Menyelamatkan Bumi dari Selimut Polusi

bumi
Foto: kemendikbud

Bumi kita sedang tidak baik-baik saja. Terdapat berbagai polusi yang menyebabkan perubahan iklim terjadi di sekitar kita. 

Sebagai ibu rumah tangga yang tinggal di kaki gunung dan berkegiatan sehari-hari di rumah, saya merasa janggal ketika melihat panorama Bandung dari atas gunung, saya cukup miris melihat kepulan berwarna abu, dan itu bukan kabut saudara-saudara, tetapi itu adalah asap polusi kendaraan yang ada di kota. Di perkotaan terdapat banyak polusi--secara tidak sadar.

Tentu kita tahu, ketika pembangkit tenaga listrik membakar batu bara untuk menghasilkan listrik, dan ketika mobil membakar bensin, banyak gas yang tidak tampak dilepaskan ke udara. Sebagian dari gas-gas itu dapat bercampur dengan air dan membuatnya bersifat asam, seperti air jeruk sitrun atau cuka.


Kadang-kadang gas-gas itu memasuki awan hujan. Dalam awan, gas bercampur dengan hujan atau salju. Kemudian asam turun kembali ke Bumi bersama hujan atau salju. Inilah yang disebut hujan asam.

Hujan asam sangat berbahaya bagi tumbuhan, sungai, dan danau, serta makhluk hidup yang ada di dalamnya. Di beberapa tempat, hujan asam dapat memusnahkan hutan. Hujan asam dapat menyebabkan pencemaran air yang dibutuhkan hewan dan manusia untuk minum.

Berjalan atau bepergian ke luar kota pun, kita bisa melihat lebih banyak orang berkendara dengan kendaraan pribadi dibandingkan memakai fasilitas umum. Sudah saatnya kita berhenti membuat hujan asam dengan mengurangi mengendarai mobil dan mengurangi pemakaian energi. Makin sedikit energi yang kita gunakan, makin sedikit batu bara yang dibakar oleh pembangkit tenaga listrik.

*

Penggundulan hutan, lahan kritis, menipisnya lapisan ozon, pemanasan global tumpahan minyak di laut, ikan mati di anak sungai karena zat-zat kimia, dan punahnya spesies tertentu adalah beberapa contoh dari masalah-masalah lingkungan hidup.

Di atas langit biru, di atas udara yang kita hirup, terdapat lapisan gas yang disebut ozon. Gas itu menolong kita menghalangi sinar dari matahari yang dapat memanaskan kulit kita, dan membiarkan sinar yang baik bagi kita untuk kita serap. Kita beruntung memiliki ozon untuk melindungi kita.

Sekarang, lapisan ozon itu dirusak oleh gas-gas yang kita hasilkan. Gas yang merusak itu disebut CFC, dan halon. Gas-gas itu digunakan dalam lemari es, pemadam api, alat pendingin, plastik busa, dan yang lainnya.

Bila kita tetap saja berkeras kepala menjejalkan gas rumah kaca ke atmosfir, sebelum akhir abad mendatang pasti akan terjadi perubahan iklim yang tidak terduga, banyak angin ribut dan angin topan, air laut akan merendam pulau-pulau berdataran rendah, di samping munculnya padang pasir baru karena bumi yang makin panas.

Dengan menipis dan bahkan berlubangnya lapisan ozon, tidak pelak lagi muncullah bahaya radiasi ultraviolet yang sangat ganas. 

Dalam literatur masalah-masalah lingkungan dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yaitu pencemaran lingkungan (pollution), pemanfaatan lahan secara salah (land misuse), dan pengurasan atau habisnya sumber daya alam (natural resource depeletion).

Akan tetapi, jika dilihat dari perspektif hukum yang berlaku di Indonesia, masalah-masalah lingkungan hanya dikelompokkan ke dalam dua bentuk, yakni pencemaran lingkungan (environmental pollution) dan perusakan lingkungan hidup. 

Pembedaan masalah lingkungan ke dalam dua bentuk dapat dilihat dalam Undang Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH) yang kemudian dicabut oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). UUPLH juga hanya mengenal dua bentuk masalah lingkungan hidup, yaitu: pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan.

