Romansa Cinta Mif dan Fauzia dalam Novel Kambing dan Hujan - Mahfud Ikhwan

 

novel kambing hujan

Setelah sebelumnya menulis tentang sosok Ulid yang jenaka, dan lucu, sekarang kita beralih ke tulisan Mahfud Ikhwan yang lain, yaitu Novelnya berjudul "Kambing Hujan".

Baca juga: Review Buku Novel Ulid - Mahfud Ikhwan yang Menghibur 

Menarik sekali kisah romansa jelang pernikahan dan tahap yang harus dilalui tiap calon pengantin adalah restu orang tua. 

Tentang berbeda pemahaman/mazhab dan latar belakang orang tua yang tumbuh bersama sejak kecil, dan saat beranjak remaja sudah berbeda pemikiran. 

Awal mula cerita tentang romansa kisah Mif yang menyapa Fauzia ketika berada dalam sebuah bis. Tak menyangka pertemuan itu berlanjut dengan Mif yang mengirim tulisan untuk minta pendapat pada Fauzia (modus hihi).

Tak menyangka Fauzia berinisiatif untuk mengirimkan karya Mif itu ke surat kabar fan dimuat di sebuah koran nasional. 

Novel yang meraih pemenang sayembara Novel DKJ 2014 ini tentu mendapat sorotan karena jarang orang yang menyentuh ranah islam dan pergerakan dalam sebuah tulisannya. Untuk sebuah novel ini termasuk yang sangat luwes. 

Pernah beberapa tahun lalu ada yang menulis novel pergerakan juga menyoroti Liberalisasi di Indonesia tokoh utamanya KEMI. Sedangkan novel Kambing dan Hujan ini berhasil meraih simpati dan juga memiliki tulisan yang utuh karena ditulis dengan latar masa 50-an atau saat PKI ada di Indonesia, sehingga dapat mengkayakan pengetahuan sejarah juga. 


pembaca novel kambing hujan

Buku karangan Mahfud Ikhwan ini juga telah meraih cetakan ke-3 masuk pada bulan Januari 2023, dan secara resmi diterbitkan oleh Penerbit Bentang ini mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Hairus Salim menyebutnya sebuah roman yang bernilai sastrawi sekaligus dokumentasi sosial yang berharga. 

Yang menarik, buku ini tidak menampilkan kisah cinta yang berlebihan, tapi dalam porsi 'cukup'. Sisi romantisme tampil hanya di bab 1 saja, masuk bab 2 sudah masuk konflik yaitu saat Fauzia meminta izin kepada Ayahnya untuk dapat menikah dengan Mif, anak Centong Utara. 

Mat dan Is adalah pecinta ilmu dan dua sahabat yang selalu bersama. Is sering pinjam buku pada Mat, karena Is kekurangan secara ekonomi, namun Is juga tidak merasa sayang saat itu membeli beberapa kitab hasil dari upah menggembalanya. 

~Sepertinya mungkin jarang ya saat ini kita mendengar tentang anak yang rela mengumpulkan uangnya pribadi untuk membeli kitab atau buku sekolah. Seringnya mungkin membeli barang untuk game online, ups.

Jika digambarkan Mif aliran Muhammadiyah, sedangkan Fauzia aliran NU. 

Ayah Fauzia adalah Pak Fauzan alias a.k.a Moek, sementara Miftah, ayahnya adalah Pak Kandar a.k.a Is.

*

sinopsis novel kambing dan hujan

Kambing bernama Indonesia itu memang rupawan. Sayang, kakinya pincang. Itulah Indonesia. Kaki bagian belakangnya kecil sebelah. Itu terjadi karena tak lama setelah lahir, Indonesia (yang saat itu belum diberi nama) jatuh dari tebing. Salah satu kakinya terkilir, dan tak pernah pulih. Namun, agar lebih cocok dengan namanya, Mat mengarang cerita untuk dirinya sendiri, lalu untuk Is, kemudian untuk teman-temannya: kambing kecil malang bernama Indonesia itu pincang karena ditembak Jepang-tolong tak usah dipikir soal bahwa Jepang sudah pergi dari Jawa hampir dua puluh tahun sebelum si cempe itu lahir. Meskipun pincang, Indonesia larinya kencang. Karena kepincangannya, lari Indonesia jadi lucu, walau kadang kala juga membuat haru. Oleh karena itu, Mat sangat menyayanginya. Ketika berangkat ke padang gembalaan, Mat sering menggendong Indonesia. Dan, Mat hampir terus menggendongnya saat hendak berangkat ke pesantren.

*

Mif mengejutkan karena datang pada saat wisuda Fauzia. Bisa dikatakan kebetulan yang memang disengaja: ingin bertemu calon mertua. 

Hal yang mengejutkan pula ada di tengah-tengah halaman ketika ayah Fauziah yang merasa bersalah pada Is. Bagaimana kisah selanjutnya? Selamat menyelami membaca dalam kisah romantisme cinta Mif dan Fauzia. 

No comments