Profil Ustadz Firanda Andirja dan Dakwah Beliau Mengajar Aqidah, Kajian Tafsir Quran, dan Hadits


Di tengah pandemi Corona sejak Maret lalu, berbagai aktivitas belajar dialihkan lewat media internet, termasuk kajian Islam. Bertebarannya kajian di channel Youtube memudahkan dan sangat membantu termasuk bagi saya yang awam dan butuh penyegaran ruhiyah. Tinggal niat dan azzam yang kuat untuk mencari ilmu.

Banyak materi kajian Islam yang dikupas tuntas oleh Ustadz yang memiliki nama lengkap Dr. Firanda Andirja, MA ini. Beliau lebih banyak mengkaji materi tauhid, juga mengkaji Tafsir Quran dari juz 1, juz 15, 16, sampai juz amma. Beliau juga mengkaji hadits Arbain, dan lainnya yang bisa kita petik hikmah, dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekilas menyimak penyampaian ceramah beliau, maka kita akan tahu bahwa Ustadz Firanda menyampaikan dengan detail, jelas, dan tegas. Selain itu juga penyampaian Ustadz Firanda pun tenang (tidak terburu-buru), dengan analogi yang mudah dipahami, sehingga kita bisa lebih mudah mencerna. 

Sebagaimana Ustadz Salaf lainnya, Ustadz Firanda Andirja juga sangat keras berkaitan dengan masalah akidah, sehingga tak heran karena memperdalam agama langsung dari tempat Kota Suci Nabi di Madinah ia terjaga dari Pluralisme. Beliau pun menonjol diantara yang lain karena setiap hari ikut kajian di Madinah.  Suda sepatutnya kita juga sebagai Muslim untuk mengetahui mana yang hak dan batil.  

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA, Isyarat Sains dalam Al Quran dan Sunnah

Ustadz Firanda lahir di Surabaya pada tanggal 28 Oktober 1979. Beliau besar di Papua menamatkan sampai jenjang SMA di Papua, kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Gajah Mada mengambil jurusan Teknik Kimia. Tapi baru 1 tahun kuliah, beliau memutuskan berhenti karena lebih tertarik mendalami ilmu agama.

Setelah sempat mondok di Ponpes Jamilurrahman Bantul Yogyakarta sekitar 1.5 tahun. Kemudian beliau  mengikuti tes penerimaan mahasiswa yang diadakan oleh dosen-dosen Universitas Islam Madinah di Lombok, dan terpilih bahkan 3 besar terbaik, kemudian ia berangkat ke Madinah untuk menimba ilmu syar'i. S1 sampai S3 beliau jurusan akidah Fakultas Ushuluddin.

Beliau juga mendapat keistimewaan menjadi penceramah di Madinah sejak tahun 2014. Ustadz Firanda putra Indonesia yang dipilih dari Kerajaan Arab Saudi untuk menjadi penceramah di Masjid Nabawi. 

"Pihak Masjid tidak menentukan batas waktu apa yang boleh dan tidak boleh disampaikan dalam ceramah, hanya hindarkan yang bisa menimbulkan keributan di masjid. Tapi harus ada pengingkaran. Kesalahan-kesalahan harus dibuang, harus menegur kesalahan." ujar Ustadz Firanda.    

*

Materi Syarah Hadits Arbain oleh Ustadz Firanda

Saat menyimak pemaparan Ustadz Firanda tentang Hadits Arbain yang pertama bab Niat, seperti kita ketahui Hadits Arbain merupakan 42 hadits untuk memahami Islam secara global yang disusun oleh Imam Nawawi. Selain menyusun hadits Arbain, Imam Nawawi juga menulis kitab Riyadus Shalihin, dan masih banyak yang lainnya. 

Ustadz Firanda juga menjelaskan bahwa Imam Nawawi memiliki nama Yahya bin Zarof ini sejak kecil dikenal sebagai orang yang shaleh. Dari kecil diajak main oleh temannya tapi ia tidak mau. Ketika dpaksa main oleh teman-temannya, namun Imam Nawawi masih menghafal Al Quran. MasyaAllah. Dalam hidupnya selalu belajar dan belajar. Pernah beliau tidak menyengaja berbaring karena belajar. Jadi tidur saat belajar. 

"Imam Nawawi meninggal pada usia 45 tahun, masih di usia yang muda, tapi masyaAllah begitu banyak khazanah yang beliau tinggalkan." ujar Ustadz Firanda. 

Hadits Arbain yang pertama yakni, "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju." (HR Bukhari dan Muslim)

Jangan meremehkan kebaikan sedikitpun meskipun tersenyum ketika bertemu saudara. Tatkala ia dibuka catatan amal, dicatat tidak ada yang luput, maka seluruh diamalkan tampak, karena malaikat catat.

"Bahkan barangsiapa ia punya niat baik tapi dia tidak mengerjakannya maka Allah catat 1 kebaikan. Jadi Anda punya niat baik pun akan dicatat--sudah dicatat amal kebaikan. Maka tidak ada ruginya Anda mempunyai niat baik," ujar suami dari Rosmala Dewi Arifudin ini.