Yang saat ini terjadi di tengah tengah kita itu keduanya, pencemaran lingkungan berupa polusi dan perusakan lingkungan. 

Pencemaran lingkungan 

Di tahun 90'an dulu saat saya masih unyu-unyu, kendaraan tidak seramai sekarang. Faktor mudahnya mendapat mobil sekarang karena dapat dicicil kredit merupakan salah satu alasan membludaknya kendaraan pribadi. 

Bahkan 150-an tahun yang lalu, udara masih murni dan bersih. Udara saat itu bersih untuk manusia dan hewan-hewan untuk bernapas. 


polusi


Polusi Udara dan Perusakan Lingkungan 

Seiring waktu orang mulai membangun banyak pabrik. Pabrik-pabrik membuat mobil mengeluarkan gas-gas berbahaya ke udara. Kemudian orang mulai mengendarai mobil yang menambah pencemaran udara. 

Sekarang dimana-mana udara menjadi sangat tercemar, selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim, sehingga kita kesulitan saat bernapas. 

Saat ini pun #SelimutPolusi bukan hanya di daratan saja yang dapat menyebabkan iklim berubah. 

"Manusia tidak seharusnya menggunakan mobil sebanyak itu, supaya tidak mengotori udara. Jika kita tidak hati-hati, tidak seorang pun yang dapat menghirup udara, dan setiap orang harus menggunakan topeng gas."

Dalam buku "Semiotika Kota Pertarungan Ideologi di Ruang Urban" karya Jejen Jaelani menulis bahwa pembangunan secara massif di lereng-lereng gunung merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi di banyak tempat di Indonesia. Di lereng-lereng gunung hadir sebagai sebuah realitas urban. Pembangunan hotel, restoran, tempat wisata merupakan manifestasi kehidupan urban sebagaimana di dalam pandangan Lefebvre. Penguasaan tanah-tanah yang dulunya perkebunan beralih ke perusahaan-perusahaan swasta. Pembangunan secara massif dan tidak mempertimbangkan dampak ekologis telah mengubah kondisi alam. Hal ini menyimpan berbagai masalah yang suatu saat dapat mengancam, mulai dari longsor, banjir hingga polusi. (halaman 175)

Dampak perubahan iklim dalam buku "Wawasan Lingkungan dalam Pembangunan Perkotaan" Budihardjo Sudanti menyebutkan bahwa suhu rata-rata bumi kita dewasa ini sudah bertambah panas 0,5 derajat C 1,5 derajat C dibanding dengan suhu bumi seabad yang silam. 

Para ilmuwan dan pakar lingkungan telah memperhitungkan, bila kecenderungan produksi dan pengeluaran gas-gas seperti Karbondioksida (CO;), Metan (CH), Nitrogenoksida (N, O) dan Chlorofluorokarbon (CFC), berlangsung terus seperti sekarang, temperatur global mata rata akan meningkat lagi dengan 1.5 derajat sampai 4.5 derajat Celsius, -080. 

Jadi ini alasan cuaca Bandung akhir-akhir ini terasa ekstrem. Kalau panas panas banget. Kalau dingin nyecep banget, karena suhu rata-rata sudah bertambah panas.

Akibat ikutannya, glasir dan gunung es Antartika akan mencair, yang berarti akan mempertinggi permukaan air laut. Perhitungan dengan menggunakan model komputer menghasilkan penambahan tinggi permukaan air laut antara 1 sampai 5 meter pada akhir abad mendatang. Tidak terbayangkan betapa ngerinya musibah yang akan menimpa negara-negara ke depannya.

Sekarang saja, air laut pasang di kepulauan Seychelles sudah merendam daerah reklamasi, jalan di tepi pantai dan beberapa kawasan perumahan. Suatu jalan yang baru saja selesai dibuat, dalam waktu kurang dari satu tahun terendam air laut. Kawasan pemukiman pantai kota Semarang pun tampaknya sudah mulai terlanda banjir akibat air pasang.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dari PBB memperingatkan dengan keras, bila tidak dilakukan tindakan sebagaimana mestinya akan dapat menyebabkan raibnya beberapa pulau dan bahkan negara kepulauan, karena terendam air laut. Puluhan juta manusia harus diungsikan, sumber-sumber air bersih akan tercemar dan ribuan hektar tanah subur akan lenyap.

