Keseruan Market Day untuk Anak TK - Pengalaman Jualan di Sekolah

market day


1. Keseruan Adzki Ikut Market day 

Alhamdulillah keseruan market day di sekolah Adzki bisa berjualan. Terutama saya bisa belajar untuk percaya diri berjualan di sekolahnya anak-anak. Beruntung pas di kantor juga kan pernah tiap Rabu dan Kamis jualan juga pas jam 10.00 di momen kunjungan wisata, jadi nggak jauh-jauh banget.

Catatan untuk Market Day, kalau tiap berjualan, anak-anak harus ditemani oleh orang tuanya karena anak-anak belum mengerti tentang cara berjualan. Sebenarnya, market day sarana bagus untuk anak bisa tahu cara bekerja dari berjualan, bagaimana harus sigap menyiapkan kembalian, bersabar menunggu pembeli, dan lain-lain. 

Ditemani Ibu saat berjualan penting ya. Jangan ditinggal.

Kalau pas hari Ahad mau jualan juga bisa, jualan di komplek rumah. Udah banyak yang jualan di komplek rumah seperti jualan awug, dimsum, lontong, bala-bala, peralatan rumah tangga. Kalau saya bisa juga tuh jualan bola susu lagu. Seru-seruan, ya! Sekalian dapat income pendapatan tambahan. 

Alhamdulillah nggak kerasa Aski udah naik kelas ke kuttab awal 2, selama 1 tahun di sekolah banyak banget cerita yang bikin ketawa. 

2. Pengalaman Jualan Manik-manik di Sekolah 

Dari mulai Aski yang maksa pengen jualan di sekolah kayak kakak kelasnya, tapi gak sesuai harapan. Karena nggak ditemani, Aski malah bagi-bagi jualannya ke temen-temennya dan gak dibayar. Hadeuh. 

Dia berkata, "Ummi, jualan ku laku banyak." 

"Alhamdulillah dibayar berapa?" 

"Belum pada bayar. Nanti bayarnya." 

Hadeuh ... ada-ada aja nak bayi. Lucu banget pokoknya. 

Pengalaman jualan manik manik di sekolah apalagi masih belum ngerti tentang jual beli ya akhirnya sekolah mengeluarkan ketetapan tidak boleh anak berjualan di sekolah. Hehe. 

Anak-anak belum tahu jualan cara akad, kalau dilepas sendiri. Teman-temannya juga banyak yang jual dedet. Dikira kalau semua jualan bakal beli, ternyata nggak kan.

Udah dikasih tau anaknya dulu, tapi keukeuh terus. Baru pas tahun ajaran baru dikasih tau baru anaknya nurut. Alhamdulillah 

2. Pengalaman Jatuh dari Pohon dan Dipijit 

Pengalaman duduk di kelas 1 dan pernah jatuh dari pohon dan meninggalkan luka di tangannya yaitu lebam di lengan kiri pas dipencet aski teriak. Lalu diobati secara herbal pakai jahe diparut dan dioleskan ke dalam luka. Kemudian dibalut kassa. 

Aski 2 hari ga boleh kena air lukanya. Tapi pas besokannya itu mau ke Jawa dan ke Pantai Pangandaran body rafting hehe.. akhirnya ya alhamdulillah lukanya sembuh dan Aski kapok naik pohon lagi. 

Cerita naik pohon malah ada anak yang juga ikut naik-naik ke pohon, tapi gak bisa turun lagi. Haha yang buat ketawa semuanya. Tapi anaknya malah nangis. Ada ada aja anak teh. 

3. Banyak Accesorries Umminya Menjadi Accessories Putrinya 

Bukan suatu hal yang aneh kalau acessories Ummi dipakai sama Ananda. Dari mulai kerudung, sepatu, sampai ciput, kaos kaki. 

Jadi pemakaian bersama. 

Kayaknya hal ini juga terjadi bukan di anak perempuan aja, tapi juga di anak laki-laki. 

Kalau Ayahnya punya anak laki-laki banyak, udah dipinjem sama anak laki-lakinya. 

4. Pengalaman Ditegur karena Mengobrol 

Pernah juga anak-anak kan senengnya ngobrol dan nggak berhenti padahal sedang pembelajaran di kelas. Karena hal itu menyebabkan Ustadz nya memberi hukuman yakni belajar di luar kelas. Hahaha 

5. Anak Perempuan Dekat dengan Ibunya 

Karena anak perempuan punya feeling yang sama dengan Ibu, terkadang anak perempuan ini selalu ingin dekat dengan Ibunya. Harus nya mandiri, ini malah belum 

sekarang punya anak gadis yang pakai kerudungnya kerudung umminya, sepatunya sepatu umminya dan Musim sekolah kemarin ada hal yang lucu, Aski berjualan tapi tidak membawa uang hasil jualannya. 

Hal yang cukup menyakitkan saat memutuskan ikut lomba perjenjangan, tapi kemudian karena  tulisan masih belum bagus, dan menurut ilustrator perlu dikembangkan lagi, hal tersebut membuat saya kecewa. 

6. Quality Time With Abi 

Saat libur kenaikan kelas, senang bisa quality time dengan Abi jalan kaki ke Tahura dengan jarak 12.000 langkah. Anak-anak kuat jarak jauh jalan gitu. Beberapa kali Aski gak kuat naik ke tanjakan Tahura dan akhirnya minta digendong. Beberapa hari setelah dari Tahura kecengklak dan sakit pinggang. 

Pengalaman yang nggak dilupa juga saat sempat kehilangan Aska untuk beberapa saat ya Allah bikin kita bingung Aska ada dimana. Aska marah karena jalannya kejauhan. Kita jalan kaki sampai curug Maribaya loh. 

Pas balik Aska udah nggak keliatan batang hidungnya. Dia jalan cepet banget karena saking marahnya. Qadarullah habis itu ketemu pas keluar dari Gua Belanda dengan hati yang ya Allah pengen berkata-kata tapi dia juga ngerti itu salah. 

Gak boleh misah sendiri. Kalau Aska ada pemimpin, ikuti pemimpinnya. Bahaya kalau hilang gak ketemu. Naudzubillah. 

 7. Ke Pangandaran Semotor Berlima 

Pas ngasuh adik-adik ke Jawa, seneng banget bisa semotor berlima wkwk lucu banget karena pas kesana 

No comments