Membangun Negeri Lewat Nge-Blog


Saat matahari baru menampakkan sinarnya, saya bertolak ke Bandung untuk mengikuti acara di Hotel Holiday Inn jalan Djunjunan Pasteur Bandung, 22 Agustus 2017. Telah berkumpul para blogger bandung untuk mengikuti acara dari Kominfo, 72 Tahun Memperkokoh Kebhinekaan dalam Membangun Negeri.

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo, Hening Widiatmoko, MA. Beliau mengungkapkan bahwa kemajuan TIK di Indonesia, TIK paling banyak banyak yaitu di Jawa Barat. Selain itu, beliau menjelaskan bahwa Blogger memiliki peran penting berkontribusi untuk negara. Dan mengingatkan bahwa, ada etika dalam mengisi dunia maya, dan upaya-upaya berlanjut pembinaan, tak bisa berlanjut tanpa bimbingan.

"Jadi, kebebasan dunia maya dibatasi oleh etika. Jangan sampai ada lagi postingan yang karyanya ternyata plagiarisme," ujar Pak Widiatmoko.


Kemudian acara resmi dibuka oleh Dirjen Informasi dan Teknologi, Ibu Rosalita Niken Widiastuti. Beliau menjelaskan tentang informasi-informasi negatif yang berseliweran, serta tak sedikit informasi positif, tapi tenggelam dengan hoax, fitnah, pemutarbalikan fakta, caci maki, dan sebagainya.

"Dan secara tidak sadar, 90% kita memviralkan informasi-informasi tersebut, dan tak sadar atau khawatir jika ternyata malah menyebarkan informasi palsu. Terkadang masyarakat juga mudah tersulut emosi oleh pemberitaan-pemberitaan dengan cepat. Padahal yang menulis 10%. Maka 10% informasi negatif kita balik dengan menulis 10% informasi yang positif. Karena ternyata ada mereka ini yang memanfaatkan informasi-informasi negatif untuk mendulang keuntungan, sehingga dari tulisan hoax meraup keuntungan sampai 600 juta." papar Ibu Dirjen Informasi dan Teknologi ini.
Ibu Ros menjelaskan bahwa pada tahun 2016, Kominfo telah menutup 800.000 situs berupa web, blog, portal yang bertentangan dengan undang-undang, yakni situs-situs pornografi, penipuan, serta ujaran provokasi, ujaran kebencian terhadap pemimpin, suku, RAS, dan sebagainya.
Beliau juga menjelaskan bahwa sebagai blogger tentu sebaiknya tidak meninggalkan jejak baik dalam media sosial maupun media.  Seperti banyaknya informasi negatif bisa kita lawan dengan positif. Selain itu temu blogger bisa mengisi ruang sosial harapan besar pada blogger menggugah rasa nasionalisme, rasa kebangsaan, bahwa indonesia tercipta beragam.

"Kita bisa belajar dari Founding fathers mempertaruhkan nyawa untuk indonesia, perbedaan sudah disatukan dengan bhineka tunggal ika, UUD 1945. Kami baru baru ini telah menutup ratusan ribu telegram yang kontennya berisi radikalisme, terorisme, mengajak anak remaja untuk menjadi teroris. kemudian ada langkah mencuci otak anak muda, mereka dipandu merakit bom, siapa jadi target, dan sebagainya. Hal ini tentu sangat membahayakan," ujar ibu Ros.

Ibu Ros juga memaparkan seorang tokoh Ryan Holiday, dalam tulisannya Trust Me I’m Lying: Confessions of A Media Manipulator Percayalah Saya Sedang Berbohong. "Ryan adalah penulis hoax. Jadi setiap bangun pagi dia berpikir apa yang akan saya fitnah hari ini. Hal itu terjadi bertahun-tahun, dan dalam satu titik, ia mengalami kejenuhan dan mulai menulis. Kebohongan tentu membuatnya gelisah akhirnya."

Diskusi pun dimulai dimoderatori oleh Asep Sumana, M.Si diisi oleh Prof. Karim Suryadi, guru besar (prof) Komunikasi Politik pada FPIPS Dekan Fakultas Pendidikan dan IPS UPI 2010-2016. Beliau menjelaskan tentang isu keberagaman.