Jade Jacobson dari World Watch Institute memprakirakan, kenaikan muka air laut setinggi 1 meter saja akan berpengaruh besar terhadap garis pantai sepanjang 360.000 km dan akan menciptakan pengungsi sejumlah lebih dari 50 juta orang (Panoscope, November 1990: 20),

Temperatur yang makin panas mengakibatkan pula semakin keringnya tanah, dan kekeringan itu akan berdampak negatif pada hasil produksi pertanian.

Dari buku Hukum Lingkungan Indonesia, Kegiatan manusia dapat mengubah sistem alami, sampai terganggunya ekosistem alami. Misalnya penebangan atau penggundulan hutan dapat mengubah iklim global, terjadinya musim kering yang luar biasa atau timbulnya badai. Begitu pula penggundulan hutan dan pengembalaan ternak dalam jumlah besar secara tidak bijaksana dapat menimbulkan terjadinya gurun pasir atau memperluas gurun pasir yang telah ada seperti yang terjadi di gurun sahara, Afrika Utara. Pembangunan dam juga dapat mengubah sistem ekologis suatu kawasan, yang akibat-akibatnya tidak dapat segera diketahui oleh manusia.

 

Perubahan iklim juga terjadi karena kesalahan manusia. Dari buku "Semiotika Kota" juga disebutkan bahwa salah satu peristiwa kejahatan lingkungan terbesar yang menarik perhatian internasional adalah peristiwa luapan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Luapan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, terjadi karena kesalahan teknis perusahaan pengeboran minyak dan gas pada 2006. Kesalahan tersebut menyebabkan ribuan hektar permukiman warga, perkebunan, dan tanah warga hilang terendam lumpur. 

Tidak kalah parahnya adalah akibat terhadap perikanan, yang merupakan pemasok atau sumber protein kelima di dunia. Perubahan temperatur, salinitas, turbulensi, dan per ubahan arus yang terjadi akan mengacaukan siklus penang kapan ikan. Tidak tertutup kemungkinan musnahnya berbagai jenis ikan tertentu, yang tidak bisa beradaptasi dengan perubahan iklim seperti itu.

Ironisnya kebanyakan jasad hidup pembawa virus dan berbagai penyakit berbahaya justru lebih bisa bertahan hidup dan beranak pinak dengan cepat, dalam udara yang panas. Berarti bahwa pemasangan global akan berimplikasi pada kesehatan manusia, yang makin terancam oleh merajalelanya virus berbahaya.

Pandemi akhir-akhir ini pun dikaitkan dengan hewan karena hutan sebagai sumber makan bagi hewan sekarang sudah mulai terkikis eksistensinya, akhirnya hewan mencari makan ke tempat lain dan meningkatkan interaksi dengan manusia. Ditambah perubahan iklim berkontribusi dalam mempercepat transmisi virus. 

Meningkatnya kuantitas air laut menyebabkan semakin besarnya penguapan air yang berarti pula bertambah pekat nya awan. Panas bumi jadi tambah meningkat lagi, dan besar kemungkinan pula arus anginnya juga akan berubah, Konsekuensi perubahan itu akan menimpa pola bercocok tanah dan perikanan, yang sulit digambarkan penyesuaiannya oleh masyarakat petani dan nelayan.

Pemberian istilah gas rumah kaca (Greenhouse effect), didasarkan pada kemiripan antara proses pemanasan global pada bumi kita ini dengan proses yang berlangsung pada rumah kaca.

Uap air juga merupakan gas rumah kaca yang ikut kontribusi memperparah efek rumah kaca yang terjadi.


Hutan sebagai Salah Satu Solusi untuk Mengatasi Polusi dan Perubahan Iklim 

memelihara hutan


Hutan adalah salah satu cara yang paling tepat dari permasalahan iklim saat ini. Dengan menjaga hutan, melindungi dan memelihara hutan, maka udara akan terjaga dari polusi, serta ekosistem hewan pun tidak terancam karena sumber makanan mereka di hutan aman, sehingga mereka tidak perlu keluar hutan untuk mencari lagi. 

