Deteksi Dini Mencegah Kanker Payudara


Masih teringat jelas ketika saya memiliki benjolan di ketiak, hal tersebut membuat saya takut. Kemudian saya mengambil keputusan untuk operasi melihat apakah benjolan tersebut. Dokter menduga itu adalah tumor jinak fam mamae. Setelah menunggu hasil BIOPSI dan bayar sekitar Rp 600.000 alhamdulillah hasil Patologi Anatominya yaitu negatif dan tidak ditemukan sel tumor ganas. Kesimpulannya mammae aberrant a/r axilla dextra.

Baca Juga: pengalaman operasi benjolan di ketiak

Saat di ruang operasi dulu, saya ditempatkan bersama dengan orang yang memiliki benjolan juga. Karena menunggu giliran begitu lama, akhirnya kami pun mengobrol. Teman di sebelah saya itu masih mahasiswi dan ada benjolan di payudara. Benjolannya mau diambil dan dipastikan apa itu. Dia juga bercerita bahwa dia masih kuliah semester 3 dan teman di kelasnya sudah 4 orang mengalami hal yang sama. MasyaAllah.

Nah, apakah tumor bisa menjadi kanker payudara? Bagaimana pencegahan kanker payudara sejak dini? Yuk simak selengkapnya.

Jumlah kanker payudara terbesar ada di Jawa Tengah, Jawa Timur (diambil dari acara Dokter Oz)

Kanker payudara merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah kanker leher Rahim. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya pun mengikuti beberapa seminar tentang kanker untuk mendapatkan pencerahan. Alhamdulillah jadi tergambar lebih jelas.

Sebagai seorang perempuan tentu kita harus lebih menyadari perubahan bentuk dalam tubuh kita sendiri. Jangan sampai mengabaikan atau menganggapnya itu bukan apa-apa sebelum membesar.

Mengenai Kanker payudara sendiri, dari AIMI Jabar memaparkan bahwa ibu yang tidak menyusui memiliki risiko tinggi terhadap kanker payudara.

dr. Walta Gautama, Sp. B (K) Onk, Kepala Operasi Dokter Spesialis Bedah Onkologi dalam acara Oz menjelaskan bahwa penting bagi setiap perempuan untuk SADARI (periksa payudara sendiri). SADARI boleh dilakukan ketika payudara sudah tumbuh.

Cara melakukan SADARI yakni “Seluruh batas payudara harus teraba. Tahu batas payudara. Yakni kalau kita raba tulang di dada, 2 jari ke bawah itu batas atas payudara, ada garis batas tengah, lalu ada garis lingkar payudara, dan batas luarnya pertengahan dari garis ketiak. Nah itu sering kelewat tidak dianggap garis batas payudara. Itulah yang diperiksa, bukan yang keluar saja.” tambah Dokter Walta lagi.



Anjuran WHO harus konfirmasi untuk memeriksa payudara setiap 3 tahun sekali. Kalau kata dokter perlu USG. USG 3 tahun sekali sampai dia berumur 40 tahun. Kalau sudah 40 tahun, dia yakin dilakukan USG dan mamografi.”

Penting melakukan deteksi dini, deteksi dini berarti sudah ada keluhan, benjolan, lalu memeriksakan ke dokter. Sementara screening dia gak ada rasa apa-apa, tapi dia memeriksa. Meski tanpa keluhan, lalu memeriksakan ke dokter. Screening dilakukan setiap hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah haid hari pertama setiap bulan.

Tidak semua benjolan berarti kanker 

Menurut Dokter Walta, jarang terjadi kanker payudara pada usia muda. “Tidak semua benjolan itu kanker. 9 dari 10 benjolan ternyata bukan kanker.” Jadi hanya 10% yang kanker. Jadi gak usah takut sebenarnya.

Menurut Dokter Walta  lagi, benjolannya bisa dibedakan karena pada hari ke-7 setelah haid, sampai hari ke-10, hormon sedang rendah. Gambaran payudara pada saat itu tidak padat, sehingga mudah untuk si wanita untuk memeriksakan.”

Beda tumor jinak dan tumor ganas 

Dokter Walta mengungkapkan bahwa, “Bedanya kalau tumor jinak dan ganas yakni tumor jinak pinggirannya licin, permukaan rata, lalu mudah digerakkan. Sedangkan kalau ganas permukaannya tidak rata (berbenjol-benjol). Selain itu, kita tidak bisa membedakan pinggirannya sebelah mana, antara mana batas payudara yang normal, dan mana yang bukan benjolan, karena mereka jadi satu. Seperti gak halus dan biasanya menempel di kulit. Susah digerakkan. Kalau sudah menempel di otot susah digerakkan.”


