RESENSI NOVEL: DILAN DAN CINTA MILEA 1991


Novel Dilan bagian kedua

Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah. (Pidi Baiq)
Ini adalah buku bagian kedua Novel Dilan. Dia adalah Dilanku tahun 1991. Pidi Baiq penulis yang agaknya tulisannya nyeleneh tapi membuat pembacanya tersenyum-senyum, bahkan tertawa (baca: tapi dilarang sampai terpingkal-pingkal wkwk) karena asli tulisannya lucu.
Lihat saja di bagian cover buku tertulis tanggal kelahiran Pidi Baiq tahun 1972 tapi ada juga tanggal kematiannya 2098. Gubrak. Kalau dihitung-hitung, umurnya ratusan 126 tahun. Hadeuuh umur yang paling panjang 100 tahun juga sudah langka.

Ok lanjut ke isi ceritanya.
Dilan sudah resmi pacaran dengan Milea. Lalu pernah Milea ditampar Anhar yang membuat Dilan marah dan bertengkar karenanya. Ternyata Kakak Anhar membalas dengan ngeroyok Dilan. Dilan balas dendam, sehingga itulah akar masalah Dilan akhirnya ditahan di polisi.

Pada saat itu Lia sedang kesal dengan saudara lamanya yang sudah lama dia tak berjumpa dengannya, namanya Yugo kuliah di Belgia. Lia marah besar karena Yugo telah merendahkan dirinya dengan menciumnya. Lia tambah sedih karena mendapat kabar Dilan berada di penjara pada saat dia membutuhkan tempat curhat dan persandaran.

Akhirnya Lia tahu kalau Dilan dipenjara karena permintaan ayahnya, Letnan Ical sebagai pelajaran agar Dilan jera. Dampak terbesar yang harus Dilan dapat ialah dia dipecat dari sekolah karena Lia. Anhar juga sama. Dia dipecat juga dari sekolah. Dilan akhirnya pindah ke sekolah lain yang berada di kawasan Binong.

Dilan meski anak geng motor, termasuk yang sangat romantis. Lihat bagaimana dia suka ngegombal ke Milea. Wkwkwk. Misalnya: Sekarang Bandung menyenangkan ya karena ada kamunya. Siapa yang tidak senang dong dipuji seperti itu.

Terus ada catatan bersejarah juga seperti GOR Saparua yang dulu suka dipakai konser band underground tapi sekarang ga ada. Selain itu, KIARA 21 yang ternyata bioskop di Daerah Kiaracondong tapi sekarang udah ngga ada ditutup sejak tahun 2000an.

Dari novel ini ada Kak Adi yang kuliah di ITB suka pada Milea, Pak Dedi guru seni di sekolah yang suka Milea, adalah pernak-pernik selama dia menyukai Dilan. Ada juga saingan Milea yang suka Dilan yaitu Susi. Tapi untung Dilan hanya suka Lia.

Konflik kembali terjadi saat Akew meninggal karena dikeroyok oleh orang tak dikenal. Lalu tidak berapa lama Dilan ditangkap oleh pihak kepolisian karena semalam bersama kawan-kawannya menyerang satu kelompok orang yang dia duga sebagai pelaku yang sudah menyebabkan Akew meninggal.

Hal itu membuat Lia ngga suka Dilan, karena Dilan anak geng motor. Memang pada saat itu Ayahnya menghukumnya disana sebentar saja, namun Letnan Ical berani membuat keputusan mengusir dari rumahnya.

Di akhir cerita, ternyata Lia datang kepada Dilan di rumah Burhan, sang ketua geng motor. disana Lia berani menampar dan mengatakan putus kepada Dilan. Tapi tidak di lubuk hatinya. Lia lelah karena sudah mengingatkan berkali-kali kepada Dilan agar tidak ikut geng motor.

Sebenarnya Lia masih sangat cinta, namun Lia tak mau main-main. Kemudian Lia hidup tanpa Dilan. Kata Piyan, Dilan sudah punya pacar baru meski Lia ngga langsung percaya. Saya jadi terbayang betapa rapuhnya hidup ketika putus (maklum ngga pernah pacaran jadi ngga pernah sakit hati. Alhamdulillah)

Setelah lulus, Lia kuliah di UI. Dilan kuliah di Bandung. Lia bertemu dengan Mas Herdi, kakak kelas 2 tingkat di atas Lia. Lama lama Lia suka pada Mas Herdi.

Beberapa waktu kemudian Ayah Dilan meninggal, Lia ikut melayat dan mengantar jenazahnya. Lia melihat Dilan bersama pacar barunya lebih muda dua tahun darinya. Ada sedikit rasa cemburu pada Lia, tapi Lia akan mulai membuat batas pada diri Dilan dan semua tentang Dilan sejak saat itu.

Lia pernah bertemu Dilan dan Mas Herdi sekaligus karena Dilan ada proyek. Akhirnya Lia menikah dengan Mas Herdi. Mereka telah memiliki buah hati Tino dan Abel (Abel telah meninggal di usia 1 minggu). Dan Lia telah terkenang masa lalunya.

Dalam novel ini saya dapat mengambil kesimpulan bahwa cara seseorang berbeda dalam menyikapi masalah. Kalau Dilan sebagai anak geng motor menyikapi masalahnya langsung dengan action berantem alias pukul-pukulan, ujungnya jadi dipenjara kan. Berbeda dengan Lia yang menyikapi masalah dengan kepala dingin. Ingin membuat dewasa Dilan, tapi Dilan tidak berubah. Akhirnya Lia mundur, dan menemukan tambatan hatinya. Dilan adalah masa lalunya. Dan bersama suaminya adalah masa depannya.

Baca juga ulasan buku Dilan yang lain disini

No comments