Ngobrol Berdaya: Menggalang Sumber Daya untuk Membuat Perubahan di Sekitar


Kemarin Ahad (10/11) ikut acara DHS di Sygma. Berasa nostalgia dengan kantor lama. hihi. Senang bisa dapetin ilmu lagi. Dapet motivasi berdaging banget. Alhamdulillah.

Kang Idzma mengawali materi dengan bertanya, apa yang disebut masalah itu? Masalah adalah kesenjangan antara idealis dan realitas. Sehingga ideal dan realitas berbeda tipis.

Selama ini mungkin banyak dari kita yang fokus dengan masalah, padahal apa yang kita fokuskan, itu yang akan tumbuh.

Lalu apa kekuatan kita?
Ingat! Kita mempunyai kekuatan yakni Sumber daya, Kuasa, dan Waktu. Kalau gak punya apa-apa ingat kita punya sumber daya (orang, teman, dst).

Jadi kekuatan itu bukan berarti harus uang. Tapi kekuatan itu juga adalah misal kita mempunyai sound system. Orang lain tak perlu membeli, bisa meminjam pada kita.

Maka kekuatan juga bisa dari koneksi. Tuliskan semua nama yang kita kenal, dan bisa kita datangi.

Kang Idzma pun mengatakan ngobrol itu penting! Beliau menjelaskan bahwa ada seorang OB yang tadinya bingung karena anaknya tidak bisa sekolah. Dengan bermodal menulis nama orang-orang, ia bisa membangun sekolah ACC 250 juta.

Sering kita juga berfokus pada apa masalah kita, apa yang belum kita selesaikan, dan seterusnya. Padahal kita bisa menghargai diri sendiri dengan mengatakan:

"Apa hal-hal yang sudah kita kerjakan?"
Kita sudah mengerjakan ini, ini, ini dan itu...

Baru berlanjut dengan pertanyaan, "Apa yang harus kita kerjakan?" maka itu menjadi lebih baik ketimbang menjudge diri dengan masalah apa yang belum.

Kang Idzma mengatakan bahwa

"Small thing is impact."


Tentang piramida perubahan, segitiga yang paling bawah yakni fokus, kemudian pertanyaan, percakapan, interaksi, imaji dan aksi.

Ingatlah bahwa hal kecil bisa mengubah yang besar.  Belum masuk ke materi inti, ternyata selanjutnya langsung diaplikasikan bagaimana peserta menggalang sumber daya untuk membuat perubahan di sekitarnya. Menjadi "pahlawan" untuk lingkungannya, dari mulai alumni, siswa SMA, siswa SMP, dan seterusnya.

Baca juga: Belajar Cinta dan Parenting dari Keluarga Alamanda

No comments