"Bila ingin menguasai dunia, maka salah satunya kuasailah dunia maya," ujar Prof. Karim. Selain itu beliau mengungkapkan tentang kebinekaan dan teringat dengan karya sastra milik Kahlil Gibran berjudul Dawai-dawai Perkawinan, yang digubah menjadi Dawai-dawai keragaman.
"Tahun 2017 sebagai perayaan kebhinekaan, baru merupakan entri point yang bagus. Keberagaman dengan cara memandang Indonesia, tentunya kepekaan kultural. Isu keragaman harus kita lihat. Radikal berasal dari kata radiks yaitu akar. Sehingga radiks berarti berpikir pada akar sesungguhnya. Apa penyebab terjadinya berbagai tudingan. Sehingga kita lihat gejalanya, bukan akarnya."
Beliau juga menganalogikan tentang perbedaan kuda dan manusia dalam merespon lingkungan. "Jika kuda merespon perubahan lingkungan dengan perubahan anatomi tubuh, maka manusia merespon lingkungan dengan kebudayaan-kebudayaan sekitar," ungkap guru besar Komunikasi Politik FPIPS ini.
"Sehingga kita berbeda-beda secara budaya. Secara alamiah tentu berbeda. Jika budaya sama itu hanya kebetulan saja. Secara fisik saja kita berbeda. Pun dengan budaya kita berbeda-beda. Sehingga jika dalam aktivitas komunikasi tidak bisa ditarik lagi, hal-hal yang telah diucapkan. Sehingga saat ada klarifikasi, menjadi sia-sia. Ibarat gelas retak tidak bisa diperbaiki." ungkapnya lagi.
Prof Karim juga pernah mengadakan penelitian terhadap 875 mahasiswa kota Bandung yang kebanyakan adalah pengguna Blogger dan sosial media. Bahwa seberapa setia terhadap blog. Tidak ada yang bergeser akan sejauh mahasiswa mempercayainya.

Responden menyatakan bahwa suatu blog baru bisa dipercaya jika:
  1. Didukung fakta yang mereka tahu 
  2. Mereka pun melacak tulisan-tulisan sebelumnya. 
Dalam teori komunikasi, hal ini adalah terdapat komprehensif dan adanya koherensi. Jadi kebebasan dalam dunia maya merupakan peluang, tantangan, sekaligus ancaman.



Diskusi berlanjut dengan materi kedua oleh Enda Nasution, Bapak Blogger Indonesia. Beliau banyak memaparkan pengalamannya ngeblog sejak tahun 2001, dan menjelaskan tentang asal mula blog yang ditemukan oleh John Barger ini adalah adalah seorang blogger asal negeri Amerika Serikat dan menyingkatnya dengan blog.
Tips Menulis di Blog dari Enda Nasution, yakni: Gunakanlah piramid terbalik (conclusion, explanation, details), Tulislah 20 alternatif judul, Selain itu orang tidak membaca tapi men-scan (gunakan bullet point dan gunakan bold dan italic), serta gunakan link untuk sebagai referensi ke halaman web lainnya.
Dulu beliau memprediksi bahwa tahun 2008, semua orang akan memiliki blog. Namun prediksi itu salah karena ketika tahun 2009, mulai muncul Facebook dan jejaring sosial media lainnya yang membuat orang beramai-ramai menulis.

Dan blog merupakan bagian bentuk sosial media. Konten creator di dunia ini hanya 15% dari populasi yang menulis secara original. Dan saat ini dikenal banyak insan blogger yang menamakan dirinya Travel Blogger, Beauty Blogger, dan sebagainya.

Acara pun ditutup dengan baik oleh Pak Asep. Sebelum ditutup diumumkanlah pemenang 3 besar lomba blog, dan dijurikan oleh Enda Nasution. Juaranya keren-keren! Juara 3 Teh Ima, Juara 2 Bang Aswi dan juara 1.
Dalam menulis selama setengah jam, dapet pengalaman berharga saat ikut lomba menulis blog, bahwa yang dilihat untuk memenuhi kriteria biasanya 1) tampilan blog, 2) gambar yang mendukung harus bagus, dan 3) harus ada pemikiran orisinalitas penulis dalam event tersebut. Misal juara 1 mengibaratkan negeri ini adalah puzzle-puzzle yang tercecer. 
Terlepas dari itu sangat senang karena bisa ketemu sama teman-teman baru dan juga dapat pengalaman mengesankan selama mengikuti acara. Terima kasih Keminfo!

#odop
#odop22
#bloggermuslimah

2 comments

  1. Noted tips menulis blognya.

    Acaranya rame banget, ilmu yang didapet juga buanyak ya..

    ReplyDelete
  2. Semoga kita semua termasuk generasi melek teknologi dan ikut membangun negeri melalui ngeblog. Aamiin

    ReplyDelete