Resensi Tentang Kamu Tere Liye Buku Islami Terbaik Fiksi Dewasa Islamic Book Fair 2017


Awalnya penasaran karena Tere Liye mendapatkan penghargaan buku islami terbaik Fiksi Dewasa di Islamic Book Fair tahun 2017. Hal ini yang membuat penasaran untuk membaca bukunya. Pernah baca buku Tere Liye sebelumnya, dan saat baca halaman-halaman awal buku ini, saya langsung suka! Ini terbaik!

Mengutip dari republika.co.id, tahun ini, ada 272 buku dari 52 penerbit yang diseleksi dalam Islamic Book Award. Lalu bagaimana isi ceritanya yuk simak sinopsisnya disini.


Di dalam cerita Tentang Kamu, tokoh utama yakni Zaman Zulkarnaen, sedang menyelesaikan kuliahnya di Inggris, jurusan Master Hukum di Oxford University. Cerita pertama dimulai ketika Zaman sedang di kios makanan di dekat Stasiun Belgrave Square, London. Zaman ditelepon oleh penguasa tunggal firma dan menyuruhnya datang dalam 30 menit. Hal itu yang mengubahnya menelusuri kehidupan seseorang kelak.

Zaman dihadapkan dengan klien seorang perempuan tua, berusia 70 tahun, dan belasan tahun terakhir tinggal di panti jompo. Pemegang paspor Inggris, serta izin menetap di Prancis. Aktif dalam kegiatan berkebun di panti jompo. (hlm 12)

Dari klien tersebut tidak memiliki ahli waris. Petualangan yang seru. Akhirnya Zaman mendapat kesempatan mencari tahu siapa dan bagaimana. Baru diketahui nama ahli waris tersebut adalah Sri Ningsih, berkebangsaan Indonesia sama dengan dirinya, keturunan Jawa.

Awalnya Zaman tidak tertarik bekerja di Thompson&Co. tapi ketika bertemu Professor, Proffesor malah menanyakannya, bahkan terkesan sangat tertarik. Zaman pun turut ambil bagian darinya akhirnya.

Menyusuri jejak seseorang (yang tidak dikenal), tentu menjadi petualangan yang amat seru. Zaman memulainya dari Panti Jompo tempat Sri Ningsih tinggal. Sejak menjadi Associate Thompson&Co., Zaman sering bepergian. Tere Liye menuliskannya dengan baik, bagaimana Zaman bisa memakai pesawat jet menuju Australia dan sebagainya.

Zaman mengunjungi La Cerisaie Maison de Retraite, panti jompo di Quay dOrsay, kawasan elit di Paris, 900 meter berjalan kaki dari Menara Eifell, persis menghadap Sungai Seine. Zaman hendak melihat dari sisi dekat tempat terakhir Sri Ningsih tinggal. Zaman pun mendapat buku diary tua tipis yang bisa membuatnya menemukan asal-usul Sri Ningsih berasal.

Buku tersebut tidak gamblang menuliskan segalanya. Namun terdapat clue. Sehingga Zaman pun menemukan titik terangnya, Pulau Bungin, Sumbawa. Pulau terpadat di dunia.

Bersama dengan La Golo, seorang tour guide asli daerah Pulau Bungin, menemani perjalanan Zaman bertualang mencari titik terang. Hari-1, hari-2, hari-3, sampai hari keempat, Zaman bertanya kepada penduduk setempat mengenai Sri Ningsih yang sekilas pasti tidak ada hubungannya, karena keturunan Jawa dan pernah tinggal di Pulau Bungin. Hal tersebut membuat Zaman lemas karena sedih.

Akhirnya di hari ke-5, Zaman patut berbahagia karena bertemu dengan Ode, seorang Pak Tua yang masih menjadi nahkoda. Darinya mulailah flashback, setting tahun 1945 ketika Nugroho dan istrinya tiba di Pulau Bungin.

Ketika Sri Ningsih lahir, Rahayu, ibunya meninggal, dan Nugroho membesarkannya sendiri, sampai Nugroho ingin menikah lagi dengan Nusi Maratta, darinya lahirlah Tilamuta. Hari ke-10, setelah Tilamuta lahir, Nugroho meninggal. Meninggalkan Sri Ningsih yang sendirian.

Nusi Maratta berubah menjadi benci kepada Sri Ningsih bahkan menyebutnya anak yang dikutuk. Hari-harinya dipenuhi dengan luka dan kesedihan. Sampai usia Sri Ningsih 14 tahun. Saat sudah pulang bertakziah dari makam ibunya, Sri Ningsih kaget menemukan rumahnya muncul kepulan asap hitam.

