Saat Mewakili Ketua Mengisi Acara Menulis

kuliah kepenulisan


Nervous penuh ketegangan selalu deg-degan saat menjadi pembicara umum. 

Memandangi wajah-wajah baru yang tertarik dengan dunia menulis. Raut wajah antusias, tatapan penuh rasa takjub dan surprise saat dijelaskan mengenai dunia menulis. 

Saya juga pernah di posisi mereka, saat baru melangkahkan kaki ke FLP dan berniat ingin belajar nulis untuk umum, bukan untuk pribadi lagi. 

Saat saya masuk FLP dulu, sekitar tahun 2006, belum ramai mengenai jenjang. Saat itu, kami semua seperti sama rata, saling mengisi diri dengan ilmu menulis. Tahap jenjang baru ada di Pusat, dan beberapa orang saja yang sudah mendapat predikat Madya dan Andal.

Saat masuk FLP, lebih banyak karya yang dibahas, dan masing-masing peserta juga dilecut untuk berkarya. Karya pun tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kami dapat menulis apa saja hal yang kami sukai –tanpa melihat teori menulis yang begitu banyaknya. 

Tak menyangka tulisan pertama saya yang dimuat di koran adalah tulisan surealis, tentang perjalanan seorang anak yang berada di perempatan jalan dengan kecrek di tangannya. 

Minat saya terhadap tulisan sebenarnya lebih pada cerpen, tapi begitu menulis novel, saya tergerak ingin menulis Novel Fantasi, tapi banyak disuguhi slice of life-nya. Hehehe.

Memandangi wajah-wajah baru yang tertarik dengan dunia menulis, kami seakan tidak berjarak. Saya berharap mereka dapat menemukan semangat mencari ilmu, dan giat berlari untuk mencari quorisity tentang dunia tulis menulis. 

Soal menyampaikan makalah, saya menyampaikan 22 slide dengan terengah-engah dan sepertinya tempo saya terlalu cepat. 

Rupanya baru saya ketahui kalau saya sedang mengandung beberapa minggu, dan itu membuat saya terengah-engah saat penyampaian. 

Hal yang saya paksakan mungkin dan perlu belajar lagi adalah teknik komunikasi di depan umum. Meski terbilang jarang saat ini, saya memang dasarnya kaku saat di depan umum dan kesulitan membawa suasana santai. Perlu latihan terus dan menjadikan suasana juga santai mungkin ya. 

Beberapa waktu yang lalu saya mendapat materi tentang Teknik Komunikasi Efektif oleh Ustadz Deddy Armyadi, Owner Laundry Kinclongi dan beliau mengungkapkan bahwa saat penyampaian materi penting memerhatikan: 

1. Denting volume yang memadai bagi penggemar 

2. Nada dasar yang berbeda-beda 
Agar tidak membosankan,  penting memiliki nada dasar yang berbeda-beda. Mengatur waktu saat nada tinggi atau rendah dapat membuat pendengar merasa harus fokus. 

3. Gunakan Bahasa tubuh 

Dalam menyampaikan materi, gunakan pula bahasa tubuh, sehingga pendengar dapat mengerti dengan apa yang kita perbincangkan. 

4. Warning! Hati-hati dengan latah tubuh 

Saat menyampaikan materi, terkadang tidak saya sadar adalah latah tubuh. Dulu saat perform di kantor saya tidak sadar mengatakan "Jadi ...." begitu sering. Hal itu ternyata adalah latah tubuh, dan cukup mengganggu. Bukan mau saya juga sebenarnya berkata itu tapi itu cukup mengganggu tentu. Saya baru tahu ketika atasan saya yang mengatakan, dan karena hal ini jadi ingin belajar public speaking, ya.

 Kata-kata, "Hmm ..." lalu melihat ke atas saat diwawancara, juga termasuk latah tubuh. Belajar terus biar jadi yang terbaik. Coba saat diwawancara misal kata, "Eeu ..." (seperti berpikir) dapat kita kurangi dan mencoba tersenyum, menatap lawan bicara dengan percaya diri agar kita juga dapat nilai plus untuk lebih baik lagi. 

Banyak bergerak juga termasuk latah tubuh. Menatap ke arah lain, dan tidak menatap pada orang yang bertanya juga termasuk latah tubuh. Harus diubah ini hiks. Seperti mengatakan pengulangan kata secara gak sengaja, tapi itu latah, seperti, "Apa yaa.. jadi... seperti itu" 

 5. Tempo yang berubah-ubah. 

Tampil di depan umum juga hendaknya memerhatikan tempo yang berubah-ubah agar dapat membuat ritme saat penampilan.

Dari semua hal yang saya sampaikan, paling senang saat menyampaikan hal yang kita sukai. Saat saya menyampaikan tentang FLP semoga dapat menular semangat menulis kepada teman-teman yang lain. Sekian pengalaman saya dan sedikit tips yang saya dapatkan saat di depan panggung yang membuat saya merasa harus terus meningkatkan skill berbicara di depan umum. []

Baca juga: Hal yang Diperhatikan Ketika Menjadi Moderator 

No comments