Sayangnya setiap tahun hutan di Indonesia mengalami kerusakan, baik itu karena pembakaran atau kebakaran hutan, sampai pembukaan lahan baru untuk perkebunan.

Hutan termasuk ke dalam sumber daya alam terbarui, namun penebangan hutan tanpa diiringi oleh reboisasi, maka lambat laun akan terjadi kerusakan lahan. 

Manusia hanya mampu menanam kembali pohon-pohon kayu hutan dan penanaman kembali tidak dengan sendirinya membuat hutan. Matahari juga termasuk sumber daya alam terbarui, tetapi dengan berkurangnya lapisan ozon menyebabkan cahaya matahari menjadi sumber penyakit. Punahnya satwa tertentu dapat memengaruhi proses-proses ekologis sehingga dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekologis.

Pasal 1 butir 1 PP No. 45 Tahun 2004 merumuskan pengertian dari perlindungan hutan yaitu: "usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan."

 

PP No. 45 Tahun 2004 menetapkan tujuan dan prinsip perlindungan hutan. Perlindungan hutan bertujuan untuk menjaga hutan, hasil hutan, kawasan hutan, dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi, dan produksi tercapai secara optimal dan lestari."

Prinsip-prinsip perlindungan hutan terdiri atas upaya-upaya:

  • Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama serta penyakit.
  • Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan penge lolaan hutan.


Langkah Menyelamatkan Bumi dari Polusi

Setiap orang wajib turut serta memelihara lingkungan hidup sebagai hak-hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selanjutnya setiap orang pun penting memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Di samping memelihara lingkungan hidup, sebagai bagian dari masyarakat, kita  wajib memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Informasi yang dimaksudkan  merupakan bagian dari pemantauan lingkungan hidup. 

Selain Hutan sebagai salah satu contoh dalam mengatasi polusi dan perubahan iklim, terdapat cara yang dapat kita lakukan dalam sehari-hari, yakni:

menjaga bumi


1. Menanam Pohon 

Kebaikan pohon dan tumbuhan yakni  menghasilkan oksigen dan membantu kita bernapas. 

Menanam pohon adalah alasan tepat menyelamatkan bumi. #UntukmuBumiku tidak ada yang bisa menggantikan peran pohon sebagai penghasil oksigen. Karena kuasa-Nya pohon memberikan begitu banyak manfaat dan sangat penting bagi makhluk hidup. 

Menanam pohon sangat menyenangkan, dan merupakan cara terbaik yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan Bumi. Pohon itu akan mengurangi karbon dioksida di udara, menyediakan keindahan dan keteduhan, serta menarik margasatwa. Setiap tahun, pohon kita akan tumbuh, dan kita akan bangga mengetahui bahwa kita sedang membantu Bumi.

Pada cuaca panas, rumah yang dekat pohon pelindung, jauh lebih sejuk daripada rumah yang tidak memiliki pohon pelindung.


2. Hemat Listrik 

Matikan lampu jika kamu tidak menggunakannya. Setiap kali kamu meninggal. kan sebuah ruangan, dan tidak seorang pun ada di sana, matikan lampunya. Manfaatkan cahaya matahari. Cahaya matahari tidak memerlukan biaya, lagi pula tidak mencemari lingkungan. Jika kamu membaca pada siang hari, duduklah dekat jendela. Bukalah tirai jendela dan pintu.

Jika sebuah bola lampu 100 watt menyala selama setengah hari, tiap hari, lampu itu menggunakan energi cukup banyak untuk membakar hampir 180 kg batubara. Pembakaran batubara untuk menjalankan bola lampu itu akan me lepaskan hampir 450 kg gas yang menyebabkan efek rumah kaca, dan hampir 3,6 kg gas yang mengakibatkan hujan asam. Itu semua baru dari satu bola lampu!


