Refleksi: Tahun 2020 Ibarat Roller Coaster

Cintai diri sebelum mencintai orang lain


Setiap orang mengalami tahun ini, tahun yang berat karena sebuah virus yang menimpa seluruh negeri. Atas kuasa-Nya, segala rencana batal. Setiap gerak sudut kota desa terhenti beberapa saat. Tepat saat dekat dengan bulan Ramadhan kala itu, Ramadhan terasa berbeda, dan yang paling menyakitkan harus jauh dari Masjid. 

Lebaran pun dinikmati dalam rumah masing-masing, tanpa shalat ied di lapangan. Dan bersilaturahim pun terbatas, jangan sampai berkerumun dan berkumpul dengan banyak orang. 

Geliat sekolah dan perkuliahan jangan ditanya. Aska perpisahan dengan teman-teman TK nya pun dengan standard protocol kesehatan memakai masker.

Saat diterima di sekolah Kuttab Al Fatih, saat itu juga sudah sebulan suami saya mengalami PHK. Melewati masa-masa sulit ini karena melihat suami ada di rumah, Allah Swt. gerakkan ia untuk berbisnis. Memulai bisnis menjual barang bersih-bersih rumah. Selain itu juga tambahan dengan berjualan selai Goldenfil. 

Pemerintah juga membuka peluang untuk membantu UMKM. Setelah membuat nomor UKM, dan syarat-syarat lainnya. Saya pun mengajukan juga, untuk membantu suami. Qadarullah Alhamdulillah dapat juga. 

Alhamdulillah tahun 2020 ini, saya juga belajar seperti Aska. Saya jadi tahu urutan surah juz 30 akhir yang biasanya saya kesulitan. Ini…. Saya bisa belajar juga. 

Kadang merasa malu dan stress (teringat scene Dayang Choi yang menangis di tengah hutan hahaha) karena sudah mengurusi domestik rumah, juga harus menemani Aska belajar. tapi ini pilihan saya dan suami, jadi saya kembali meluruskan niat. Terimakasih Allah.

Melihat suami beberapa bulan di rumah, dan saya juga. Kami jadi menggemuk bersama. Haha. 

Pada suatu malam, ketika shalat Tahajud aku berdoa dan memohon kepada Allah Swt. agar suami saya dapat bekerja. Saat itu yang terpikir tidak apa-apa jadi sopir juga, Ya Allah. Tak menyangka doa tersebut terkabul, namun membuat saya bersedih karena terpisah oleh suami sementara waktu.

Kadang sehari dua hari, 3 malam ditinggal, pernah paling lama seminggu. Rasa cemas, khawatir saya alami. 

Saya juga mulai begadang karena ada project menulis novel  setiap hari setor maksimal jam 24.00. Atas tumpukan pikiran dan pekerjaan akhirnya saya jadi tak teratur dalam gaya hidup. Sampai suatu malam saya bangun tidur dan merasa sesak. 

Baca juga: Cerita Asam Lambung Naik

Dari situ saya mulai ingin mengubah gaya hidup begadang dan mengelola stress saya. Yang paling mencemaskan saya saat suami pergi lama dari rumah. Entah mengapa karena memang Ayah saya selalu ada di rumah (karena bekerja wiraswasta) membuat saya terbiasa sosok Ayah ada di rumah. Maka ketika suami tidak ada di rumah, membuat saya kehilangan. Maaf ya Allah kalau jadi bergantung gini. Semoga bisa mengelola perasaan ini karena semua saya serahkan kepada Allah Swt. 

Dan sehabis kemarin baru sekali dari Pantai Anyer, saya merasa senang karena suami saya ada di rumah. Hal yang tak bisa diukur dengan apapun kebahagiaannya. Cuma naik motor aja diajak jalan-jalan aja udah seneng. Gak terasa momen akhir tahun ini, (dari rasa seneng itu) ide-ide untuk menulis bermunculan, dan tak terbendung. 

Semoga Allah Swt. membuka pintu rezeki pak suami dari arah tak disangka-sangka, yang terbaik menurut Allah. Aamiin 

Di tahun 2020 ini juga ibarat roaler coaster karena melihat berbagai ujian yang Allah beri dan bisa kami lalui Alhamdulillah.

Baca juga: Anak Kejang Demam, Rawat Inap di RS

Sedih kalau ingat saat itu. Dan Alhamdulillah akhirnya sekarang sudah melalui rawat jalan ke RS Advent. Banyak juga perubahan Adzki yang bisa saya lihat, dan Mama juga lihat. Mama juga nyeletuk, “Ingat waktu dulu Adzki takut banget liat air gak mau mandi. Sekarang mah gak.” 

Alhamdulillah 

Adzki kemarin juga seneng main air di Pantai. Cuma yang susah tetep kalau pakai baju susahnya minta ampun harus lari-lari dulu. Ngomong juga udah lancar lumayan, dan anaknya aktif lincah gak mau diem kalau di mobil ke tengah, ke belakang. Hehe. 

Tahun 2020 ibarat roaler coaster. Allah mengingatkan untuk saya pribadi bahwa kita tidak berkuasa atas apapun selain berikhtiar, untuk tetap berharap pada-Nya.

"Harapan satu satunya yang membuatku bertahan hidup." -Gokce

Terima kasih telah membuatku belajar tahun spesial karena kadang cemas, gugup, dan senyum menghadapi dunia yang baiknya digenggam tangan, tidak menjadikannya dalam hati.



No comments