"Niat amal tuh berbagai macam niat, ada yang menyumbang niatnya karena Allah, ada yang niatnya karena riya. Ada yang ingin dipuji, maka seseorang harus ingat niatnya karena Allah Swt. Seseorang akan diberi ganjaran sesuai dengan kadar niatnya. Ada yang beramal sholeh niatnya hanya untuk Allah. Ada yang beramal shaleh niatnya karena Allah dan dunia. Contoh berjihad di jalan Allah, ada juga yang berjihad untuk mengambil ghanimah, maka beda lagi pahalanya. Contoh seseorang menuntut ilmu dengan niat bisa berdakwah, ada pula yang menuntut ilmu supaya diakui disanjung masyarakat. Betapa banyak amal yang kecil jadi besar karena niat yang besar dan ikhlas." ujar Ayah 5 anak ini. 

Makna Hijrah 

Hijrah artinya meninggalkan ke tempat yang lain, serta meninggalkan amalan yang buruk. Meninggalkan tempat ke tempat yang lain adalah pindah dari negeri kafir ke negeri Islam Mekah ke Madinah, atau negeri yang tidak aman ke negeri yang aman, dari Mekah ke Madinah.

Ustadz Firanda juga menjelaskan bahwa jika kita tinggal di sebuah negara yang tidak bisa beribadah, maka wajib hijrah ke tempat lain. Kalau tidak, dia berdosa. Seperti di Soviet tidak bisa beribadah. Yang ketauan beribadah dibunuh, ditangkepin sehingga mereka begitu sulit untuk baca Al Quran. Kalau mau hafiz Quran, mereka harus masuk dalam gua-gua untuk belajar. Alhamdulillah sehingga mereka harus berhijrah atau pindah. 

Dan orang yang berhijrah sesungguhnya adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. Tadinya tukang makan riba kemudian tobat. Gaya hidup berubah, maksiat yang ia kerjakan ia tinggalkan karena Allah. 

Baca juga: Ustadz Hanan Attaki, Founder Pemuda Hijrah: Berdakwah secara Asik, Gaul, Tetap Syar'i

Hijrah adalah ibadah yang mulia. Hijrah ada 2 yaitu Hijrah karena Allah dan Rasul-Nya serta hijrah karena dunia dan wanita. 

Selanjutnya fungsi niat dalam amalan bahwa niat dalam beramal antara ikhlas atau tidak. Untuk Allah atau selain Allah? Kalau niat karena Allah tentu berpahala di sisi Allah. Namun kalau niatnya untuk meraih pujian (riya dan sum'ah) maka gugur pahalanya meski riya nya 1%. 

Juga ada karena selain Allah karena dunia jadi dunia yang mendominasi maka ini tidak ada pahala di dalamnya. Juga ada niat akhirat yang mendominasi maka ini bernilai pahala. 

Hukum amal shaleh tercampur riya

"Maka hukum amal shaleh tercampur riya sejak awal maka gugur pahalanya misal niat menyumbang ke Masjid 1 Milyar tapi niatnya riya maka nilai pahalanya gugur. Namun kalau dia niat karena Allah kemudian tercampur riya di tengah-tengah, kemudian dia lawan, berhasil untuk mengusir riya itu maka pahalanya selamat. Namun ia biarin aja riyanya karena lezat dipuji orang maka ini yang amalnya gugur. Misal "Ustadz hebat ya.. kemudian ia terlena maka gugur pahalanya. Namun seharusnya dikembalikan ke Allah 'Alhamdulillah' Maka seharusnya kembali meluruskan niat karena Allah agar mendapat pahala." ujar Abu Abdil Muhsin ini.  

*

Saat ini Ustadz Firanda merupakan salah satu staff pengajar di Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember, juga aktif menjadi narasumber yang bisa kita saksikan di Radio Rodja dan chanel Youtube. 

Jika pernah mendengar tanya jawab beliau, ada jamaah yang bertanya bagaimana dengan ceramah Zakir Naik? Ustadz Firanda menjelaskan bahwa beliau memiliki kebaikan karena betapa banyak orang masuk Islam karena perantara beliau yang membantah kesyirikan dan menjelaskan tentang tauhid, serta Ustadz Zakir Naik ini mendapat penghargaan dari Pemerintahan Arab Saudi karena jasanya banyak orang masuk Islam karena perantara beliau. 

Pernah Ustadz Firanda juga mendapat pertanyaan dari jamaah tentang ustadz yang menggunakan kata-kata gaul untuk menjelaskan sosok sahabat Nabi/istri Nabi, maka Ustadz Firanda menjawab, "Dai tidak mungkin berniat demikian, karena barang siapa ia mengejek Nabi Musa as maka ia kafir dengan ijma ulama dan saya rasa, kita harus adil, dan saya rasa dia tidak berniat mengejek. Tapi bagaimanapun kata tsb tidak pantas diucapkan."

Alhamdulillah Ustadz Firanda dengan bijak mengedepankan husnudzon berbaik sangka, serta teguran yang baik. Bahwa Ustadz Firanda juga paham bahwa tidak ada maksud atau niatan buruk dalam menyampaikan, hanya saja kurang pas, dan khilaf. Jadi bukan sesuatu kesalahan yang fatal. Hanya penggunaan bahasa kurang pas. 

Terlebih sang ustadz juga sudah mengklarifikasi, maka seperti yang ramai sekarang ini ada perkara-perkara yang tidak bisa kita hindari sama sekali seperti ikhtilaf seperti ada yang mengharamkan musik seperti teman-teman kita di Salafy tapi di teman-teman yang lain belum tentu, maka bisa saling menghormati dengan perbedaan, dan menjauhi cela, dan jangan berselisih. Wallahu 'alam yang benar datangnya dari Allah, kesalahan datangnya dari diri saya sendiri. Semoga bisa mengambil ibrah. Jazakumullahu khairan katsira.***  

No comments