3. Menggunakan Transportasi Umum 

#MudaMudiBumi Kalau disuruh memilih, jika bepergian ke suatu tempat misalnya lebih memilih naik kendaraan pribadi atau memilih transportasi umum? Terkadang untuk lebih menghemat dan juga membantu menyelamatkan bumi salah satu caranya yakni dengan menggunakan transportasi umum. Hal ini sudah dijelaskan lebih jelas di awal ya tentang polusi. Jadi jika kita bisa gunakan transportasi umum dan kalau saya lebih memilih jalan kaki terkadang karena memang semenyenangkan itu karena bisa refreshing, sekaligus melatih fisik juga.  Marilah kita pelihara Bumi agar sehat  dengan hal kecil yang dapat kita lakukan. 


4. Daur ulang botol, kaca, kaleng, dan lainnya. 

Mendaur ulang aluminium seperti mendaur ulang kaca. Cucilah kaleng-kaleng itu lalu masukkan ke dalam peti atau kotak. Jangan lupa, lembar aluminium yang kita temukan di jalan, di tanah lapang, atau di manapun orang meninggalkannya.

Setiap satu atau dua minggu, kumpulkanlah peti-peti itu, lalu bawalah ke pusat daur ulang, atau taruhlah di tepi jalan untuk dikumpulkan oleh petugas atau pemulung, Jangan lupa memungut botol atau barang kaca jika kita menemukannya, lalu bawalah ke rumah untuk dikumpulkan dan didaur ulang.


Kesimpulan 

Yuk, kita semua dapat berkolaborasi bersama demi mengatasi perubahan iklim! #TeamUpForImpact Jika saya memiliki kesempatan untuk membuat kebijakan dalam mengurangi polusi, maka saya akan memulai dengan mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Saya ingin melakukan sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundang hukum lingkungan tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesadaran lingkungan hidup manusia. 

Adapun setelah membaca berbagai referensi, saya pun ingin membuat perencanaan terdiri atas kegiatan-kegiatan berikut: inventarisasi hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan dan penyusunan rencana kehutanan. Pengelolaan hutan meliputi kegiatan tata hutan dan penyusunan pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam. Pemanfaatan kawasan dapat dilakukan pada semua kawasan hutan terkecuali pada kawasan hutan cagar alam serta zona inti dan zona rimba pada taman nasional.

Kesadaran lingkungan hidup timbul berkembang karena adanya masalah lingkungan hidup yang dihadapi dan dialami oleh manusia. Sehingga perlu mengajak kawan-kawan kita untuk aware peduli terhadap masalah lingkungan yang terjadi saat ini. Semoga kita dapat terus menjaga bumi ini dari selimut polusi.

__

Referensi: 

Jaelani, Jejen. 2020. Semiotika Kota. Yogyakarta: Cantrik Pustaka

Works Group, The Earth. 1984. Bagaimana Anak-anak Menyelamatkan Bumi. Bandung: Penerbit Angkasa

Budihardjo. 2012. Wawasan Lingkungan dalam Pembangunan Perkotaan. Bandung: Penerbit Alumni

Rahmadi, Prof. Dr. Takdir. 2012. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press 

Wahid, Yunus. 2018. Pengantar Hukum Lingkungan. Jakarta Timur: Prenadamedia Group 


17 comments

  1. Sedih banget soal polusi ini ya. Bisa sampai ngilangin pulau. Moga kita bisa berkontribusi positif meski sedikit

    ReplyDelete
  2. Secara nggak disadari, setiap hari kita merusak bumi ya. Dengan asap polusi udara dan lainnya. Apalagi hutan nggak sedikit juga yang ditebang, demi sebuah proyek. Mereka lupa, investasi alam terbaik, ya dari hutan...

    ReplyDelete
  3. Ngeri banget ya dampak polusi yang menyebabkan perubahan iklim tuh. Ada pulau yang hilang. Kalau di Indonesia mulai tuh daerah-daerah pantai juga tenggelam, misalnya Jakarta, Semarang, Surabaya.