Sri Ningsih berlari dan hendak menolong ibu tiri dan adiknya, Tilamuta. Sri Ningsih menangis dan ada percakapan Nusi Maratta dan Sri Ningsih. Nuri Maratta memohon maaf kepada Sri Ningsih.

“Maafkan Ibu yang selama ini memperlakukanmu amat kasar, Sri. 
Sungguh maafkan Ibu. bertahun-tahun Ibu benci sekali dengan takdir perginya bapakmu, hingga abai, sebenarnya ada cara terbaik untuk menerima takdir kejam itu, dengan memeluknya. Persis seperti yang kamu lakukan.”
Sri berusaha membongkar papan di atas tubuh Ibunya.
“Maafkan Ibumu, Nak. Aku sungguh keliru. Kita seharusnya lebih banyak bicara satu sama lain, agar bisa melewati masa-masa sulit bersama. Seperti seorang ibu yang bicara dengan anak gadisnya. Dulu, selalu menyenangkan mengobrol bersamamu. Selalu menyenangkan,” Nuri Maratta terisak.
Tilamuta pun berhasil diselamatkan oleh Sri.

Tahun 1961, Sri dan Tilamuta melalui perjalanan panjang Soerabaja-Soerakarta, keduanya hijrah hendak belajar di Madrasah milik Kiai Masum.

Zaman terus mencari hubungan dari buku diary tua milik Sri Ningsih. Zaman tahu akhirnya Sri Ningsih melalui perjalanan yang panjang hingga ke Jakarta, melakukan banyak pekerjaan.

“Pabrik yang ditinggalkan. Tentang sabun mandi, sampo, odol, karyawan pabrik, Catherine, lompat ke Pasar Senen, tentang gerobak dorong, Monas, Tanah Abang, kuli angkut, lompat lagi ke Madrasah.

Sri Ningsih menemukan jantung hatinya di London, bernama Hakan Karim, keturunan Turki. Meski telah menikah, Sri Ningsih masih tinggal menyewa tempat tinggal di milik bu Rajendra Khan yang ternyata tempat makan Zaman biasanya, yang selalu bertemu dengan Rajendra Khan.

Yang ingin tahu keromantisan Hakan Karim saat mencintai Sri Ningsih wajib baca!

“Anak muda itu sepertinya amat menyukaimu, Sri. Dia mengorbankan setidaknya satu jam untuk berputar setiap hari ke Selatan. Memaksakan naik busmu sesuai jadwal, hanya untuk mengobrol 5 menit, lantas berlarian naik kereta mereka menuju kantornya di Utara. Aku tidak tahu, apakah dia tiba tepat waktu atau tidak di kantornya. Satu tahun penuh aku menyaksikan kegilaan ini.” (hlm 369)
Di sisi lain, Zaman yang masih lajang di usia 30 tahun juga selalu dikontak oleh Ibunya. Ternyata Zaman juga memiliki keunikan tersendiri. Ibu Zaman adalah istri kedua dari Ayahnya. Ayahnya telah meninggal 18 tahun yang lalu. Perlakuan keluarga istri tua terlalu kasar terhadap Ibu Zaman dan anaknya.

Puncaknya, Zaman tidak mau menerima pembagian warisan keluarga besarnya. Karena jika menyetujui dan menandatangani kontrak, berarti juga menanggung jika kelak ada permasalahan di dalamnya.

Zaman kemudian bertemu dengan pengacara yang mengaku memiiliki client dan ahli waris dari Sri Ningsih. Zaman heran karena Anita mengaku client-nya ada hubungan darah terkait dengan Sri Ningsih yakni Tilamuta. Tapi Tilamuta telah mati tercabik-cabik saat tempo hari cerita yang Zaman dengar.

Lalu Zaman menelusuri lagi. Ternyata.. Ningrum, sahabat dekat Sri Ningsih di balik semua ini. Ia telah mengurung Tilamuta berpuluh-puluh tahun lamanya dan hendak menjadikan Tilamuta alat agar kekayaan Sri Ningsih jatuh padanya.

Saat menemukan Ningrum di rumahnya, bukan main-main dia adalah penadah utama bisnis mobil curian di Eropa. Zaman berkelahi dengan 8 pengawal untuk mendapat Tilamuta. Bagaimana kahir kisah Tentang kamu?

Judul Buku: Tentang kamu
Penulis: Tere Liye
Cet. 2 Oktober 2016
Penerbit: Republika Penerbit
Jakarta
VI + 524 hal + 13.5 x 20.5 cm

No comments