Review Buku: Revive Your Heart Terapi Al Quran untuk Menyucikan Hati - Nouman Ali Khan


Nouman Ali Khan lahir di Berlin, 4 Mei 1978. Beliau adalah ulama muda yang populer di Amerika Serikat, dan juga founder sekaligus CEO Bayyinah, lembaga yang fokus pada kajian-kajian Al Quran di Amerika Serikat. Ustadz Nouman Ali Khan baru saja ke Indonesia pada bulan Mei 2018 berceramah di Masjid Istiqlal.

Bukan saja membaca atau mendengar Al Quran, tapi hati yang terhubung dengan Al Quran 
Dalam buku “Revive Your Heart” Terapi Al Quran untuk Menyucikan Hati - Nouman Ali Khan banyak memaparkan tentang bagaimana bukan saja kita membaca Al Quran, mendengar Al Quran, tapi hati kita juga mesti terhubung dengan Al Quran.

Kita akan menemukan 13 esai singkat penuh makna, menyentuh, dan mendalam. Dari mulai Doa saat  putus asa, doa dan kekecewaan, kritik, prasangka, kepemimpinan, pentingnya uang, sampai nasihat singkat: hidup sesudah mati.

Dalam bukunya ini, kita akan diajak berpikir tentang bagaimana keterkaitan Islam dengan kehidupan  yang kita jalani, dan bagaimana agar kita terhubung dengan Al Quran. Dan membaca bukunya ini kita seperti sedang mendengar beliau saat berceramah, dengan gaya tutur beliau yang simple dan namun padat.

Jika mendengar ceramah beliau maka beliau selalu menjelaskan ayat Al Quran dari kata per kata, dan suatu kelebihan beliau dalam fokus kajian-kajian Al Quran, kita pun menemukannya di buku ini. Kata per kata ayat Al Quran dibahas tuntas oleh Ustadz Nouman Ali Khan.

Dalam bab “Kritik” misalnya, beliau menjelaskan bahwa, “menyembunyikan hal penting bukan berarti kita membantu mereka. membiarkan mereka berbuat salah lagi (yang sebenarnya bisa dicegah) juga tidak membantu mereka.”

Menurutnya lagi, “Kita harus terbiasa jujur dalam hubungan –terapkan kebenaran dalam hubungan kita—namun sekaligus menjaga sikap penuh kasih dan hormat. Menjaga kepedulian pada orang lain. Kepedulian saya pada ibu saya harus sama dengan diri sendiri.”


Nouman Ali menggambarkan ada yang ketika menikah kemudian kita menerima begitu saja padahal ia tidak suka. menyampaikan dengan baik, bukan berarti berteriak, “Aku tak mau Bu, Ibu tak mengerti aku!” Tawashi bil haqq tetap bersikap penuh kasih, kita harus tetap santun, tapi bukan berarti memendam kebenaran.

Tawaashi bil haqq dalam surat Al Asr sering kita butuh teman, meneleponnya, lalu ternyata kita perlu nomor telepon teman. Kalau butuh teman kalau perlu saja, itu bukan tawashii bil haq. Justru tawashi bil haqq adalah ketika kita telepon seseorang karena peduli. Bukan karena yang lain.

Dalam Al Quran surat Al Isra ayat 26 disebutkan bahwa, "Wa aatidzal qurbaa haqqohu wal miskiina wabnassabiili walaa tubadzir tabdziiro “ yang artinya: ‘Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.’

Misalnya, ada saudara yang tinggal di North Carolina yang menelepon dan berkata, “Begini, ada sedikit masalah. Bolehkah anak-anak tinggal denganmu beberapa minggu?” Tentu hal ini tidak nyaman karena kita sendiri juga punya keluarga yang harus diurus, lalu mereka bertanya, “Boleh kami menginap beberapa minggu?” Sebenarnya kita perlu mengerti, itu memang hak mereka. Rumah kita, rumah yang kita tempati, sebenarnya bukan rumah kita saja. Bila mereka butuh, sebagian rumah kita adalah rumah mereka juga, menurut Allah. Itu hak mereka dan harus kita berikan. Jangan bilang, “Oh yah, begini, kami sedang sibuk. Aku belum tahu bisa atau tidak. Aku punya nomor telepon hotel setempat.” Tidak, tidak, tidak! Kita harus bermurah hati. (hlm 86)


Tadzbir adalah tidak belanja berlebihan terus menerus, baik yang dibutuhkan maupun tidak, selalu, setiap waktu. Jika kebiasaan kalap belanja dan membabi buta itu dipupuk, hal ini tidak baik karena jika kita terus belanja, bagaimana kita bisa menafkahi keluarga? Atau apa yang bisa kita berikan kepada orang miskin, tunawisma atau musafir? Apa yang kita berikan?

Innalmubadziriina kaanuuu ikhwaanasyayaatin, wa kaanas syaituoonu lirobbihi kaafuuro artinya Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra: 27)

Anda perhatikan perilaku penggemar belanja, itu sebutan mereka, bukan? Penggemar belanja? Mereka terus-terusan berbelanja. Mereka terus membeli sepatu. Mereka terus membeli perangkat teknologi. Mereka terus menerus membeli apa saja. mereka terus beli, beli, dan beli. Mereka tidak pernah bahagia. Anak kita pun kita jadikan monster. Kita belikan satu video game, satu lagi, lagi, dan lagi. Koleksi mereka sangat banyak. Dia lihat, suka, beli.

Pokoknya beli. Dia tidak pikirkan akibatnya. Kita boleh suka sesuatu, tapi harus tahu batas. Kendalikan diri! Tidak semua yang kita sukai, harus kita miliki. Ketika berlebihan kita menjadi pemboros, saudara setan.

Begitupun dalam bab 'Doa'. Nouman Ali menulis, yang harus kita ingat saat berdoa adalah kita tidak berhak memerintah. Kedua, apapun yang kuminta ya Allah, bila ini baik untukku, berikanlah dan bila tidak, aku percaya pada keputusan-Mu. Seperti ketika Nabi Ayub sakit, beliau tidak meminta kesembuhan kepada Allah, tapi beliau berkata, “Ya Allah, tidak ada yang lebih pengasih, pengampun, dan lebih memperhatikan daripada Engkau. Sakitku tak akan menggoyahkan imanku, sakitku tak menggoyahkan keyakinanku.” (hlm 26)


Beliau pun memberi nasihat tentang bahaya mendengarkan musik. Maksud dari Ustadz Nouman Ali Khan adalah ketika musik sering isinya adalah perempuan menjadi objek. Selain itu biasanya dengan musik, yang mendengarnya akan terkuras waktunya. Jadilah music, TV, Youtube, Facebookk, Twitter jika berlama-lama memakainya, waktu kita akan terkuras. Maka biasakan hal yang baik dan cari teman yang baik.

Secara keseluruhan saya suka buku ini, bisa mencolling down perasaan baper, dan mengingatkan kita tentang bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Al Quran bukan saja kita baca, pahami, dan dengarkan, namun juga  hati yang terhubung dengan Al Quran. []


Judul buku: Revive Your Heart Terapi Al Quran untuk Menyucikan Hati
Karya: Nouman Ali Khan
Penerjemah: Rini Nurul Badariah
Cetakan: 1, April 2018
Penerbit: PT Mizania, Bandung
Tebal halaman: 176 halaman
ISBN: 978-602-418-175-8

1 comment

  1. Saya jadi penasaran banget dengan bab doa, ingin lebih tahu detailnya.

    ReplyDelete