    ReplyDelete
  4. Dampaknya yang ditimbulkan dari polusi sangat banyak sekali ya, Kak. Berbicara hutan, saat ini sudah semakin berkurang, surah beralih fungsi yang akibatnya pada banyak hal misal pada mudah terjadi longsor, paling miris saat musim kemarau, mata air jadi kering karena banyak pepohonan yang ditebang.

    Pepohonan yang berkurang juga menyebabkan tingkat polusi makin tinggi, utamanya diperkotaan.
    Moga langkah-langkah di tulisan kakak ini bisa kita aplikasikan bersama. Sehingga bissa menyelamatkan bumi dengan sesuatu yang kita anggap kecil.

    ReplyDelete
  5. Dampak perubahan iklim emang ngeri banget ya, Kak. Dulu di daerahku tinggal. Pantainya tuh luas banget. Eh, sekarang tuh kayak cuma tinggal sejengkal gitu. Berlebihan sih aku. Tapi emang udah berkurang banget pantai di dekat rumah tuh. Malah ada rumah yang hancur kena ombak kalau pasang. Padahal dulunya mah rumah itu masih jauh dari bibir pantai.

    ReplyDelete
  6. Perubahan iklim ini penyebabnya beragam ya kak.. bisa dikatakan sudah menumpuk selimut polusinya dan harus segera lakukan perubahan untuk masa depan bumi kita ini

    ReplyDelete
  7. Perubahan iklim yang ekstrim sudah menjadi isu global yang mendapatkan perhatian serius. Tapi kita juga perlu turut berkontribusi menyelamatkan bumi ini agar kelak anak cucu kita tidak terkena dampaknya

    ReplyDelete
  8. Kompleks banget permasalahannya ya mba kalau bahas soal bumi dan polusi yang udah jadi tebeell banget kayak selimut di atas kita.. huhu akibatnya udah kita rasain skrg padahal tp masih juga denial orang2 yaa mba

    ReplyDelete
  9. Dampak nya ngeri banget ya kak, yuk mari bersama jaga bumi kita. Dimulai yg ringan dulu yaitu hemat listrik dan menanam pohon..

    ReplyDelete
  10. Selimut polusi jadi ancaman serius bagi kehidupan di bumi ya mbak
    Sudah saatnya kita bergerak bersama menyelamatkan bumi dari selimut polusi

    ReplyDelete
  11. Jakarta sudah dinobatkan sebagai salah satu kota yang paling tinggi polusinya. Baru Jakarta ini, belum wilayah lain. Gara-gara polusi dan pencemaran lingkungan, iklim pun ikut mengalami perubahan. Saat ini cuaca juga ekstrim banget eh. Mesti semua orang berkontribusi menyelamatkan dan menjaga bumi biar nggak makin parah kondisinya

    ReplyDelete
  12. Ah ya, kadang suka lupa kalau hal-hal kecil, kayak mematikan lampu dan naik transportasi umum itu bisa membantu menyelamatkan bumi dari polusi. Serasa diingatkan jadinya

    ReplyDelete
  13. Pencemaran lingkungan dan udara tentu jadi tanggung jawab kita semua sebagai penghuni bumi, Membantu bumi bisa dimulai dari kita dengan diet kantong plastik misalnya

    ReplyDelete
  14. Bandung tak lagi sedingin jaman dulu suami saya masih kuliah S1 disana, alam kita mulai rusak cuaca tak menentu. Hendaknya kita mulai sadar diri dengan merubah gaya hidup ramah lingkungan (gusti yeni)

    ReplyDelete
  15. Menjaga bumi kalau bukan tugas kita para manusia lalu tugas siapa? yuk kita sama-sama menjaga iklim supaya bumi tetap layak untuk ditempati oleh anak cucu kita

    ReplyDelete
  16. Gak cuma transportasi jalanan, sekarang aku terpaksa menghirup udara tak segar dari asap tetangga yg tiap pagi bakar sampah, bahkan kdg jam 6 pagi. 😭😭😭

    ReplyDelete
  17. Banyak banget sebenarnya hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi dari selimut polusi. Minimal batasi kendaraan bermotor dan penggunaan listrik aja lah itu udah ngaruh. Terus juga melestarikan hutan. Bukan malah ngerusaknya

    ReplyDelete