Belanja di Supermarket Vs Belanja di Grosir


Di tahun ke-5 pernikahan, saya mulai terpikir, apa pengeluaran saya bisa di push lagi? Dengan punya 2 balita di rumah, dan gaji bulanan dari suami, saya mesti lebih menekan lagi pengeluaran saya.

Biasanya saya sebulan sekali belanja ke Supermarket dan menumpuk beberapa barang kalau lebih murah (baca: kalap) dan seterusnya. Tapi saya mulai berpikir lagi, apa lebih baik saya tidak menumpuk belanjaan apapun, dan lebih baik barang habis baru beli.

Kebiasaan mertua dan Mama saya cukup berbeda. Kalau ibu mertua saya senang menyediakan berbagai bahan makanan di rumah, sehingga cukup untuk satu minggu lamanya (Seperti telur, dan seterusnya). Berbeda sekali dengan Mama saya yang baru beli bahan makanan kalau habis, baru beli.

Mama saya juga termasuk yang tidak belanja di Supermarket, tapi senang belanja di warung. (Ya iyalah karena kanan kiri warung dan depan rumah pasar. Seneng banget segala ada. 2 ribu aja dah dapet kue-kue kecil. Hiks). Baru-baru ini saya mikir, apa lebih baik saya menggenjot belanja bulanan dan back to home ala mama saya? Ya, belanja ecer di warung pas perlu aja. No numpuk barang!

Sebenarnya ibu mertua saya juga senangnya belanja ya di Grosir. Saya lagi sedang ingin membandingkan pengeluaran belanja di Supermarket dan grosir. Lebih hemat mana?

Next tulisan berikutnya saya akan paparkan perbedaannya. Mudah-mudahan ketemu solusinya. Tapi memang belanja di Supermarket itu ya untungnya bisa cuci mata sekali-kali dan beli minyak goreng jauh lebih murah.

Terkadang barang-barang yang gak ada di warung ya pasti kita belanja mending langsung di Supermarket.
Survey kecil kecilan ala saya
Dan saya pun melakukan survei kecil-kecilan tentang pendapat ibu-ibu, dimana biasanya belanja keperluan bulanan? Dari 19 responden, 12 memilih ecer/grosir, sedangkan 7 memilih Supermarket. Itu artinya masyarakat kita masih senang beli ecer dan mungkin lebih banyak manfaatnya.

Saya pun bertekad mulai mengurangi kebutuhan bulanan belanja di Mall/Supermarket, karena pendapatan misal ingin mendahulukan kebutuhan anak-anak, maka saya pakai strategi berhemat.

Di Supermarket beli barang-barang yang murah seperti minyak goreng, keju, saos, kecap, teh, terigu, detergen, pewangi lantai, dan tissu.

Awal bulan juga saya mesti matok untuk belanja bulanan di Supermarket 300 ribu paling banter. Sisanya beli di grosir. Seperti shampoo sachet untuk pengiritan dibanding beli sampo botol (dipikir-pikir). Di Supermarket sampo sampai dengan 20 ribu, kalau sachetan bisa setengahnya --mungkin.
Lalu beli cemilan, telor, beras di grosir.

Yang pasti, mesti ada uang sisa jaga-jaga 500ribu sampai akhir bulan untuk beli gas, beras, dan bahan masak yang penting seperti sayur, daging, ikan dan juga buah-buahan.

No comments