'Ruang' Media Sosial dan Attitude



Sering mendengar kan, ada anak yang mengata-ngatai jelek kepada orang tuanya di media sosial. Selain itu mungkin pernah dari kita misalnya yang pernah masalah pribadi di sosmed, sehingga hal tersebut tersebar ke khalayak umum. 

Nah, itu merupakan satu kasus. Di sisi lain hal yang menjadi keresahan ibu zaman now yakni anak yang gak memiliki akhlak, gak hormat kepada kedua orang tua, nggak memiliki teladan yang baik, gak punya panutan yang baik. Terlebih tidak bersikap baik di sosmed pun harus menjadi arahan orang tua. 

Yang menjadi keresahan juga adalah anak senang game daripada baca buku. Anak senang buka sosmed daripada baca buku. Anak betah lama lama dengan TV tapi gak dengan buku. Jadi waktunya tidak produktif. Sayang, kan. Berapa jam ibu atau ayah mengizinkan anak manteng dengan gadget? Atau jangan-jangan ibu atau ayah pun kecanduan gadget? 

Dari buku “Mendidik Anak di Era Digital” karya Yee Jin Shin bahwa kecanduan perangkat digital berbeda-beda berdasarkan jenis kelamin. “Pertama, anak laki-laki sangat menyukai Game Online. Tingkat kemungkinan anak perempuan kecanduan game online relatif rendah, tetapi mereka mengalami tingkat ketergantungan yang sangat parah terhadap media sosial jika dibandingkan dengan anak laki-laki. Mereka cenderung ingin mengukuhkan nilai diri mereka sendiri dengan berbagi informasi di internet.”

Baca juga: Anak-anak Digital

Generasi zaman now sering multitasking, diantaranya misal senang pakai headset denger musik, (sambil) jalan pegang hp, sekalian buka sosmed atau main game.

Kalau saya karena hidup di zaman generasi Z yakni generasi 90-an, sering saat menulis tidak hanya berhenti di satu pekerjaan saja, tapi ditemani menjadi dua pekerjaan.

Bagi saya, menulis pun tidak bisa menulis saja. Terkadang suasana yang mendukung, menenangkan diri baru bisa fokus menulis. Makanya saat menulis Sembari mendengar lagu. Itu menenangkan suasana.

Kalau dulu saat mahasiswa tingkat akhir, pekerjaan menulis atau yang kejar deadline bisa lebih menyenangkan sembari mendengar musik atau nonton film korea. Tapi ingat, jangan sampai mengganggu orang lain terutama suara musik yang besar. Itu mengganggu, ya. 

Di rumah pun seringnya hadir namun terjadi pertemuan tanpa makna. Hadir tapi tak hadir. Semua anggota keluarga pegang HP masing masing. Sering teralihkan lama atau sebentar. Aktif di grup tertawa tiwi, anak juga anteng dengan games atau sosmed.

Lalu bagaimana dengan keresahan ibu zaman now saat anak asik dengan media sosial dan sering terjadi kesenjangan dan hormat pada yang tua?

Sering mendengar kan, ada anak yang mengata-ngatai jelek kepada orang tuanya di media sosial. Selain itu ada emak-emak misalnya yang curhat masalah pribadi di sosmed, sehingga hal tersebut  membuka aibnya sendiri ke khalayak umum.

Berarti dalam hal ini ada yang tidak selesai. Komunikasi harus dioptimalkan. Jangan sampai hal-hal pribadi dan masalah pribadi naik menjadi masalah umum karena media sosial adalah tempat yang luas dan alih-alih menjadi bumerang bagi kita. Ada hal-hal yang jangan diungkap ke umum. 

Kalau punya masalah yaa lebih baik dituntaskan di dunia nyata. 

Sering media sosial juga menjadi 'nyampah' karena comment-comment negatif, nada menghujat dan tak jarang menyikut ke SARA akhirnya. Selain itu, bertengkar di sosmed karena pilihan pilpres yang berbeda sehingga yang jadi teman pun bisa jadi lawan. Kalau begini kan, ngeri. He...

Yuk saling menghargai satu sama lain....
Yuk bijak menggunakan sosial media....

#bloggerperempuan
#BPN30DayChallenge2018
#hari5

No comments