“Kalau yang jinak biasanya kenyal, kalau yang ganas biasanya keras (dapat),” tambahnya lagi.

Pernah saya pun menyimak sebuah seminar yakni Sehat Tanpa Kanker, bahwa “Tumor jinak sendiri pertumbuhannya lambat dan benjolan semakin lama semakin membesar. Sedangkan tumor ganas merupakan tumor yang pertumbuhannya cepat, serta sampai berakibat fatal yakni kematian. Pada pasien tumor ganas mungkin terasa aneh karena baru terdeteksi sebulan namun begitu cepat penyebarannya. Maka perlu waspada karena 70% pasien kanker meninggal di Negara berkembang, dan kanker bisa mengenai seluruh organ seperti paru sampai ke organ mata,” tutur Dokter Anita.

Benjolan di payudara pengaruh dari Gaya hidup?

Banyak yang menghubungkan benjolan dengan gaya hidup. Menurut Dokter Walta bahwa, "Benjolan di payudara adalah konsumsi lemak yang berlebihan yang dapat memicu terjadinya tumor jinak."

Lalu pertanyaannya, "Apa dia bisa menjadi kanker?"
“Sebenarnya, gak ada tumor jinak pun, bisa menjadi kanker, ” kata dokter Walta. (pasien bisa langsung divonis kanker, tanpa mengalami tumor jinak sebelumnya pun bisa).

“Bahwa tumor jinak bisa menjadi kanker, iya, tapi angkanya juga tidak besar. Jadi kadang orang berpikiran kamu punya tumor jinak nanti jadi kanker belum tentu. Tergantung dari asalnya. Tumor jinak yang mampu tumbuh inilah yang sewaktu-waktu bisa menjadi kanker."

Sementara tumor jinak terbagi menjadi 2, ada yang tidak tumbuh dan ada yang tumbuh.

Kemudian dilakukanlah penelitian untuk membahas kenapa orang beranggapan tumor jinak menjadi kanker?  Ternyata kurang lebih 10%. Dilakukan penelitian kepada orang-orang yang punya riwayat tumor jinak, kira-kira 20/30 tahun yang lalu kemudian diikuti. Setelah 20/30 tahun yang lalu,  misalnya ada 1000 orang yang operasi tumor jinak. Setelah 20-30 tahun kemudian dilihat, berapa yang berubah menjadi tumor ganas?

Ternyata 10% dan diteliti ulang di bawah mikroskop, apa bedanya yang tumor jinak tapi tetap dia jinak sama orang yang menjadi kanker?
Ternyata tumor jinak yang menjadi kanker itu adalah yang punya kemampuan pro-literative (ada faktor lain di tumor jinaknya).

Sehingga mengapa benjolan penting untuk operasi? Karena dengan operasi jadi kita tahu bahwa tumor jinak kamu punya kemampuan proliterative (untuk tumbuh) gak. “Yang mampu tumbuh ini yang bahaya karena punya kemampuan pro-literative. Dia harus rutin memeriksakan payudaranya, harus rajin USG, dan terapi ini dilakukan rutin. Orang-orang inilah yang punya risiko.”


“Tumor jinak yang memiliki risiko menjadi kanker memerlukan perlakuan khusus. Dia harus rutin memeriksakan payudaranya, harus rajin USG, dan terapi ini dilakukan rutin.”

Untuk itu penting mencegah kanker sejak dini. Udah tahu kan sekarang tentang deteksi dini, SADARI (periksa payudara sendiri), dan sekarang udah tahu bedanya tumor jinak dan tumor ganas.

Penggunaan BH berkawat apa berpengaruh menjadi kanker? Jawabannya tidak. Dari program Dokter Oz dijabarkan bahwa itu adalah mitos. Oya just info, Wacoal juga ikut mendukung bulan Kanker Payudara dengan menyediakan kotak donasi di Toko Wacoal. Sehat-sehat selalu, ya! Wanita sehat tanpa kanker. 


*Tulisan ini diikutkan pada “Breast Cancer Blogger Perempuan Movement, in Collaboration with Wacoal"

18 comments

  1. Sehat tanpa kanker dambaan setiap orang. Namun begitu tidak ada yang gratis ya. Kita harus mempertahankan pola hidup sehat yang jujur saja itu tidak mudah.

