mengompres dahi, ubun-ubun, leher, ketiak, tangan dan kaki. Saya panggil panggil Adzki, Adzki seperti tidak mendengar. Kemudian berulang kali dikompres air panas, sambil dimiringkan badannya. Adzki mengeluarkan buih dari mulutnya.

Baru kemudian sudah sadar beberapa menit kemudian, dan akhirnya lemas badannya.

Pada saat kaki dingin, itu tanda-tanda mau kejang. Jadi harus langsung dikasih minyak telon terutama kaki pencet bawah hidung biar oksigen ke otaknya gak habis.

Kalau kejang kan oksigennya kurang, sesak, jadi pencet bawah hidung sekuat-kuatnya, lalu sambil dikompres.

Sampai malam masih kebingungan mesti gimana. Seharusnya ke UGD buat penanganan lanjut. Tapi pada saat itu hujan sangat deras. Akhirnya diam di rumah. Karena Corona juga menjadi pertimbangan untuk keluar.

Baru sekitar jam 8-an, Abi cari obat dari dubur. Pulang, cari-cari, dapet, dan Alhamdulillah Adzki bisa tidur. Meski badannya masih di 38. Sampai pagi juga panasnya belum turun-turun.

Tadinya suami saya bilang nanti saja istirahat di rumah, terlebih masalah corona, jadi isolasi diri. Tapi ternyata pagi itu Adzki jadi lagi. Tepat ketika lampu Aska matikan, kaki Adzki membelok. Kukunya (kaku), matanya ke atas, mulutnya membiru. Ya Allah, saya gak bisa berkata apa-apa.

Selamatkanlah Adzki, ya Allah.

Pada saat seperti itu Adzki sebaiknya tidak dipegang. Jadi saat kejang biarkan ditidurkan saja. Tidak usah dikasih sendok juga.

Baru tenang beberapa menit kemudian. Karena masih panas 38 dan tidak masuk makanan apa-apa lagi alias GTM, akhirnya saya udah feeling mungkin rawat inap ini. Jadi saya bersiap-siap. Bawa baju banyak-banyak kemudian berangkat ke Puskes. Antrinya lama, antri ke daftar no 28, antri ke poli MTBS Nomor 18, dan akhirnya gak nyangka kejang lagi, pas udah di bagian poli umum. Saat bidan memberi tahu ke dokter di bagian umum.

Jadi memang saat itu banyak orang, mungkin Adzki sesak karena banyak orang.

Pas kejang ke-3 yang lain langsung teriak agar ke UGD langsung. Disana langsung dikasih stesolid, obat dari dubur. Saya dan suami gak bisa ngomong apa-apa. Ngeliat Adzki terbujur kaku air mata gitu aja mengalir sedih. Saat itu juga Adzki dikasih oksigen biar nafasnya lega.

Baru setelah itu Adzki tidur nyenyak. Lumayan agak lama menunggu Adzki dirujuk kemana. Bertanya pada bidannya juga sudah coba 8 rumah sakit tapi ditolak karena harus ke NICU.
Alhamdulillah RS Advent menerima. Ketika jam 11 langsung Adzki dipersiapkan diberi infus dan naik ambulans.

Saat itu rasanya antara kehidupan dan kematian sangat dekat.

Di UGD ketemu dokter. Keluar hasil ketika sudah cek darah, hasilnya bagus semua. Akhirnya yang tadinya mau ke NICU gak jadi. Jadi ke ruangan kelas 1. Nunggu ruangan juga antri lagi. Kamar kelas  1 penuh semua.


Akhirnya Abang secara tegas siap ambil kelas VIP. Sayang kalau gak diambil. Ya nambah dikit 750 ribu gapapa kata Abang.

Di ruangan VIP alhamdulillah. Dan malam 1 ditemani Rima di Rumah Sakit. Adzki masih infus.

Ketemu dokter hari 2, kata dokternya sampai usia 6 tahun obat anti kejangnya diminum. Kalau 4 bulan kejang lagi harus dari awal obatnya.

Gak di EEG karena khawatir kejang lagi. EEG itu rekam otak. Kata Abang ya harus bersyukur. Kita jalani aja. InsyaAllah Allah yang terbaik dari Allah Swt.

Iseng nanya apa karena lahir cesar? Ternyata gak kata dokternya. Justru ada riwayat turunan kejang itu biasanya dari nenek/kakek. Ternyata Mama Abang cerita kalau dulu kejang pas kecil. Kadi ya itu factor keturunan kejang itu. Pantes dokter nanya pas datang di UGD. Ada riwayat kejang?

Saya bilang kalau dari keluarga saya nggak. Gak tau kalau dari keluarga suami.

Pas Adzki di RS, keinget Aska di DU. Trus hari ke-2, kata dokter insyaAllah diuap dan dikasih vitamin enzim pencernaan biar pup.

Dari total Adzki di nebu 4 kali. Luar biasa!

Kata dokternya kalau udah gak kejang, udah sehat, boleh pulang.

Pada saat mengurus administrasi, minta rincian pengeluaran ke BPJS. Trus nanti pihak rumah sakit ngasih ke BPJS nya, nanti di ACC BPJS. Kalau sudah baru bayar kekurangan dan atau kelebihannya.

Selama satu tahun minumnya obat itu terus gak boleh berhenti (obat anti kejang). Pas kejang demam obat demam dari dubur gak apa-apa. Pas gak bisa minum. Tapi sebisa mungkin minum obat aja karena dari dubur gak bisa diatur dosisnya. 1 minggu ke depan kontrol dan baru kelihatan efeknya nanti 2 minggu yang enzim itu. Alhamdulillah obat yang enzim itu diminum langsung pup beberapa jam kemudian. Padahal tadinya susah pup.


Sorenya Alhamdulillah pulang.
Dirawat di RS A*v** bagus perawat ramah-ramah, baik, kemudian kamar bersih, nyaman. Kelas VIP nyaman, suka. Sayang pas di rumah sakit Aska gak boleh masuk ruang rawat karena di bawah 8 tahun gak boleh, dan lagi ada kasus corona juga.

No comments