    ReplyDelete
  2. Semakin sering mendengar penderita kanker payudara. Memang harus sering² periksa diri sendiri, ya.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih infonya. Kanker termasuk penyakit yang jadi momok banyak wanita. Harus rajin deteksi sendiri dgn konsep sadari

    ReplyDelete
  4. Kanker payudara ini silent killer ya Mba
    Semoga ALLAH senantiasa lindungi kita semua, aamiin aamiiin ya robbal alamiiin
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  5. Selama ini baru SADARI saja,belum pernah USG dan Mamo. Penginnya sih tahun depan mau periksa, apalagi sudah umur 40 th ke atas. Semoga kita semua selalu sehat2 ya.

    ReplyDelete
  6. Mengenali payudara dan melakukan pemeriksaan sendiri sangat penting dilakukan oeh semua perempuan ya. Kita tidak tahu kapan sel-sel itu bermutasi menjadi kanker.
    Semoga semua perempuan terhindar dari kanker dengan menjaga pola hidup sehat.

    ReplyDelete
  7. ngeri yah...harus mulai sering periksa payudara dari sekarang

    ReplyDelete
  8. setelah org kntor ada yang meninggal karena kanker saya jadi lbh aware sama kesehatan mbakkk

    makasih udah mengingatkan kembali buat sering cek cek

    ReplyDelete
  9. Serem kalau baca kisah2 cancer survivor, ya Allah. Semoga kita terhindar dari penyakit seperti ini. Dan memang harus punya kesadaran tinggi ya untuk hidup sehat dan rajin melakukan pemeriksaan mandiri dan rutin juga cek ke dokter secara berkala.

    ReplyDelete
  10. MashaAllah.. semoga melalui tulisan ini banyak masyarakat Indonesia khususnya kaum hawa untuk semakin aware terhadap kesehatan payudaranya sendiri.. dengan senantiasa melakukan sadari serta rutin melakukan pemeriksaan ke pusat layanan kesehatan yang menyediakan layanan khusus untuk kesehatan payudara ya mbak

    ReplyDelete
  11. Mendeteksi kanker sejak dini itu sangat penting banget ya. Apa lagi penyakit ini sangat rentan terjadi pada semua wanita.
    Semoga setiap tahun semakin kecil angka wanita yang terkena penyakit ini. Amin :)

    ReplyDelete
  12. Terima kasih sharingnya mba. Saya jujur masih malas SADARI. karena takut sama kenyataan misal nemu yg aneh2. Padahal seharusnya malah dicek sebelum tau nanti2 kan yaa.

    Btw tentang bh kawat ini apakah juga masuk di mitos yg kalau malam pake bh kawat nanti jadi kanker?

    ReplyDelete
  13. Deteksi dini kanker payudara memang menjadi penting agar bisa mencegah dan melakukan perawatan yang intensif. Bicara soal SADARI, saya rutin lakukan ini mbak karena beberapa keluarga sudah terdeteksi Her2+ ini.

    ReplyDelete
  14. SaDaRi penting banget mba.. saya pun terbantu deteksi Dini dengan sadari. Dan banyak swkali mitos yang beredar di masyarakat ya. Yang pasti harus hidup sehat. Kemarin di Seminar Kanker di kemlu ada Dr. Walta juga

    ReplyDelete
  15. Kwbetulan aku punya teman penyintas kanker payudara jadi tau banget perjuangannya kayak apa huhu emang deteksi dini itu penting sih ya

    ReplyDelete
  16. Karena kanker payudara ini termasuk penyakit mematikan nomor 2 selain kanker serviks yang rentan menyerang kaum perempuan jadi seharusnya kita memang lebih waspada ya Mbak. Setidaknya waspada dengan cara rutin melakukan deteksi dini baik itu dengan cara SADARI maupun SADANIS.

    ReplyDelete
  17. Ya Alalh mbak, aku jadi ingat temenku yang juga kena kanker payudara, Alhamdulillah sekarnag sudah bisa beraktivitas seperti biasa, tapi tetap gak boleh capek. Edukasi ttg sadari ini penting banget mbak, agar dapat mencegah kanker PD

    ReplyDelete
  18. Para wanita harus cek sendiri ini,biar bisa terhindar dari kanker payudara

    ReplyDelete